Perdana

79 7 21
                                    

Mengalun melewati waktu, aku terpaku menatap para mata yang tengah metapku jua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengalun melewati waktu, aku terpaku menatap para mata yang tengah metapku jua. Pemberihentian ku berada pada ruang sekolah yang luasnya sama dengan halaman rumahku, kini entah apa yang akan ku lakukan aku hanya terjebak terlalu dalam dari kebodohanku sendiri. Kesepakatan tiada arti yang hingga kini tak bisa ku pungkiri aku mengutuk diriku sendiri.
"Selamat datang, Yerin". Sapa teman sebangkuku Bambam.
"Ya selamat datang di dunia kehancuran". Ungkapku dalam hati.
Membungkuk sembari memberi salam pada mereka yang bisa disebut sunbae (senior) ku.
"Yah aku hanya mau bilang kenapa dari banyaknya orang harus kau yang lulus". Pekik salah seorang diantara mereka yang sering disapa SinB.
Aku tergelagap, sikapnya begitu jelas. Hanya ingin membuatku tak nyaman dia pasti tak suka denganku.
"Hey SinB apa yang baru saja kau katakan?". Ujar Jinyoung.
"Kau tauk boleh seperti itu, dia member baru disini. Dan ini adalah perdananya dalam pertemuan kita, sebagai sunbae setidaknya kau harus memberi contoh yang baik bukan malah merundunginya". Sambung JB.
"Kenapa memangnya, yang kukatakan itu jelas adanya. Kenapa kalian melarangku berkata begitu, apa karena dia pacar Mark oppa?". Balas SinB
"Aaahhh,,, aku benar-benar tidak menyangka, hey Mark oppa, apa sebenarnya yang meracuni otakmu hingga membawa selembar tisu kedalam GOT STAR?". Imbuhnya lagi sembari menghela nafas.
"Apa katamu?!". Ujar Mark dengan nada cukup tinggi. Aku tak bergeming, tanganku sedikit gemetar menahan emosi. Mencoba merendam, ku tatap langit-langit ruang itu agar eluh ku tak jatuh.
"SinB bukankah kau sudah terlalu kejam dengan bicara seperti itu?". Ujar Bambam. "Kalian itu, ada apa sebenarnya dengan kalian? Aa aku tahu kalian pasti hanya ingin menjadikan barang ini sebagai boneka saja kan? Iya kan? Kalau begitu aku pun boleh memainkannya haha". Pekik SinB. Ini sangat merendahkan harga diriku, bahkan orang yang sering merundungiku tak pernah berkata seperti itu padaku.
"SinB!!!". Balas Mark teriak. Ku lihat wajah SinB yang nampak terkejut akan hal itu. Tak pernah sekali pun Mark membentak dirinya, merasa tak terima akan hal itu SinB beranjak dari posisinya berjalan mengarah padaku, ia menarik surai rambutku hingga kepalaku dapat melihat langit-langit ruangan itu.
"Kau lihat, kau bahkan berhasil sekarang. Mark oppa berteriak padaku. Kau adalah benalu yang akan menghancurkan GOT STAR". ucap SinB.
Mark menarik tangan mungilnya hingga ia merintih kesakitan. Menatap tajam hezel sipitnya. Semua orang beranjak dari duduknya, khawatir kalau-kalau ada perkelahian. Aku termangu bingung, inikah yang disebut kutukan untukku? , sudahkah dimulai kekacauan dalam hidupku?. Sesekali menerka, apa salahku? Dimana letak kesalahannya? Dimulai darimana salahnya?. Apakah saat aku menerima kesepakatan itu? Atau saat aku mengikuti GOT STAR? Atau bahkan karena aku pindah ke Seoul untuk melanjutkan pendidikan? Tidak, bukan karena itu. Salahnya adalah aku terlahir sebagai aku, sebagai Yerin yang tak bisa apa-apa yang hanya bisa menyusahkan orang tuaku.
"Apa kau bahkan tidak menanamkan sedikit rasa malu pada dirimu sendiri? Melihat sikapmu, telah mencerminkan harga dirimu. Aku ragu kau berasal dari keluarga bangsawan dan bibit yang berpendidikan. Sepertinya yang cocok disebut wabah adalah dirimu, kau tau aku tak suka hal seperti ini, kenapa memancingku untuk berbicara!?". Ujar Mark membentak, tentu saja membuat yang lain terkejut.
"Apa kau bilang?!". Pekik SinB.
"Kau bahkan tak lebih baik darinya,haha apa yang kau banggakan? Kau masuk GOT STAR setelah ibumu memohon padaku. Nilaimu bahkan tak mencapai standar, beraninya kau menghina orang lain dengan menganggap dirimu lebih baik, haha lucu sekali. Sekarang siapa yang lebih layak untuk menjadi anggota GOT STAR". Balas Mark. SinB terkejut untuk kesekian kalinya, ia meraung pada dirinya sendiri.
"Mark oppa apa kau sadar dengan perlakuanmu padaku barusan?". Ujar SinB. Tidak ada yang dapat menghalau hal itu, semua kaku tak dapat bicara.
"Jangan karena kau lebih dulu mengenalku, maka kau seenaknya sampai mengurusi masalah pribadiku, Yerin bukan sembarang orang dapat menyentuhnya, dia milikku. Jika sedikit saja kau melukainya maka aku akan melukaimu dua kali lebih dari itu. Kau tak mengenalku, kau tauk tahu apa pun tentang diriku. Jadi jangan sok tahu atau mencari tahu tentang hal itu". Ungkap Mark sembari menarikku keluar. Jantungku berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya, suhu tubuhku meningkat tak dapat mengontrol diriku sendiri. Jujur aku tersanjung akan hal itu. Membentuk senyum disudut bibirku, wajah memerah dengan hezelku yang senantiasa menatap punggung lebar itu. Menghentikan langkahnya, Mark berbalik menatap wajahku. Refleks ku tundukan kepalaku. Tangan kekar itu, menepuk ubun-ubun kepalaku.
"Itu diluar perkiraanku, kupikir mereka semua sudah setuju". Ujar Mark. Ku naikkan kembali kepalaku, ku tatap lekat wajah tampannya itu. Dan tanpa kusadari aku memeluknya, memeluk tubuh tingginya yang hangat itu.
Terkejut, kembali ku lepaskan pelukkan itu.
"Maaf". Ujarku. Mark spontan menarikku kedalam rengkuhannya, dipeluknya tubuhku dengan erat.
"Aku tidak ingin kau melepaskannya". Ucap Mark.

Long DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang