Bab 24

495 77 18
                                    

"Jadi bukan Jungkook yang menganiaya dirimu di kelab malam itu?" Yoona terhenyak. Mereka berdua duduk di luar klinik dr. Cheon karena Jungkook ingin berbicara empat mata dengan hyung-nya.

"Bukan."

"Kalau bukan Jungkook, lantas siapa yang telah membuatmu terluka?" Yoona membelalak. Selama ini Taeyeon tak pernah mau mengungkit-ungkit insiden di malam nahas tersebut, maka Yoona pun tak pernah berani bertanya, ia tak mau membuka luka yang Taeyeon ingin kubur dalam-dalam. Tapi justru karena itu Yoona selalu menyangka bahwa Jungkook lah yang telah menyebabkan Taeyeon mesti dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan beberapa jahitan di bibirnya.

"Orang lain yang melukaiku." Jawab Taeyeon tenang.

"Kau tak mau bercerita padaku tentang malam itu?" Yoona mendesak. "Aku selalu membenci Jungkook karena kukira dialah yang telah menganiaya dirimu."

Taeyeon menoleh dan tertawa. "Jangan kau benci bocah itu. Dia memang arogan, tapi sebenarnya dia anak yang baik."

Yoona memegang tangan Taeyeon. "Kalau begitu, ceritakan padaku apa yang terjadi pada malam itu."

Taeyeon menghela nafas. Masih segar dalam ingatannya seluruh kejadian di malam itu. Setelah Jungkook meninju tembok di belakangnya dengan penuh kemarahan, lelaki muda itu pergi meninggalkan XX Club. Taeyeon langsung kembali ke dalam kelab untuk menolong rekan-rekannya yang lain. Dengan sengit ia memukul, menendang, dan menghajar siapa saja yang mencoba untuk menyakiti para pelayan wanita di sana.

Namun salahh satu anak buah Bangtan Boys mencengkeram lengannya dan melemparkannya ke lantai dengan kejam. Lelaki bertubuh tinggi besar itu tidak berhenti di situ saja. Melihat Taeyeon yang kesakitan dan mencoba untuk berdiri, dia malah menjambak rambut si gadis dan menggampar wajahnya sampai bibir Taeyeon sobek. Taeyeon menggunakan sisa-sisa tenaganya untuk melawan. Ia gigit lengan antek-antek Bangtan Boys tersebut sampai si anak buah menjerit dan meninju kepala Taeyeon. Gadis malang itu merasa kelengar dan hampir pingsan oleh rasa nyeri, namun lelaki tadi lantas mencekik lehernya. Ketika kedua matanya menatap liar ke dada Taeyeon, nafsu binatang lelaki itu pun terbit. Ia lantas menyeret Taeyeon ke ruangan lain.

Taeyeon menendang-nendang demi mempertahankan kesucian dirinya. Ia tahu jika ia tidak melawan, ia akan mengalami nasib yang jauh lebih buruk daripada terlempar ke dalam neraka jahanam.

Lelaki yang dibayar oleh Bang Sihyuk untuk mengacau di XX Club itu tak dapat lagi menahan birahinya. Di lorong kelab yang temaram, ia mendorong dan menghempaskan Taeyeon ke atas lantai. Ia menyeringai penuh nafsu.

Taeyeon berteriak-teriak meminta tolong pada siapapun yang berlari-lari di sepanjang lorong, namun semua orang tak mengacuhkannya sama sekali. Mereka sibuk menyelamatkan diri masing-masing.

Anak buah Bangtan Boys itupun menjepit tubuh Taeyeon dengan kedua lututnya. Ia merobek-robek pakaian si gadis secara buas. Semakin Taeyeon berontak, semakin kasar pukulan yang dilayangkan oleh lelaki itu.

Tiba-tiba, seseorang mencengkeram kerah orang suruhan Bang Sihyuk tersebut dan menghajar kepalanya dengan begitu keras. Si centeng kontan terjatuh ke samping.

Jungkook melotot melihat apa yang anak buahnya coba perbuat pada Taeyeon. Ia melihat pakaian gadis itu terkoyak di banyak tempat. Taeyeon buru-buru menutupi bagian dadanya yang robek lebar. Ia tak sudi membiarkan siapapun menatapnya dengan hina.

Jungkook berpaling pada si anak buah yang masih terpaku di atas lantai.

"Aku... Aku belum berbuat apa-apa." Kata si anak buah dengan wajah pucat. Ia belum pernah melihat Jungkook terlihat marah seperti itu.

Namun Jungkook tak peduli. Dihajarnya lelaki kurang ajar itu berkali-kali hingga beberapa giginya rontok. Si anak buah memohon ampun. Ia tak mengerti mengapa Jungkook malah memukulinya, bukankah mereka berada di satu tim yang sama? Mengapa Jungkook malah membela perempuan murahan itu? Tapi telinga Jungkook seolah tak mendengar ratapan anak buahnya. Ia terus saja menghajar sampai lelaki itu pingsan. Jungkook baru berhenti setelah Yoongi menangkap tangannya.

TEARS: Drawing Our Moments | Vyoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang