Jasad Woosik dibuang di Sungai Jungnangcheo dan baru diketemukan keesokan harinya. Kematiannya diumumkan sebagai hasil pertikaian antar kelompok mafia. Sudah barang tentu Kwon Jaehee beserta antek-anteknya sama sekali tidak disebut-sebut maupun disangkut-pautkan dengan terbunuhnya Choi Woosik. Jaehee seolah-olah kebal dari hukum dan tak ada seorangpun yang bisa menyentuhnya.
Dengan koneksi yang dimiliki oleh Namjoon di pihak kepolisian, Taeyeon dan Jungkook berhasil mendapatkan jasad Woosik dan memberi teman mereka itu upacara penguburan yang layak.
Taeyeon memandang kota Jeonju dari atas bukit. Sudah berjam-jam ia berdiri di sana tanpa memedulikan cuaca dingin di hari itu. Abu jenazah Woosik sudah disebar dan terbang terbawa angin beberapa jam sebelumnya. Soo-In, adik perempuan Woosik-pun sudah pergi bersama Taehyung dan Yoona. Gadis remaja itu tak henti-hentinya menangisi kepergian kakak lelakinya.
"Taeyeon ssi," Jungkook yang sedari tadi tetap tinggal untuk menemani Taeyeon, menghampiri gadis itu. Ia melepaskan jas hitamnya dan menyampirkannya di pundak Taeyeon. "Kau sudah terlalu lama berada di sini. Kau bisa masuk angin."
Taeyeon tak menggubris Jungkook. Dari semua orang, dirinyalah yang paling berduka atas kematian Choi Woosik. Mereka memang tak pernah dekat atau akrab, tak pernah sekalipun mengobrol lama atau bersenda gurau sedikitpun. Tetapi Woosik ada untuknya. Jika lelaki itu sedang bertugas di tempat yang sama dengannya, Woosik selalu melindungi Taeyeon dari tangan nakal para pengunjung kelab malam. Ketika Taeyeon dilempar ke kelab neraka di daerah Dogok-dong tempo hari, Woosik langsung mengunjunginya. Ketika Kwon Jaehee memperkosanya dan Taeyeon mengalami depresi, Woosik mengajaknya ke sebuah restoran dan mentraktirnya makan. Lelaki itu meminta pada Noh Hyunsuk agar dirinya juga ditugaskan di kelab malam yang sama dengan Taeyeon. Barulah sekarang Taeyeon menyadari bahwa selama ini Woosik selalu berusaha untuk menjaganya tanpa meminta balasan apapun.
"Aku berhutang maaf pada Woosik." Bisik Taeyeon. "Pada malam terakhir aku bersamanya, aku malah menuduh dia sebagai pengkhianat..." Mata Taeyeon berkaca-kaca. "Kesalahanku tak mungkin bisa dimaafkan, bukan?"
"Bukan hanya kau yang merasa bersalah. Aku juga berhutang maaf pada Woosik ssi..." Kata Jungkook lirih. Ia menaruh tangannya di pundak Taeyeon. "Kini bagaimana dengan Soo-In? Gadis itu sebatang kara sekarang. Dia tak punya siapa-siapa lagi setelah kakaknya meninggal."
Taeyeon memandang lurus ke bawah bukit. "Aku yang akan membesarkannya mulai sekarang. Dia akan tinggal bersamaku dan juga bersama Yoona serta Taehyung di sini."
Jungkook mengangguk setuju. Ia menatap Taeyeon dan merasa kalau gadis itu tengah menanggung beban mental yang teramat berat. Ia berbisik, "jangan tahan airmatamu. Kalau kau mau menangis, menangislah sekarang...." Ia meraih pundak Taeyeon dan menariknya ke dalam pelukannya.
Di atas dada Jungkook, Taeyeon melepaskan segala tangis kepedihannya. Ia menangis keras agar esok hari ia bisa kembali tersenyum.
............................................................................
Sudah seminggu berlalu semenjak mereka semua melarikan diri dari Kwon Jaehee. Yoona, Taehyung, Taeyeon, Seohyun, dan juga Soo-In kini tinggal di Jeonju. Namjoon menyarankan agar Yoona dan Taehyung pergi ke luar negeri jika mereka ingin sepenuhnya bebas dari Kwon Jaehee.
"Aku tak mungkin meninggalkan kalian di sini." Yoona menolak. Ia tahu mustahil membawa Seohyun yang sedang koma ke luar negeri. Dan jika ia harus berpisah dari kedua saudari angkatnya, lebih baik ia tak pergi ke mana-mana.
"Kau harus pergi bersama Taehyung. Biar aku yang menjaga Seohyun bersama Soo-In di sini." Kata Taeyeon.
"Tidak. Kita sudah pernah melakukannya dan gagal."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS: Drawing Our Moments | Vyoon Fanfic
FanfictionCinta tidak pernah salah. Taehyung mengira cintanya akan membuat Yoona bahagia, tapi ia keliru. Cintanya malah menjungkir-balikkan dunia mereka. Apa jadinya kalau seorang suruhan mafia jatuh cinta pada seorang gadis yang tidak memiliki apa-apa? Itul...