"Gue yakin kalau lo bakalan jadi milik gue tanpa harus inget masalalu lo."
-Syakila Diandra-
❄❄❄
Setelah dari supermarket Syakila mampir kerumah Gara, gadis itu bilang dirinya kangen dengan Bunda. Gara hanya bisa mendegus kesal, bukan apa-apa sudah dipastikan ketika gadis itu datang kerumah dan bertemu dengan Bunda, Syakila akan ditarik oleh Bunda dan mengabaikan Gara sendiri. Seperti sekarang Gara ditinggal diruang tamu sendiri. Sementara Syakila sudah diajak Bunda kedapur untuk mengobrol dan belajar memasak.
Tunggu mengapa Gara jadi sangat kesal sekarang? Entalah Gara juga tidak tahu dengan perasaannya sekarang, jujur saat dirinya mengaku suka dengan Syakila tadi itu sepertinya memang benar. Tapi yasudalah mungkin memang Gara baru menyukai gadis itu.
Syakila menghampiri Gara yang duduk diruang tamu, gadis itu baru selesai mengobrol dan belajar memasak bersama Bunda. Ya, seperti yang Gara katakan tadi.
Gara membenarkan posisi duduknya, menatap Syakila yang duduk disampingnya "Udah selesai?" Tanya Gara.
Syakila mengangguk lucu, matanya terlihat sayup. Sepetinya gadis itu sudah mengantuk.
"Ayo pulang."
Gara bangkit begitupun dengan Syakila "Sebentar pamit sama Ayah, Bunda kamu dulu." Ucap Syakila mengambil tas selempangnya yang dia campakan di sopa single disamping mereka.
Gara memantung. Seketika rahang Gara menggeras, tangannya mengepal. Syakila menatap Gara heran, lalu melambaikan tangannya didepan wajah Gara membuat Gara menatap wajah cantik Syakila.
"Kamu kenapa Gar?" Tanya Syakila.
Gara hanya diam. Lalu meninggalkan Syakila diruang tamu, Syakila mengeritkan dahi. Bingung. Memang ada yang salah dengan dirinya? Atau karena panggilan aku-kamu yang Syakila gunakan? Ah sudalah Syakila mungkin itu hanya perasaannya saja, dirinya mulai beranjak menemui kedua orang tua Gara lalu menyusul Gara yang sepertinya sudah berada dimobil.
Syakila masuk kedalam mobil Gara, memandang wajah Gara yang berubah menjadi dingin seperti pertama kali mereka bertemu. Gara tak menoleh kearah Syakila, laki-laki itu diam dan menajalankan mobilnya. Tadinya dirinya memang mengantuk tapi sepertinya kantuk itu seketika hilang karena sikap Gara.
Diperjalanan hanya ada keheningan, hingga sampai didepan rumah Syakila pun Gara hanya diam. Ada apa dengan Gara? Itulah pertanyaan yang sendari tadi dirinya pikirkan.
"Aku masuk dulu ya." Ucap Syakila lembut, berusaha tidak memperdulikan sikap Gara. Bukankah Gara memang pendiam? ah mungkin saja begitu.
Gara menahan lengan Syakila. Menoleh kearah gadis itu. Syakila dapat melihat wajah kemarahan tapi juga terkesan kesedihan yang terdapat diwajah tampan Gara.
"Ada apa?"
"Jangan pake aku-kamu." Ujar Gara dingin.
Syakila menghela napas pelan ternyata itu penyebabnya, tapi mengapa?
"Emang ada yang salah kalo pake aku-kamu? itukan lebih romantis Gar."
Memang Syakila sengaja memakai aku-kamu tadi, Syakila pikir ketika Gara mengaku suka padanya dan memakai panggilan itu memudahkan Gara untuk jatuh cinta padanya.
Gara mendengus membuang wajahnya kearah lain "Gue gak suka." Ketus Gata.
"Tapi Gar, gue suka. Pokoknya kita harus pake aku-kamu mulai besok."
"Jangan keras kepala, Sya."
"Gak mau tau!" Syakila mengerucutkan bibirnya, bersedekap dada.
"Sya, tolong ngertiin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Love Me!
Teen Fiction[JANGAN LUPA LETAK DI LIBRARY KALIAN] Sebuah cerita romantis komedi dua manusia yang awalnya tak saling mengenal. Anggara Putra Affandito sosok laki-laki berwajah tampan yang membuat para kaum hawa takjub akan paras tampannya itu namun sayang diriny...