03. Luapan emosi

17K 2.2K 337
                                    

40 vote dan 40 comment, oke??

Sesampainya di kelas, seluruh penghuni 11 IPA 1 dengan segera meluapkan seluruh emosi yang mereka tahan sejak kedatangan 'mereka' dikantin tadi. Menahan emosi yang sudah memuncak dalam waktu yang cukup lama membutuhkan tenaga yang begitu ekstra.

"Untung cewek, kalau gak udah gue bonyokin tuh muka!" Dengan nada begitu lantang Kai berucap didepan kelas dan menjadi pusat perhatian seluruh yang berada disana.

"Gue paling kesel sama si sok pinter tai-tai itu, merasa paling bener aja dia" timpal Bambam sambil ikut menyuarakan suaranya tak lupa dengan nada yang begitu menggebu-gebu.

"Intinya, mereka semua sampah!" ucap Jaebum yang sedang mendudukan diri di kursi depan milik guru.

Lima serangkai, yakni Minhyun, Wendy, Jaehyun, Tzuyu, dan Jinyoung hanya bisa diam, bingung untuk menimpali apa. Takut jika mereka ikut andil akan membuat semua semakin runyam.

Sejujurnya, bagi mereka berlima, kejadian dikantin itu sedikit berlebihan. Terutama bagi Wendy, walau berteman dekat dengan Irene, dirinya tak begitu suka dengan sikapnya yang arogan itu, ia tahu, jatuhnya Jisoo tadi bukan karena ketidaksengajaan melainkan kesengajaan. Tapi, agar tak timbul masalah baru dia memilih untuk diam.

"Setuju gue sama ucapan lo bum, apalagi sama itu cewek centil, sumpah gue muak banget lihat mukanya, merasa menang banget dia"

Rose mengangguk mendengar ucapan yang dilontarkan Yeri itu, "Gue emang dari dulu gak suka sama si Jisoo, ditambah sama temennya Jennie itu"

"Masa tadi dia kayak ngeremehin Irene gitu, gak banget kan?" Tanya Nayeon tiba-tiba yang langsung mendapatkan beberapa anggukan dari kaum wanita.

"Udahlah, toh itu juga udah berlalu, ngapain coba dibahas"

Suasana seketika hening, seluruh mata tertuju pada sumber suara. Jinyoung si sumber suara mendadak kikuk, berniat untuk menyudahi topik eh dirinya malah mendapat tatapan maut teman-temannya.

Untungnya Wendy berinisiatif untuk mencairkan suasana, "Gue setuju, itu kan udah kejadian, yaudah sih lupain aja"

Tzuyu, Jinyoung, Jaehyun, dan Minhyun mengangguk-angguk an kepala dengan semangat.

"Emang penting banget ya buat kalian bahas terus menerus?" Kali ini Tzuyu ikut untuk angkat bicara. Ucapannya itu dengan segera mendapatkan banyak  jawaban sewot dari yang lain.

"Ya pentinglah! Dia itu musuh terberat kita putri solooo!!"

"Tzuyu yang cantik, anggun bak bidadari, lebih baik diem aja ya sayang, duduk manis, baca novel kayak biasanya gih sana" bukan Joy, Rose, ataupun Yeri melainkan Bambam yang mengatakan itu.

Mendapat usiran halus dari Bambam tak membuat Tzuyu merasa sakit hati, sudah terbiasa batinnya diuji dengan cemoohan teman-teman sekelas, karena dirinya tau itu hanyalah candaan semata.

"Emang ada masalah apa sih sampai harus musuhan gitu sama mereka? Terutama kamu Ren, kamu ada masalah apa sih sama Jisoo? Jisoo itu baik loh anaknya"

Ucapan Tzuyu itu membuat seluruhnya melongo. Sempat-sempatnya disituasi seperti ini dia memuji musuh mereka.

"Hey! Atas dasar apa lo bilang dia baik?"

"Beneran baik kok dia, tiga hari yang lalu dia minjemin aku payung waktu hujan, kalian itu udah ditutupi dengan kebencian tau gak? Sampai-sampai kebaikan orang gak kalian lihat"

"Lo kalau mau muji dia lebih baik pindah kelas"

Satu kalimat yang keluar dari bibir sang pemimpin sukses merubah suasana menjadi dingin. Tzuyu sendiri bahkan agak merasakan ketakutan, karena untuk pertama kalinya dirinya diperlakukan seperti itu.

Kepolosan yang dimiliki Tzuyu membuat dirinya lebih dihormati oleh yang lainnya. Maka dari itu setiap kali mereka berbicara padanya, selalu menjaga sikap dan ucapan terkecuali Bambam.

"Ha?"

"Lo kalau mau muji dia lebih baik pergi dari sini, pindah ke kelas mereka, lo tau kan disini bukan hanya gue aja yang gak suka mereka? Banyak, dan dengan lo muji dia disini buat gue sama yang lain jijik"

Mungkin bisa dihitung kali Sehun berbicara sepanjang ini, biasanya dirinya akan banyak berbicara hanya ketika mempresentasikan tugas yang telah diperintahkan guru. Atau tidak ketika memberikan suatu pengumuman penting. Dan kali ini jauh berbeda.

"Stop! Jangan dilanjutin lagi, yang ngelanjutin ini harus siap bertanggung jawab kalau ini kelas jadi terpecah belah, ngerti?!"

Wendy rupanya sangat bisa dihandalkan.

"Tzuyu, gue harap lo bisa tetap pendirian sama omongan lo tadi, karena saat lo tau asli nya dia seperti apa, mungkin lo bakal goyah" lanjut Irene tak memedulikan apa yang Wendy peringati.

Tzuyu mengerutkan dahinya, "Kamu bicara itu seolah-olah kamu sempat deket sama dia, bener?" Tanyanya lebih berhati-hati.

"Gue akui, gue pernah deket sama dia, dan karena itu gue berani memperingati lo semua untuk menjaga jarak sama dia, dia itu kayak bom yang kapan aja bisa meledak dan ngancurin segalanya"

Pengakuin Irene sontak mengejutkan mereka semua. Tak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa dua ratu kecantikannya SMA Angkasa Raya pernah menjalin suatu hubungan yang dekat.

"Lo tau? Gue korban meledaknya bom itu"

IPA vs IPS

.

.

Ada sedikit clue disana, ayo coba pikirin apa itu???
Tenang aja, seluruh cast disini bakal dibahas satu-persatu

IPA vs IPS [BlackVelvet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang