"Nak, kau sudah datang.. Masuklah..", sapa Nyonya Yoon saat melihat Wonwoo sudah berdiri di depan pintu.
Wonwoo memberi salam pada Nyonya Yoon yang begitu senang saat menyambutnya datang. Sikap ramah ibu Sohee padanya tak pernah berubah. Hal itu tentu membuatnya selalu merasa nyaman saat berada di rumah orang tua Sohee.
"Bagaimana kabar ibu?"
"Ibu sehat.. Bagaimana dengan anakmu? Sohee bilang jika Daeshim sangat tampan sepertimu. Ibu jadi penasaran ingin melihatnya..", balas Nyonya Yoon sembari menggandeng tangan Wonwoo dan mempersilahkannya duduk.
"Daeshim sudah mulai aktif bergerak, bu. Terkadang dia membuatku khawatir. Menjadi orang tua tunggal benar-benar tidak mudah.."
Nyonya Yoon terkekeh, mengingat apa Wonwoo katakan adalah hal pertama yang pernah didengar dari Sohee ketika mengeluhkan sulitnya menjadi ibu tunggal untuk dua putri kembarnya. "Kau belum terbiasa, nak. Suatu saat kau pasti akan menghadapi kesulitan yang lebih besar dari yang kau hadapi saat ini. Untuk itu kau harus bisa bekerja sama dengan ibunya.."
"Ibunya sudah meninggal, bu."
Nyonya Yoon terkejut bukan main saat mendengar pernyataan Wonwoo. Begitupun dengan Tuan Yoon yang secara kebetulan berjalan keluar dari ruang kerjanya.
"Apa? Astaga, kau serius? Bagaimana itu bisa terjadi? Ibu turut beduka cita.."
"Iya bu, ibu Daeshim meninggal karena komplikasi saat melahirkan. Aku tidak juga menyangka karena selama ini ibu Daeshim terlihat begitu kuat saat sedang mengandung putra kami."
"Ya Tuhan.. Jadi selama ini kau mengurus bayimu sendiri?"
"Tidak, bu. Ada kakak dan ibu yang membantu mengurus Daeshim saat aku bekerja. Dan Sohee, aku sering bertanya padanya karena Sohee berpengalaman dalam mengurus bayi.", jawab Wonwoo dengan senyumnya yang masih setia terulas.
"Kau pasti kesulitan selama ini.."
Wonwoo hanya tersenyum. Jika ia ingin jujur, memang sulit menjadi orang tua tunggal bagi bayi pertamanya. Mengurus Sua dan Suji dengan seorang bayi yang baru lahir merupakan dua hal yang sangat berbeda. Pengalamannya dalam mengurus bayi sangatlah minim. Seulgi tak bisa mengurus Daeshim setiap waktu karena ia juga memiliki seorang anak yang masih dalam pengawasan. Hanya satu harapan yang Wonwoo miliki saat ini, ibunya. Selama ini ibunya lah yang sering menginap untuk membantu merawat Daeshim saat dirinya bekerja.
Meskipun Sohee selalu menawarkan diri untuk membantunya, namun bukan Wonwoo namanya jika ia tak merasa enggan untuk menerima bantuan. Jika tak dalam kondisi terpaksa, Wonwoo baru akan menerima bantuan Sohee untuk mengurus putranya. Meski sang ibu seringkali meminta Wonwoo untuk menyewa pengasuh bayi, dirinya selalu menolak. Ia hanya ingin Daeshim diasuh oleh anggota keluarganya sendiri, bukan orang lain.
"Selamat malam, aya- pak..", sapa Wonwoo pada Tuan Yoon yang kini berjalan menghampiri dirinya. Bibirnya masih tak terbiasa untuk memanggil ayah Sohee dengan sebutan 'pak' karena selama menjalin hubungan hingga menikah dengan Sohee, Wonwoo selalu memanggilnya dengan sebutan 'ayah'.
"Malam, siapa tadi nama anakmu?", tanya Tuan Yoon mendelik.
"Daeshim. Jeon Daeshim."
"Nama yang bagus. Semoga dia tumbuh menjadi anak yang berperilaku baik.", ucap Tuan Yoon dengan senyum tipisnya.
Wonwoo yang tak menyangka dengan reaksi ayah Sohee seketika melebarkan senyumnya. Ia bahagia karena Tuan Yoon yang saat itu sangat membencinya, kini mulai membuka diri untuk kembali memperbaiki hubungan dengannya.
"Terima kasih, pak.", balas Wonwoo.
"Eoh! Wonwoo, kau sudah datang", celetuk Sohee yang baru saja turun dari kamarnya. Pemandangan yang sudah lama tak ia lihat membuatnya sangat bahagia. Bagaimana tidak, ayahnya kembali bersikap baik pada Wonwoo. Ia berharap hubungan Wonwoo dengan ayahnya akan tetap berjalan dengan baik seperti saat ia dan Wonwoo belum berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy! ✔
Romance[Completed] Yoon Sohee. Seorang wanita yang harus menjalankan peran sebagai 'ibu' sekaligus 'ayah' bagi kedua putri kembarnya. Jeon Wonwoo. Seorang pria yang dipaksa menikah dengan wanita yang bukan pilihannya. Berawal dari pertemuan yang tak terdug...