Derit pintu terdengar melongsong ditelingaku. Kosongnya tatapan itu ku pancarkan melalui pandangan di mataku. Kantung mata yang semakin kendur tak ku pedulikan lagi. Langkah kakiku melambat usai pembicaraan singkat dengan kepala sekolahku. "Inilah takdir seorang pecundang. Jika saja aku tidak mengingat hari dimana ia membantuku,,, aku akan menolak kesepakatan itu mentah-mentah". Ujarku memaki diriku sendiri.
"Yerin!!". Panggil seorang pria tampan berkacamata sama sepertiku mengahampiriku. "Bambam". Jawabku. "Ada apa?". Tanya pria itu. "Kau tidak dikeluarkan kan?". Lanjutnya lagi. Pelupuk mataku mulai mengembun menahan derai air mata yang sepertinya tak dapat ku bendung. Bukannya sedih tapi aku terharu, selama ini hanya Bambam lah yang selalu peduli dengan keadaanku. Patut aku bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan kepadaku. "Ahh,, tidak kok, hanya masalah beasiswa". Ungkapku berbohong. "Begitu yaa,,, kalau begitu ikutlah denganku". Ujar Bambam padaku. "Uh,, kemana?". Tanyaku terkejut karena pria tampan itu memegang tangan mulusku tapi sejujurnya aku senang mwehehehe.
Tanpa menjawab dia menggandengku berjalan meninggalkan koridor kantor yang misterius dan menakutkan.*****
Senyum kaku terpampang jelas di wajah kacauku. Wajah yang kumel akibat tidak tidur semalaman bertambah buruk akibat kebodohanku yang lupa caranya tersenyum manis. Ku tatap para pria tampan dihadapanku yang sangat menggoda iman dan taqwaku. Mereka menatapku juga dengan entahlah mungkin pikir mereka aku menjijikan.
"Ku dengar kau pacaran dengan mark hyung". Salah seorang membuka pembicaraan. "Apa?". Ungkapku terkejut. Sh*t reaksi macam apa itu,, "aahh itu,,". Lanjutku menggantungkan akhir kalimatku. "Jangan memojokkan kekasihku seperti itu". Pinta pria berwajah sosis itu kepadaku sembari memegang pinggangku dan menarik paksa tubuhku berada dalam rengkuhannya. Jika kau tanya apa yang kurasakan sekarang maka aku akan menjawab bahwa aku ingin disuntik rabies dan ingin makan daging manusia saja. Kenapa pria ini selalu saja seenaknya bersikap kepadaku?. Ku lepaskan secara paksa pelukan Mark dan menatap para mata yang tengah menatapku. Rasa gugup menyelimutiku, takut kalau pada akhirnya aku akan dibenci oleh semua orang karena hal ini.
"Wow hyung jadi kali ini gadis memo ya?". Tanya salah seorang dari pria tampan itu. Ku tundukkan pandanganku. Sudah kuduga mereka akan berpikir demikian, mana mungkin pria tampan seperti Mark berkencan dengam gadis buruk rupa sepertiku.
"Namaku Jinyoung. Pasti kau sudah tahukan. Kami semua anggota dari GOT STAR". Ujar pria yang tampan itu. " Ahh iya aku sudah mengenal kalian semua". Tukasku.
"Baguslah jika kau pacaran dengan Mark. Dengan begitu berita recehan yang sempat beredar itu akan sirna". Pekik seorang dari mereka yang tak lain adalah JB atau jaebum. "Itu benar hanya gosipkan?". Tanyaku padanya. "Menurutmu apa?? Aku dan Mark yang benar saja". Lanjut JB padaku. "Kau tahu JB hyung adalah yang paling bre**sek diantara kita. Hahah". Ujar yugyeom. "Jika lelaki pada umumnya bisa membuat wanita menangis maka JB hyung akan membuat wanita itu menangis dan berteriak hey bre**sek jangan tinggalkan aku". Dilanjutkan oleh Jackson.
"Pokoknya JB hyung hanya menyukai wanita". Ujar Youngjae. Aku hanya terdiam tidak tau cara menyikapinya. "Mereka cerwet ya?haha". Tanya Bambam padaku sembari mengusap pundakku. Ahh aku tidak tahu apa yang terjadi aku suka Bambam tapi kenapa aku pacaran dengan makhluk laknat ini.
"Sudah cukup basa-basinya. Ayo ikut aku sayang". Ujar Mark dan lagi dia melakukannya lagi. Menarikku tanpa aba-aba. Untunglah dia tampan*****
"Menurutmu apa yang akan kita lakukan? Haruskah kita melakukan kencan malam ini?". Tanya Mark.
"Tidak usah lakukan apapun". Jawabku sembari memperbaiki posisi dudukku karena saat ini aku sudah berada didalam mobil mewah milik kekasih kontrakku.
"Kau cari masalah denganku". Ujar Mark lagi.
"Heh kau itu kenapa sekarang kau cerewet sekali?!". Pekikku penuh emosi. "Ku tegaskan padamu panggil aku oppa. Kau kekasihku untuk 3 bulan kedepan. Jadi panggillah aku begitu untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
"Tidak mau". Ucapku berteriak. Mark hanya menatapku tajam.
"Apa? Pokoknya AKU TIDAK MAU". Lanjutku lagi penuh penekanan.
Mark mendekatkan wajahnya kewajahku. Hezelnya mentap liar bibir mungilku. Keringat dingin mengucur didahiku.
"Oppa". Ujarku spontan dan lirih mengingat jika aku terus melawan tentu akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Mark terkekeh tersenyum penuh kemenangan dan membuat jarak kembali denganku. "Ternyata kau takut juga ya". Ujar Mark yang ingin sekali ku pukul kepalanya dengan cidori.
"Pokoknya kita kencan malam ini".
Lanjutnya lagi sembari memacu kecepatan mobilnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance
Storie d'amoreaku mencintaimu bukan karna kontrak, ini tulus kau bahkan lebih baik dari hidupku.jika awalnya hubungan kita hanya sebatas tanda tangan kontrak, tapi tidak dengan sekarang. kau harus bisa menerimanya apa pun itu resikonya. intinya aku mencintaimu. u...