"Kwon Jaehee." Woosik spontan berbisik. Dari jauh sekalipun ia sudah dapat mengenali mobil kesayangan junjungannya itu. Ia cepat berlari ke pinggir dan menarik tangan Taeyeon agar segera bersembunyi di balik deretan mobil yang diparkir di sana.Tangan Taeyeon yang dipegangnya terasa dingin membeku. Bibir gadis itu bahkan gemeletukan menahan rasa takut yang menggedor-gedor jantungnya. Mereka berdua berjongkok di belakang sebuah Ford Escape. Woosik memberi tanda agar Taeyeon jangan sampai mengeluarkan suara.
Kwon Jaehee turun dari mobilnya ditemani oleh dua orang bawahannya. Ia melihat sekeliling dan berkata pelan pada anak buahnya.
"Pssst...." Jungkook merayap dari pintu yang menghubungkan bangunan rumah sakit dengan gedung parkir. Ia merangkak mendekati Taeyon dan Woosik.
Taeyeon hampir memekik gembira melihat lelaki itu tapi Jungkook cepat-cepat menaruh telunjuk di bibirnya. Ia mengirim pesan pendek kepada Namjoon agar membatalkan niatnya untuk membawa lari Seohyun melalui gedung parkir.
Pada saat yang bersamaan, sebuah ambulans masuk dan parkir tepat di depan pintu masuk. Kwon Jaehee tertarik untuk mencari tahu untuk siapakah ambulans tersebut diparkir di sana. Ia dan kedua anak buahnya menghampiri kendaraan tersebut guna mengobrol dengan sang supir ambulans.
Jungkook menggunakan kesempatan itu untuk menelepon Namjoon.
"Hyung, jangan bawa Seohyun ke gedung parkir. Kwon Jaehee ada di sini." Jungkook berbisik. "Keluarkan Seohyun melalui pintu yang lain."
Namjoon yang sudah hampir sampai di lorong gedung parkir memberi perintah kepada Soobin dan Yeonjun serta dokter jaga yang mereka sandera untuk berputar arah secepatnya.
"Jungkook ssi, ayo." Woosik memberi tanda agar mereka bertiga melarikan diri sementara Jaehee dan antek-anteknya sibuk menginterogasi supir ambulans.
Jungkook belum sempat bertanya pada Woosik apakah lelaki itu yang telah membocorkan rencana mereka pada Kwon Jaehee atau bukan. Tapi melihat kesungguhan Woosik melindungi Taeyeon, ia meragukan kecurigaannya barusan. Ia pun mengangguk.
Mereka bertiga mengendap-endap menuju pintu keluar gedung parkir.
"Kriiiiiing!"
Tiba-tiba saja telepon genggam Woosik berbunyi nyaring. Jungkook dan Woosik spontan menatap Taeyeon yang masih memegang telepon milik Woosik. Wajah ketiganya menjadi pucat begitu membaca nama yang tertera di layar ponsel.
Kwon Jaehee menoleh sekelilingnya. Telepon genggam masih menempel di telinganya. Memang Jaehee-lah yang sedang menelepon nomor Woosik.
"Woosik ssi, ya Choi Woosik." Jaehee memanggil dengan sikap tenang yang mematikan. "Kau tidak mau keluar untuk menyambutku?"
Woosik kelihatan seperti baru saja melihat setan. Ia buru-buru mematikan ponselnya dan menatap Taeyeon serta Jungkook bergantian. "Bawa ponselku." Ia terbata-bata. "Telepon adikku dan bawa dia ke tempat aman."
"Kau mau ke mana?" Taeyeon menahan lengan Woosik.
"Aku akan mengulur waktu agar kalian bisa kabur-----"
"-------Tapi,"
"Woosik ssi." Kedua anak buah Kwon Jaehee semakin dekat dengan mereka.
"Pergilah." Woosik mendorong Taeyeon hingga menubruk Jungkook. "Aku akan menyusul kalian nanti." Ia tersenyum dan bangkit berdiri.
"Sajangnim." Woosik berjalan tenang menghampir bosnya. Ia menoleh kedua rekannya. Salah satu dari mereka adalah Beom, sahabatnya.
"Di mana Yoona dan Taeyeon?" Tanya Jaehee.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS: Drawing Our Moments | Vyoon Fanfic
FanfictionCinta tidak pernah salah. Taehyung mengira cintanya akan membuat Yoona bahagia, tapi ia keliru. Cintanya malah menjungkir-balikkan dunia mereka. Apa jadinya kalau seorang suruhan mafia jatuh cinta pada seorang gadis yang tidak memiliki apa-apa? Itul...