Now playing : Bunyi sunyi- Vanesha Prescilla
Aku bukanlah lelaki romantis. Aku hanya mempunyai banyak cara sederhana untuk bisa dimaafkan olehmu.
***
Kalau ada typo komen yap!
Iqbaal berdiam diri dibalik pintu kamar Shasa. Hatinya terasa sakit saat melihat Shasa menangis seperti itu. Bisa dilihat bahwa Shasa sangat menyayangi Zena dan sangat tidak mau kehilangan.
Cowok itu berjalan menuju keluar rumah. Saat di ruang tamu, ia berpapasan dengan mamahnya Shasa kemudian langsung berbalik dan pergi meninggalkan rumah Shasa.
Saat tiba ditempat tujuan, Iqbaal memandang tempat itu dengan tatapan kosong. Harusnya ia bersama Shasa bukan sendiri. Tetapi ini menyangkut Shasa, Iqbaal sangat bersemangat untuk itu.
Iqbaal memasuki toko buku. Ia mencari novel keluaran terbaru dan penulis favorit Shasa. Saat menemukan novel terbaru itu Iqbaal sedikit ragu jika Shasa sudah mempunyai novel itu.
"Mbak.. Pernah ada cewek yang pernah beli novel ini ngga disini?" tanya Iqbaal kepada penjaga toko buku tersebut sambil menunjukan novelnya.
"Mas nya, kan banyak novel yang dibeli cewek disini. Lagian kalau semisal mas nya nyebutin ciri-ciri juga engga bakal tau saya mas."
Iqbaal terdiam. Benar juga aoa yang dikatakan si mbak. Lelaki itu merutuki kebodohannya.
Kemudian Iqbaal berjalan menuju kasir dan membayarnya. Dengan segera ia meminta bantuan penjaga kasir untuk membungkusnya menjadi sebuah kado.
Setelah dirasa cukup. Iqbaal kembali kerumah Shasa sambil membawa paperbag unicorn. Pria itu langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Shasa.
"Sha.. Buka pintunya dong, aku punya sesuatu buat kamu." Iqbaal mengetuk pintu kamar Shasa namun tak ada jawaban dari dalam sana.
Iqbaal tak mau menyerah begitu saja. Ia terus mengetuk pintu kamar Shasa dan jawabanya lagi lagi tidak ada sautan sama sekali.
Kemudian Iqbaal berjalan menuju samping kamar Shasa diluar. Melihat jendela nya terbuka, Iqbaal tersenyum senang. Ia memanjat tembok tersebut seraya melindungi novel yang ia beli tadi agar tidak jatuh dan rusak.
"Huh, baru kali ini gue manjat tembok demi cewek," ucap Iqbaal saat sudah berada di balkon kamar Shasa.
Lelaki itu mengetuk jendela kamar yang terbuka. Ia mengintip dan memastikan apakah ada orang didalam atau tidak. Ternyata Shasa sudah berada disamping Iqbaal.
"Ngapain?" tanya Shasa sambil melipat kedua tangannya.
Iqbaal yang sangat terkejut hampir saja menjatuhkan novelnya, "Eng--engga."
Shasa hendak pergi menuju kamar. Tiba-tiba lengan nya ditarik oleh Iqbaal.
"Sha ... Aku mau minta maaf sama kamu. Mungkin novel ini engga akan cukup untuk bisa menebus kesalahanku. Aku juga bukan lelaki romantis, aku hanya punya banyak cara sederhana agar bisa dimaafin sama kamu," ucap Iqbaal seraya menyerahkan novel pembeliannya pada Shasa.
Shasa sangat terkejut mendengar ucapan Iqbaal. Kemudian hadis itu tersenyum dan menatap Iqbaal.
"Kamu engga usah repot-repot beliin aku novel segala. Tapi, berhubung ini keluaran terbaru yaudah engga apa-apa deh kamu direpotin aku. Bahasa kamu bijak banget sih Baal. Btw, makasih ya novelnya aku suka."
Iqbaal tak kalah terkejut mendengar jawaban Shasa. Ia kira, Shasa akan mendiamkannya dan mengacuhkannya.
