"Jadi temanmu yang lain membawa Taeyeon ke Seoul? Apa mereka akan membawanya ke rumah Kwon Jaehee atau ke tempat lain?" Taehyung tetap bersikap tenang meskipun dadanya berkobar dibakar api kemarahan.
Pria berkacamata itu mendengus dan meludah. "Sekalipun kuberitahu kemana mereka membawa Taeyeon, tak ada yang bisa kau lakukan untuk menolongnya." Ia tersenyum dingin. "Seperti yang kubilang tadi, kau seharusnya mengkhawatirkan nyawamu sendiri. Kau mungkin takkan bisa lagi melihat wajah isteri dan calon anakmu yang belum lahir itu...."
Taehyung menggertakkan giginya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. "Jungkook ah, mereka membawa Taeyeon ke Seoul. Aku akan serahkan Taeyeon padamu. Kau masih punya waktu untuk menyelamatkannya. Sekarang ini aku akan sibuk sekali." Tut. Taehyung menutup teleponnya dan dengan tenang menyelipkannya ke dalam saku.
Semua anak buah Kwon Jaehee, terkecuali pria berkuncir dan berkacamata itu, mengeluarkan pedang katana dan belati. Mereka mengelilingi Taehyung.
"Sebenarnya aku lebih suka membunuhmu menggunakan pistol, cara itu jauh lebih efektif." Si kacamata tersenyum, "tetapi Kwon Jaehee ingin kami menyiksa dan mencincang tubuhmu terlebih dahulu."
………………………………………………..............................
Setelah Taehyung meneleponnya, Jungkook bergegas pergi untuk menemukan Kwon Jaehee. Jika iblis itu menginginkan Taeyeon, anak buahnya pasti akan membawa Taeyeon kepadanya. Itulah sebabnya Jungkook harus menemukan Kwon Jaehee. Ia masih punya waktu 2-3 jam sebelum Taeyeon tiba di Seoul.
Jungkook menelepon Namjoon, Yoongi, dan Jimin untuk membantunya menemukan Jaehee dan menyelamatkan Taeyeon. Tapi sayangnya, Namjoon dan Yoongi masih berada di Busan malam itu, akan butuh waktu lama sebelum mereka berdua bisa kembali ke Seoul. Sedangkan Jimin sedang mengunjungi pamannya yang sakit di Pulau Jeju.
Jungkook mondar-mandir kebingungan. Tadi siang ia baru saja mengundurkan diri sebagai anggota Bangtan Boys. Dengan sendirinya, ia tak lagi memiliki anak buah. Kepada siapakah ia harus meminta bantuan?
Tapi Jungkook tak mau berkecil hati. Apapun yang terjadi, ia harus menolong Taeyeon. Jangan sampai Kwon Jaehee menyakiti gadis itu lagi.
Tempat pertama yang Jungkook datangi adalah XX Club. Ia menerobos begitu saja ke dalam kelab malam seusai menghajar dua centeng yang berjaga-jaga di pintu masuk.
"Di mana Kwon Jaehee?" Ia menarik kerah pelayan kelab.
Pelayan wanita itu megap-megap ketakutan. "Tuan Kwon tak ada di sini."
"DI MANA DIA?" Jungkook berteriak.
"T--t--tidak tahu..."
Tiba-tiba seseorang mencengkeram pundak Jungkook. Ia spontan membalik badan dan membogem centeng yang mencengkeram pundaknya itu. Ia tak punya waktu untuk bermain-main.
Jungkook memang mahir berkelahi dengan tangan kosong, jauh lebih hebat daripada Taehyung. Tetapi centeng di sana tidak menghampirinya dengan tangan kosong. Salah satu dari mereka menodongkan pistol padanya.
Jungkook membuang ludah. "Di mana Kwon Jaehee?"
"Tidak ada di sini." Jawab si centeng yang menodongkan pistol padanya. "Keluar atau kutembak."
Kejadian selanjutnya terjadi dengan begitu cepat. Jungkook mundur selangkah. Tapi bukan untuk pergi. Ia menendang pistol yang dipegang oleh centeng tadi.
Begitu pistol SIG P226 itu terlempar di udara, Jungkook menyodok wajah si centeng dengan ujung sikunya sekeras mungkin sampai si centeng terjengkang ke tembok. Jungkook melompat dan menangkap pistol yang terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS: Drawing Our Moments | Vyoon Fanfic
FanfictionCinta tidak pernah salah. Taehyung mengira cintanya akan membuat Yoona bahagia, tapi ia keliru. Cintanya malah menjungkir-balikkan dunia mereka. Apa jadinya kalau seorang suruhan mafia jatuh cinta pada seorang gadis yang tidak memiliki apa-apa? Itul...