Part 39

1.8K 158 9
                                    

"Aku minta maaf.."

"Kenapa? Ada apa?", sahut Wonwoo.




























"Aku bisa menyelamatkan bayinya, tapi tidak dengan Mina.."

























Tubuh Wonwoo melemas hingga tak sanggup lagi menahan kakinya untuk berdiri. Ia memukuli dadanya. Kehilangan sosok wanita yang tengah berjuang melahirkan putranya sungguh bukanlah hal yang terduga. Sohee mendekap Wonwoo yang berjalan terhuyung untuk sampai di kursinya. Jemarinya mengusap pelan tengkuk Wonwoo, berusaha menenangkan karena hanya pandangan kosong yang dapat terlihat dari mata Wonwoo.

"Ya Tuhan.."

Isakan tangis yang tertahan akhirnya membuncah. Wonwoo benar-benar tak menduga jika semua akan berakhir seperti ini. Dadanya begitu sesak, air matanya mengalir deras, tangan dan kakinya melemas, bibirnya tak sanggup berucap.

Wonwoo memejamkan matanya, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Di satu sisi dirinya sangat bahagia karena putranya telah lahir dengan selamat, namun di sisi lain ia sangat merasa bersalah karena tak bisa mendampingi Mina bahkan di saat-saat terakhirnya.

Bayangan kalimat terakhir Mina yang ia dengar setelah melakukan pemeriksaan bayi saat berada di rumah sakit terus memenuhi pikirannya,

Kau harus berjanji padaku, Wonwoo
Jika bayi ini lahir, kau harus menikah denganku
Aku ibunya, apa kau tega memisahkanku dengan darah dagingku sendiri?
Untuk itu kau harus menikahiku
Aku berjanji, akan membuatmu mencintaiku
Aku berjanji, akan merawat anak kita dengan baik
Kumohon berjanjilah padaku..

Permohonan Mina tak langsung ia setujui saat itu. Perasaannya tak bisa berbohong jika sebenarnya ia masih mencintai Sohee. Dirinya pun tak mengira jika kalimat itu menjadi permintaan terakhir Mina kepadanya.

Tetesan air mata belum berhenti membasahi pipi. Wonwoo begitu merasa bersalah atas apa yang ia lakukan pada Mina. Jika malam itu ia tak pergi minum, maka hidup Mina tak akan berakhir seperti ini. Sohee yang merasa pundaknya basah berusaha untuk menenangkan sang pria dalam peluknya.

"Wonwoo, tenanglah.. Semua akan baik-baik saja, percayalah padaku. Mina sudah berusaha yang terbaik, buat dia bangga pada pilihannya..", bisik Sohee tepat di telinga Wonwoo.

"Harusnya aku yang pergi. Bukan Mina. Aku yang bersalah dan membuat kekacauan. Aku yang menyebabkan dia pergi..", lirih Wonwoo yang masih terisak.

"Wonwoo, jangan seperti ini.. Kumohon.. Jangan salahkan dirimu.."

Ini adalah kali pertama bagi Sohee melihat Wonwoo menangis sesenggukan. Sohee menemukan sisi lain dari diri Wonwoo yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Wonwoo tak pernah memperlihatkan kesedihannya bahkan hingga menangis seperti saat ia kehilangan Mina saat ini. Pembawaannya selalu tenang meski dihadapkan pada permasalahan pelik sekalipun. Kehilangan sosok sahabat untuk selamanya memang menyakitkan dan tak akan pernah diharapkan oleh siapapun.

"Tzuyu, bagaimana dengan kondisi bayinya?", tanya Joshua memastikan.

"Bayinya lahir dengan selamat. Jenis kelaminnya laki-laki, dia sehat dan sudah dirawat", jawab Tzuyu. Ia berjalan mendekat pada Wonwoo, duduk berjongkok dan mengusap lengannya.

"Wonwoo, aku minta maaf. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan keduanya, tapi tidak bisa. Harus ada satu yang dikorbankan. Aku benar-benar tidak memiliki banyak waktu untuk membuat pilihan. Dan Mina lah yang memintaku untuk menyelamatkan bayinya.", jelas Tzuyu. Ia menceritakan percakapan terakhirnya dengan Mina saat berada di dalam ruang persalinan.

Daddy! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang