PLM 2

752 154 79
                                    

Syakila melihat jam tangan biru laut miliknya. Hari sudah sore dan sudah pukul 15:20, Fahmi--Abangnya tidak bisa menjemput karena harus mengurus proyek baru jadila dirinya harus menunggu angkutan digerbang sekolah.

"Mana sih angkotnya lama banget." Syakila melihat kanan dan kiri namun tidak satu pun angkutan yang menuju arah rumahnya lewat.

"Apa gue jalan aja ya, siapa tau pas jalan ada angkot lewat dari pada disini sendiri kaya manusia bodoh." Ucap Syakila lalu mulai berjalan.

Diperjalanan Syakila bersenandung kecil layaknya anak TK pulang dari sekolah.

"Aduh gue haus ni." Syakila memegang kedua lututnya padahal baru berjalan sampai depan persimpangan dirinya sudah kelelahan dan untung saja ada Alfamart didekatnya.

Langsung saja Syakila menuju masuk alfamart tersebut, dicarinya minuman kesukaannya lalu mencari ciki ciki karena perutnya juga lapar. Terlalu sibuk mencari ciki ciki hingga dirinya tidak sadar dan menabrak seseorang.

Brak!

"Eh maaf mas maaf nggak sengaja." Bukannya melihat orang itu Syakila malah sibuk memunguti belanjaan yang jatuh dari keranjang.

"Nggak papa."

Syakila mendongak melihat orang tersebut, Oh tuhan sungguh tidak bisa dipungkiri Syakila benar benar terpana akan ketampanan laki-laki dihadapannya ini.

"I-ini pu-punya mas." Ucap Syakila gugup.

"Thank." Laki laki itu mengambil barang belanjaannya lalu pergi meninggalkan Syakila begitu saja.

"Ganteng banget sih." Gumam Syakila lalu pergi membayar menuju kasir.

Setelah itu Syakila duduk di depan alfamart sembari menunggu angkutan, dirinya sudah tidak mau jalan lagi.

"Sya?!"

Syakila menoleh, lagi-lagi Alvin. Mau apa lagi laki-laki ulet bulu itu? Pikirnya.

"Sya, lagi nunggu angkot ya?" Tanya Alvin.

Syakila tidak menjawab dirinya fokus melihat jalanan sambil makan ciki ciki yang tadi dibeli.

Alvin menghembuskan nafas kasar "Sya, pulang bareng aku aja gimana?" Tawar Alvin namun tidak direspon oleh Syakila.

Alvin mencoba memegang tangan Syakila, namun dengan cepat Syakila menepis. Syakila berdiri dari duduknya "JANGAN SENTUH GUE!" Bentak Syakila.

Dengan kasar Alvin menarik tangannya, Laki-laki itu tampak sudah sangat emosi "Pulang.bareng. gue!" Kata Alvin penuh penekanan seperti tidak menerima penolakan.

"Lepas..."

"Nggak akan!"

"Alvin lepasin sakit." Syakila mencoba melepaskan tangannya, cekalan Alvin memang sangat sakit.

"Alvin lepasin atau gue teriak." Ancam Syakila.

Alvin tidak menjawab malah semakin kuat mencekal tangan Syakila, Hingga sampai didepan mobil Alvin barulah cekalan itu dilepas.

"Masuk!"

"Nggak gue nggak mau masuk."

"SYAKILA MASUK!"

Syakila terkejut, Alvin membentaknya selama berpacaran Alvin tidak pernah membentak apalagi berbuat kasar seperti ini.

"GUE BENCI SAMA LO!"

Alvin tertawa smirk tidak peduli dengan gadis di depannya. Dikapitnya kedua pipi Syakila dengan tangan kanannya.

"Mphh Al-vin lephass sak-it." Syakila menangis air matanya jatuh, tapi Alvin benar-benar tidak peduli.

Please, Love Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang