Now playing= Nyaman- Andmesh Kamelang.
***
Aku tahu rasa nyaman ini tumbuh ketika bersamamu, menyenangkan.
***S
etelah Iqbaal pamit pulang. Sasha masuk kedalam rumah, ia menemukan mamah nya yang sedang menyiram bunga.
"Assalamualaikum, Ma."
"Eh, Walaikumsalam. Sasha udah pulang?"
"Maaf Sasha pulang telat, tadi nganter Iqbaal fotocopy dulu," ucap Sasha jujur.
"Iqbaal? Mamah baru denger nama itu."
"Iqbaal temen aku, Ma. Dia anak ipa kelasnya disebelah aku, dia juga pindahan sama kaya aku," ujar Sasha.
"Oh. Nanti suruh maen dong si Iqbaal. Yaudah sekarang kamu masuk dan langsung ganti baju."
Sasha hanya mengangguk. Kemudian ia masuk kedalam kamarnya. Ia membuka tas dan memeriksa kotak merah itu.
Ponsel Sasha berdering menandakan panggilan masuk. Melihat siapa yang menelpon membuat senyum gadis itu mengembang.
"Jaga baik-baik. Jangan sampai rusak dan lecet. Oke engga, pacar?" ucap Iqbaal.
"Aman. Tenang aja, lagian gue masih sayang sama diri gue. Love myself!" jawab Sasha, Iqbaak disebrang sana hanya tertawa.
"Yaudah gue tutup dulu telponnya. Selamat beristirahat, sampai jumpa nanti pagi," ujar Iqbaal.
Siapa yang tidak nyaman dengan sosok Iqbaal yang menyenangkan?
Baru saja menyimpan ponsel nya dikasur, tiba-tiba ada panggilan masuk lagi. Dan, bukan Iqbaal.
"Halo! Astaga Shasa kenapa lo pindah engga bilang-bilang ke gue? Anak marchingband banyak yang nanyain lo ke gue, kan gue jadi bingung jawab apa karena gue juga engga tau. Sedih gue dikelas engga ada teman lawak lagi, si Erni lawakannya garing banget sumpah buat gue jadi ilfeel." Zena langsung menyerang Shasa dengan cerocosannya yang tak ada henti.
Memang Shasa tidak memberitahu kepindahannya pada siapapun termasuk Zena. Shasa mengira Zena akan shok jika diberitahu. Apalagi ia habis ditinggalkan sama pacarnya pindah, masa iya temannya juga ikut pindah? Pikir Shasa.
"Tau darimana lo kalau gue pindah?" tanya Shasa yang bingung ingin berbicara apa.
"Gue lacak lah handphone lo. Ternyata lagi dibandung, gue mikir aja kalau lo ke saudara lo ngapain juga lama-lama, kan? Yaudah gue simpulin sendiri aja kalau lo pindah sekolah," jawab Zena. Jeda tiga detik. "Nah, sekarang gue mau lo cerita ke gue alasan lo pindah, disana ada yang lo kenal engga, anak-anaknya gimana, pokoknya semua harus diceritain ke gue. Titik!"
Orang yang dulu gue benci juga ada kok disekolah ini. Tapi, sekarang gue malah nyaman sama orang itu. Maaf Zen, gue emang salah. Batin Shasa.
"Uhm, jadi gue harus jawab yang mana dulu?" tanya Shasa lagi.
"Engga tau, intinya lo cerita aja, buruan!"
"Besok aja ya, Zen? Gue capek banget kayanya gue mau sak-" ucapan Shasa tertahan karena langsung diterobos oleh Zena.
"Harus sekarang!"
Padahal, Shasa sangat capek. Ia ingin istirahat dan minum obat. Berhubung Zena memaksa, apa boleh buat?
"Gue pindah karena itu kemauan nyokap gue. Gue harus nurut dong kalau itu buat nyokap dan bokap gue bahagia. Lagian gue udah punya dua temen, kok. Lo jangan nanya jenis kelaminnya, ah. Banyak banget kalau gue ceritain semua, lanjut besok ya Zen terserah lo mau marah ke gue atau enggak. Karena saat ini gue butuh istirahat. Maaf." Shasa mengakhiri panggilan telponnya. Ia langsung tertidur. Bahkan lupa untuk makan dan minum obat.
***
"Nak, bangun sayang," ucap Rena membangunkan gadisnya itu yang sedang tertidur pulas dengan badan yang sangat panas.
"Hmm," gumam Shasa masih belum membuka matanya.
"Makan dulu yuk, abis itu minum obat. Badan kamu panas banget, Nak. Mamah khawatir," ujar Rena seraya mengelus rambut anaknya iyu.
Shasa langsung terbangun dan menyantap makanan yang dibawa mamahnya tadi. Tak lupa ia minum obat setelah itu tidur kembali karena pusing masih meyerang kepalanya.
"Yaudah istirahat yang cukup ya sayang." Rena mengecup dahi Shasa penuh kasih sayang.
Tanpa Shasa sadari. Iqbaal sedang menunggu balasan chat yang dikirimkan pada Shasa ketika belum mendapat balasan.
Iqbaal membuang nafas kasar. Pikirannya sangat tidak fokus dan merasa tidak enak hati. Ia khawatir pada Shasa yang belum ada kabar sejak telponan mereka berakhir.
***
Aduh, guys maaf banget kalau ada typo.
Ikuti terus cerita ini ya karena masih banyak teka-teki yang belum terpecahkan.
Follow ig:
@Putrysalma_
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello You
Novela Juvenil[On going] Bagi Iqbaal, Sasha adalah wanita terbaik setelah ibunya. Sedangkan, bagi Sasha, Iqbaal adalah lelaki terhebat setelah ayahnya. Sasha sangat menyayangi Iqbaal. Begitupun sebaliknya. Namun, mereka tidak mempunyai hubungan yang spesial. Hi...