B
erawal dari Caca, anak malang yang gak ingat kenapa dia bisa hidup di panti asuhan. Saat itu Caca adalah anak yang pendiam, dia sering berlari gak jelas sampai akhirnya terjatuh tiap harinya. Telapak tangannya bahkan penuh luka baret yang gak kunjung sembuh. Gak hanya itu, Caca benci gelap hingga dia harus tertidur terpisah dengan teman pantinya. Dia selalu tidur sendiri di kamar luas dengan lampu yang sangat terang.
3 bulan kemudian, Haechan datang ke panti asuhan tersebut dengan kondisi memprihatinkan dimana tubuhnya penuh luka lebam. Di usianya yang baru 5 tahun tersebut, Haechan hidup dengan memori kelam dimana ayahnya selalu memukulinya.
Siang itu awan mendung sekali bahkan matahari menghilang begitu saja, rasanya malam akan segera hadir. Caca ketakutan dan buru-buru lari meninggalkan lapangan.
Bruuuukkkkk
"Aaaaakkkkk" Lagi-lagi Caca terjatuh.
Caca yang melihat lutut dan tangannya yang lecet itu pun menangis. Ditambah hujan yang mulai turun itu bikin lukanya jadi perih.
"Kamu gapapa?" Tanya seseorang yang membuat Caca berhenti.
"Hskhskhskhsk" Caca hanya terdiam menahan tangisannya.
"Kata bunda gak boleh nangis, kalo nangis nanti tambah sakit" Haechan yang masih bocah itu emang udah pintar bicara.
"Bbunda siapa?" Tanya Caca.
"Bunda aku dong" Katanya sambil tersenyum manis.
"Kalo punya bunda, kenapa kamu disini?" Caca emang polos.
"Bunda aku disanaa.." Tunjuk Haechan ke langit.
"Hu-hujan?" Haechan menarik tangan Caca dan membawanya berlari untuk berteduh.
"Hahahaha hujannn!!!" Teriak Haechan ketika hujan terlanjur deras dan membasahi kedua anak itu.
"Hahahaha" Caca tiba-tiba ikut tertawa.
Keduanya berteduh di teras belakang panti. Baju mereka basah kunyup dan Caca udah mulai menggigil. Meskipun singkat, entah kenapa Caca dan Haechan merasa saling menemukan kali itu.
"HAECHAANNNNN!!! CACA!!!! Aduhhhh kalian kok hujan-hujanan sih!" Teriak Ibu panti yang langsung membawa mereka masuk ke dalam.
Sejak hari itu, Haechan dan Caca jadi teman bermain. Caca beruntung karena kali ini dia gak tidur sendiri lagi. Haechan selalu menemaninya bahkan merawatnya seperti kakaknya sendiri. Kedatangan Haechan benar-benar membuat Caca berubah, dia jarang menangis dan mulai terbiasa sama yang namanya gelap. Bahkan dia gak pernah jatuh lagi.
Selama 10 tahun mereka hidup bersama di panti asuhan. Beberapa kali ada yang bersedia mengadopsi, tapi diantara mereka selalu menolak. Terutama Haechan, dia gak mau kembali hidup di suatu keluarga. Sedangkan Caca malah takut. Dia takut kalo harus berpisah dengan Haechan dan dia juga takut gak menemukan orang yang seperti Haechan.
Tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya datang ke panti asuhan berniat mengadopsi Haechan. Bukan mengadopsi, tapi mengambil kembali anaknya yang saat itu sengaja dia buang ke panti. Haechan yang tau itu adalah ayahnya langsung menolak ajakan ayahnya. Dia bahkan gak menganggap kalo dirinya punya ayah.
"Chan... kenapa gak lo terima ajakan ayah lo?" Tanya Caca pelan-pelan.
"CA! Berapa kali gue harus bilang?! Gue benci dia!!! Jangan sekali-kali sebut dia ayah gue" Teriak Haechan.
Caca tahu, meskipun Haechan benci ayahnya tapi Haechan tetep menganggapnya ayah.
"Maaf chan... Tapi kita harus pergi dari sini.. Kasian ibu, pengeluaran dia tambah besar karena kita yang udah idup bertahun-tahun disini"
"Gue juga rencana mau pergi..." Lanjutnya.
"Lo mau pergi kemana?! Kita masih anak smp Ca! Ibu juga gak akan biarin kita pergi"
"Iya emang, ibu gak akan kasih ijin. Tapi jujur gue gak enak Chan! Kalo pun gue gak pergi, gue harus cari kerja... apapun itu"
Haechan sebenernya sadar kalo keberadaan dia di panti udah jadi beban buat ibu. Tingkahnya yang bandel itu kadang bikin ibu pusing. Sedangkan Caca merasa bersalah, berkali-kali dia menolak tawaran adopsi tanpa paham posisi ibu.
Namun Haechan tiba-tiba mendatangi ayahnya dan menerima permintaan ayahnya dengan satu syarat yaitu mengadopsi Caca sebagai adiknya. Haechan terpaksa melakukan itu karena kebutuhan ekonomi untuknya dan Caca, apalagi sekarang mereka harus melanjutkan sekolahnya ke SMA.
Mereka akhirnya pindah ke Jakarta dan melanjutkan sekolah disana, gak ada perubahan apapun di keluarga Haechan. Bisa di bilang dia hanya pindah tempat, bukan pindah keadaan. Haechan dan Caca malah ditinggal berdua di rumahnya, sedangkan ayahnya jarang sekali pulang karena urusan pekerjaan.
Ayahnya yang sama saja tidak memperhatikan Haechan itu membuat perubahan dratis di sikap dan perilaku Haechan. Bahkan Caca juga ikut terseret masuk ke dunia yang nakal tersebut. Rokok dan alkohol udah jadi hal biasa buat mereka. Yang gak pernah mereka lakuin adalah sex and drug. Mereka emang nakal, jauh lebih nakal dari anak sekolah biasanya tapi mereka gak pernah sekali pun melewati batasan itu.
Haechan yang dikenal setia selama ini sama Caca berubah jadi playboy. Gebetannya di segala umur dan kalangan. Pacarnya juga lebih udah lebih dari 3. Beda dengan Caca yang justru gak pernah tau namanya cinta.
Apalagi setelah mengenal lingkungan barunya di SMA. Keduanya makin jatuh terporosok di kehidupan yang kotor. Kehidupan dimana kebahagiaan tidak bisa di beli oleh uang. Kehidupan dimana harus jadi bajingan agar dihargai.
Semuanya berawal dari sini...
KAMU SEDANG MEMBACA
NAKAL | HAECHAN✔
Fanfiction(on going) Cerita mungkin sama, tapi yang namanya proses itu pasti beda. Haechan hanya salah satu dari jutaan manusia yang hidup dengan cerita yang sama. Bedanya, Haechan punya Caca. ©kuacinoona, 2020