Commentnya ya teman-temannn!!
"Yaampun, ketua tercinta ku napa mukanya bonyok gitu??"
Satu pertanyaan menyambut kedatangan Suho dan Jisoo. Luka yang sudah tertutupi perban pada wajah Suho tersebut tak luput dari pandangan anak-anak yang lain. Dan hal itu membuat mereka nampak khawatir.
"Habis digebukin sama Jisoo" ucap Suho santai yang langsung mendapat pukulan keras dari Jisoo.
"Sembarangan"
Suho terkekeh, "Canda Jis, ini habis ketatap tembok"
Ucapan Suho tersebut sama sekali tak dipercaya oleh yang lain. Sebodoh-bodohnya mereka, tak mungkin tak sadar kalau luka diwajah pria itu merupakan luka yang tercipta dari tangan seseorang.
"Lo pergi, balik-balik bawa muka bonyok, Suho-Suho, emang kemana aja sih lo berdua? Lama banget perginya, apalagi lo Jis! Jadi gue kan yang harus ngerekap absen!"
"Kok lo? Napa gak Jennie?"
"Lo kan tau dia pemales"
Jisoo menyengir, "Sorry-sorry, ntar tugas lo nagihin uang kas gue bantu deh"
Merasa tak ada yang perlu dirinya jelaskan lagi, Suho kembali melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya, ketika hendak duduk dirinya langsung dicegat oleh Mino.
"Heh, abis berantem sama siapa lo?, ngaku!" Ucap Mino yang masih ingin tau penyebab luka ketuanya tersebut.
"Elah gak percayaan banget sih lo No, beneran ini habis ketatap tembok, tanya gih sana Jisoo kalau gak percaya, ya kan Ji?"
Jisoo mengangguk mantap, sebelum mereka sampai dikelas, Suho sudah memperingati untuk tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya pada yang lain, dan Jisoo menyetujuinya, toh demi kebaikan mereka juga.
"Percayain aja elah, kasian udah muka bonyok dipaksa buat jujur pula"
Yang lain mengangguk.
"Udah diobatin kan Ho?" Tanya Jennie yang duduk dibelakangnya.
"Udah tadi sama Jisoo"
"Perhatian banget lo sama Suho, Jen" celetuk Jimin yang asyik membuat pesawat-pesawatan dari kertas yang ia ambil dari buku Sana.
"Sesama teman kan kita harus saling memberi perhatian, gimana sih lo bantet"
"Tapi kok lo gak pernah perhatian sama gue sih Jen?" Tanya Taehyung tiba-tiba.
Bukannya langsung menjawab, Jennie tampak berpikir terlebih dahulu.
"Emm, emang lo temen gue?"
Pertanyaan yang terlontar dari Jennie mengundang banyak tawa serta hinaan untuk Taehyung.
"Mampus lo, gak dianggap temen"
"Makannya jangan banyak tingkah Tae, gak dianggap temen kan lo"
"Emang bener sih, siapa sih yang mau temenan sama tukang kerdus kayak lo"
Taehyung memasang wajah sedih yang dibuat-buat, tak lupa tangan yang bertengger didadanya, menambah kesan kesedihan yang mendalam.
"Jahat lo Jen, padahal lo udah gue simpen dihati terdalam gue" ucapnya yang langsung mendapatkan sorakan dari yang lain.
"Gadanta lo"
"Gadanta-gadanta gini juga bakal jadi suami lo"
"DIHHH"
"JANGAN MAU SAMA TAEHYUNG JEN, KETEKNYA BAUK"
"TOLAK JEN, TAEHYUNG DEGEMNYA BERIBU-RIBU"
Jennie hanya menggelengkan kepalanya, tak ambil pusing dengan setiap perkataan teman-teman yang lain padanya.
"Mending gue gak laku seumur hidup dibanding harus jadi istri lo" ucap Jennie sarkas, dan mengundang banyak tawa, bahkan Suho sekalipun. Pria itu tertawa sambil menahan nyeri diwajahnya.
"Heh tai ayam, lo kalau mau jadi pacar atau bahkan suami kembaran gue, harus berhadapan empat mata dulu sama gue" Balas Mino yang asyik duduk dimeja Jennie.
"Duduk kek sana di kursi No, ganggu banget sih lo"
"Ogah"
"Guys, gue punya kabar gembira,kalian mau tau gak?" Sela Mingyu tiba-tiba, membuat seluruh perhatian tertuju padanya.
"Kalian tau? Sehabis pulang sekolah gue gak sengaja lihat sesuatu.." Ujar Mingyu sambil fokus bermain game diponsel miliknya tanpa tau bahwasannya dirinya kini menjadi pusat perhatian.
"Apaan?"
"Pada kepo ya lo semua" godanya pada yang lain.
"Cepetan Ming, gue gorok lo lama-kelamaan"
Mingyu terkekeh, "Santuy napa bos"
Brakk!
"LAH BABI!! KALAH KAN GUE!!"
Akibat lemparan kotak pensil yang tepat melayang ke ponselnya, membuat Mingyu harus menerima kekalahan di salah satu game yang ia mainkan tadi.
"SIAPA PELAKU NIH KOTAK PENSIL HAH?!" Tanyanya dengan lantang.
"Gue kenapa?!"
"Eh neng Sana, enggak kenapa kok, cuma nanya doang"
"Cepetan Ming kasih tau kabar gembira yang lo bilang tadi apa!"
Sebelum menjawab, Mingyu terlebih dahulu mematikan ponselnya dan menaruhnya di kolong meja.
Pria itu beranjak dari duduknya, ikut bergabung duduk dikursi yang Suho duduki.
"Sanaan dikit Ho" perintahnya, yang langsung dituruti oleh Suho.
"Apaan? Cepet bilang!"
"Sabar atuh sebentar neng Jennie, ini abang Mingyu lagi mempersiapkan diri dulu buat mengungkapkan kabar gembiranya"
Mingyu menarik nafasnya terlebih dahulu, lalu segera ia hembuskan.
"Gue kemarin pulang sekolah, kan biasanya gue lewat depan tuh, tapi tumben-tumbenan jiwa raga gue pengen gue untuk lewat belakang sekolah, nah lo tau apa yang gue lihat?"
Semua menggeleng.
"Gue lihat... ada cewek dan cowok yang lagi boncengan naik motor, si ceweknya kayak meluk itu cowok dari belakang udah agak jauh si jaraknya mereka dari gue, tapi gue masih bisa memastikan siapa dua orang tersebut"
"Siapa?" Tanya Jennie penasaran.
Mingyu tak menjawab, tangannya terangkat menunjuk dua orang secara bergantian.
"Lah lo berdua?!!" Teriak Jennie dan yang lain secara bersamaan.
Dua orang itu hanya cengar-cengir malu, "Hehehe, nanti gue jelasin"
"Pantes, gue ngerasa kayak ada mahluk yang merhatiin gue sama Seulgi boncengan, ternyata lo Ming, apes bener dah gue"
"Makannya lo berdua jangan sok rahasia-rahasiaan, jadi kebongkar kan sama gue"
IPA vs IPS
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA vs IPS [BlackVelvet]
Fanfiction[Republish] [Slow Update] Udah hal yang wajar kalau anak jurusan IPA dan IPS disuatu sekolah saling bermusuhan. Mengikuti warisan para alumni sebelumnya, dua jurusan di SMA Angkasa Raya juga begitu. Kebencian timbul dimasing-masing orang tanpa didug...