Part 9

2.6K 256 7
                                    

"APA?! Yha! Yoon Sohee!"

Teriakan Mingyu sontak membuat Sohee terkejut. Jika saja Sohee berani menatap wajahnya, ia akan tau seberapa marahnya Mingyu saat ini.

"Ssst.. Jangan meneriaki aku seperti itu...", lirih Sohee, masih dengan kepala menunduk. Ia malu karena beberapa pengunjung mulai melemparkan tatapan aneh padanya dan Mingyu.

"Katakan apa alasanmu membuat kesepakatan bodoh seperti itu."

Seketika suasana menjadi suram akibat nada bicara Mingyu yang menyeramkan. Sohee menghela nafasnya, ia teringat pada Jeonghan yang pernah mengatakan,

Ada satu fakta yang mungkin tidak kau sadari. Orang-orang yang biasa terlihat haha-hihi justru akan sangat menyeramkan saat marah. Kau akan terkejut melihatnya.

Jeonghan benar. Selama ini Sohee hanya melihat Mingyu sebagai sosok yang tak pernah bosan tertawa, selalu berisik, dan tak pernah sekalipun menunjukkan kesedihannya secara langsung tanpa ditanya. Sampai ia lupa jika Mingyu juga manusia. Mingyu bisa marah terhadap sesuatu yang membuatnya terganggu.

Seperti sekarang, seharusnya ia meminta pendapat Mingyu terlebih dulu sebelum menyetujui permintaan Wonwoo.

"Mingyu, ibunya melakukan perjodohan paksa dan Wonwoo tidak ingin hal itu terjadi. Sebagai orang yang pernah ada di posisinya, aku bisa memahami perasaannya. Menikah dengan orang yang tidak kita sayangi rasanya sangat menyiksa. Aku hanya ingin membantunya..", jelas Sohee, ia menautkan jemarinya pada jemari Mingyu. Berharap agar genggaman eratnya dapat meyakinkan pria di hadapannya.

"Tapi kau dan Seungcheol hyung berakhir saling mencintai 'kan? Semua hanya soal waktu. Dia juga bisa sepertimu dan Seungcheol hyung.", tegas Mingyu, melepas tautan jemari Sohee dari jemarinya.

"Kau benar.. Tapi apa kau tahu bagaimana sulitnya menjalani hari-hari sebelum akhirnya bisa saling mencintai? Aku tidak bisa menjamin setiap perjodohan paksa akan berakhir sepertiku dan Seungcheol oppa. Kita hanyalah pasangan yang beruntung. Kau tidak tahu jika diluar sana banyak korban perjodohan yang tidak berakhir bahagia.", Sohee menatap mata Mingyu lekat. "Dan aku tidak ingin Wonwoo menjadi salah satunya.", lirihnya.

"Tapi--"

"Mingyu, percayalah padaku. Aku akan baik-baik saja."

Mingyu mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Alasan yang ia dengar cukup sulit diterima. Ingin rasanya menunjukkan kalau ia kecewa saat ini. Namun ia juga tak bisa lari dari fakta bahwa Sohee hanyalah sahabatnya. Ia tak berhak melarang keputusan yang Sohee ambil. Tugasnya hanya memberi saran. Dan jika sarannya ditolak, ia tak bisa bertindak lebih jauh lagi.

"Maaf, aku pikir akan lebih baik menyembunyikannya darimu. Tapi ternyata dugaanku salah.", lanjut Sohee.

"Sejak kecil kau tidak pernah menyembunyikan apapun dariku. Kenapa sekarang seperti ini?"

Sohee tersenyum miris mendengar ucapan Mingyu. Rasanya seperti ada ratusan pisau menusuk hatinya secara bersamaan.

"Gyu, jangan berlebihan..."

Mingyu kembali menatap Sohee, teramat dalam hingga kedua matanya berkaca-kaca. Berlebihan memang, namun perasaannya benar-benar tak bisa dibohongi.

"Benar, aku memang berlebihan. Tapi apa kau pernah merasa khawatir pada orang yang kau sayangi? Sampai kau tidak rela membiarkan orang lain mendekatinya? Bahkan menyentuhnya sedikit saja?"

"Kau ini bicara apa sih, Gyu?", Sohee tertawa kecil mendengar ucapan Mingyu yang melantur.

























Daddy! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang