Now playing: Tolong-Budi doremi
***
Sekuat apapun menghindar, tetap saja terjebak pada kondisi dimana kita tidak bisa lagi menolak.
***"Hai semua selamat pagi. Perkenalkan nama saya Vanesha Ainara, kalian bisa panggil saya Sasha. Semoga teman-teman semua bisa menerima saya dengan baik. Terimakasih." Setelah memperkenalkan diri, Sasha langsung diarahkan oleh Bu ratna agar duduk di bangku ketiga barisan kedua.
Sasha duduk bersama seorang perempuan yang bernama Anna. Rumor yang beredar, Anna adalah gadis yang baik, selalu mendapat peringkat, dan sering mewakili sekolah mengikuti lomba olimpiade. Satu lagi, Anna memiliki humor yang receh dan itu sangat cocok untuk seorang Vanesha.
"Gue boleh minta nomer whatsapp lo?" tanya Anna ketika waktu istirahat tiba.
"Boleh kok, Na. Nih nomer gue," jawab Sasha langsung mengambil ponsel yang disodorkan oleh Anna dan mengetikkan nomer nya disana.
"Mau istirahat bareng gue?" tawar Anna.
Memang baik hati si Anna.
"Maaf, Na. Gue udah ada janji sama anak kelas sebelah, engga apa-apa kan?" Sasha menjadi tak enak pada Anna. Kalau bukan ada janji bersama Iqbaal, mungkin Sasha sudah mengiyakan ajakan Anna untuk beristirahat bersama.
"Oh, oke. Selow aja kali. Gue duluan ya," ucap Anna meninggalkan Sasha seraya melambaikan tangannya. Sasha hanya membalas dengan senyuman disertai anggukan singkat.
Kemudian Sasha berjalan menuju kelasnya Iqbaal. Rupanya cowok itu sedang dikelilingi oleh para cewek, dan Iqbaal hanya menanggapi nya dengan anggukan dan gelengan.
"Permisi."
"Eh, Sashayang. Girls gue duluan ya, pacar gue udah jemput tuh," ujar Iqbaal pada cewek-cewek yang saat ini menekuk mukanya. Pupus sudah harapan untuk menjadi pacar Iqbaal.
"Lo ngapain bilang sama mereka kalo gue itu pacar lo sih? Kita engga pacaran, ya." Sasha melipat kedua tangannya didepan dada. Cewek itu kesal sekali pada seorang Iqbaal yang mengatakan tidak sesuai fakta.
"Refleks aja sih. Lagian gue risih banget sama mereka, masa gue lagi perkenalan terus Bu Indah bilang 'Ada yang ingin ditanyakan pada Iqbaal?' eh mereka pada nanya nama instagram gue apa, boleh minta Id line gue engga, ukuran sepatu, udah punya pacar belum. Intinya gue males banget ditanya gitu, ngawur semua." Iqbaal memulai ceritanya. Sasha hanya memperhatikan saja sampai Iqbaal berhenti untuk bicara.
"Terus?" tanya Sasha penasaran ketika Iqbaal berhenti bicara.
"Oh, masih mau lanjut? Gue kira tadi lo engga nyimak."
"Pas kelas selesai, mereka ngedeketin meja gue yang jadi padat banget. Untung teman sebangku gue itu orangnya ceplas ceplos. Jadi pas berisik, dia tinggal bilang 'Kalau kalian engga bubar, gue sumpahin para cewek mukanya bisulan segede gajah dan skincare yang dipake nya engga cocok terus mukanya jadi banyak jerawat' gila engga tuh? Ajib! Mereka langsung bubar. Eh engga lama pas si Ajil, ah iya nama temen sebangku gue Ajil. Pas si Ajil keluar kelas, mereka deketin gue lagi terus engga lama lo dateng. Selesai."
Iqbaal mengakhiri ceritanya. Ia hanya menghindari omelan dari Sasha yang masih enggan dipanggil pacar. Tetapi kejadian itu memang benar kenyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello You
Teen Fiction[On going] Bagi Iqbaal, Sasha adalah wanita terbaik setelah ibunya. Sedangkan, bagi Sasha, Iqbaal adalah lelaki terhebat setelah ayahnya. Sasha sangat menyayangi Iqbaal. Begitupun sebaliknya. Namun, mereka tidak mempunyai hubungan yang spesial. Hi...