"Kenapa? Heran aku jadi baik sama kamu dan engga marah sama kamu?" tanya Shasa yang melihat ekspresi datar nya Iqbaal.
"Setelah di pikir-pikir kok aku lebay banget segala pake marah sama kamu. Padahalkan aku bukan siapa-siapa kamu dan aku juga engga berhak untuk marah. Tadi pas kamu keluar, aku duduk di balkon ini sambi mikirin kedepannya akan gimana. Aku udah minta maaf lagi sama Zena, dan mungkin Zena belum bisa maafin aku tapi aku akan selalu nunggu kok. Dan aku juga mau minta maaf sama kamu karena tadi udah bentak kamu, sejujurnya aku kacau banget waktu tadi." Shasa mulai menceritakan kepada Iqbaal.
Satu hal yang disukai Iqbaal adalah sikap dewasa yang dimiliki oleh Shasa. Shasa mungkin selalu gegabah, tetapi lama-lama jika ia merasa tenang, ia akan menemukan cara untuk keluar dari masalah tersebut.
"Jadi, gimana mbak, udah dimaafin belum nih mas nya?" tanya Iqbaal menirukan panggilan sayang orang pacaran jaman sekarang.
"Mas nya mau dimaafin atau engga?"
"Mau dong. Masa orang bersalah engga mau dimaafin."
"Yaudah aku mikir dulu."
"Mikirin apaan?"
"Buat maafin mas nya."
"Jangan lama-lama dong, mba. Nanti saya eburu diambi orang lho."
"Dengan ini, saya sebagai Vanesha Ainara ingin mengumumkan pada rumput hijau yang bergoyang bahwa Mas Iqbaal sudah dimaafkan karena sudah menyogok menggunakan novel!"
Iqbaal tertawa mendengar perkataan Shasa. Secepat itu, gadisnya melupakan kesalahannya? Tentu iqbaal sangat amat bersyukur.
"Yaudah sekarang mandi gih. Tuh mukanya sembab banget, nanti kita jalan." Iqbaal mengajak Shasa.
"Seriusan?"
"Iya."
"Kemana?"
"Mandi aja dulu."
"Sebutin dulu dong kita mau kemana. Biar aku engga salah kostum."
"Ke hatiku?"
"Ngga ah males."
"Ke hatimu?"
"Udah ada orang lain."
"Siapa?"
"Jiah kepo! Udah sana kamu turun lagi lewat tembok. Aku mau mandi dulu ya mas. Bye. Sampai jumpa beberapa jam lagi dibawah."
Iqbaal lagi dan lagi tertawa melihat sisi lain dari Shasa. Sebelum nasib menimpa dirinya harus turun kebawah tanpa bantuan tangga.
Setelah dua jam menunggu akhirnya Shasa keluar dari kamar dengan menggunakan dress biru navy selutut dengan gaya rambut yang tidak biasanya.
Tatapan Iqbaal tak berhenti dari pandangan Shasa. Bahkan mulutnya sedikit membuka karena terpesona kecantikan seorang Vanesha Ainara.
***
So. Aku mau minta maaf karena udah telat update selama beberapa bulan. Maafin ya :))
Aku juga mau kasih tau kalau kemarin ada yang komen di chapter awal-awal cerita Hello You ini. Jadi, cerita ini tuh awal tokoh utamanya adalah (Lucas dan Anna) kemudian ada beberapa alasan yang membuat aku mengubah tokoh menjadi (Iqbaal dan Shasa). Buat yang keliru, maaf banget karena belum sempet aku revisi dan secepatnya aku akan merombak cerita hello you ini. Maaf ya :))
Ohiya satu lagi. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan😊 Semoga lancar sampai seterusnya ya.
Stay safe juga guys kalian tetap #dirumahaja kan? Jaga jarak aman eaaaa
See you :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello You
Teen Fiction[On going] Bagi Iqbaal, Sasha adalah wanita terbaik setelah ibunya. Sedangkan, bagi Sasha, Iqbaal adalah lelaki terhebat setelah ayahnya. Sasha sangat menyayangi Iqbaal. Begitupun sebaliknya. Namun, mereka tidak mempunyai hubungan yang spesial. Hi...