PLM•9

399 82 38
                                    

Syakila mengerjap matanya, menyeimbangkan cahaya masuk kedalam netra matanya. Memandang sekeliling dan melihat tangannya terinfus. Akhirnya gadis itu tersadar setelah 3 jam dipindahkan keruangan inap.

"Udah sadar?"

Syakila menoleh "Gara!" Matanya berbinar mencoba duduk, dengan peka Gara mendekati dan membantu Syakila duduk.

"Kok ada sini?" Tanya Syakila menunjukan cengirannya.

Nyegir mulu.

Gara menjentikkan jarinya ke kening Syakila "Jangan nyengir." Gara duduk dikursi dekat ranjang Syakila.

"Ish iya deh, eh tapi belum jawab kenapa disini?"

"Yang lo tolong Bunda gue."

Mata Syakila melotot "SERIUS?" Tanya Syakila tak percaya.

Gara mengangguk pelan "Iya." Tumben laki-laki itu tidak berbicara ketus.

"Wah bagus dong!" Seru Syakila membuat Gara menoleh dan menatap aneh "Itu tandanya aku udah nolong Ibu mertua aku haha." Syakila tertawa.

Gara menatap Syakila yang tertawa lepas. Manis, Sangat manis hanya itu kata yang mengambarkan wajah Syakila.
"Gara tapi bunda kamu gak papa kan?"

"Gak, cuman licet dipunggung tangannya."

"Syukurlah gak kenapa-kenapa." Syakila bernafas lega.

"Sya." Panggil Gara untuk pertama kalinya membuat Syakila yang tadinya tersenyum mendadak gugup.

"I-iya."

"Makasih udah nolongin Bunda." Ucap Gara terdengar lembut dan tulus.

Demi Tuhan! jantung Syakila rasanya mau copot, Jantungnya berdetak begitu cepat seperti habis lari maraton.

"Sama-sama."

Setelah itu suasana menjadi hening, Gara sibuk dengan pikirannya dan Syakila sibuk menetralkan Jantungnya.

"Gue balik."

"Yah kok balik sih! Temenin gitu gue disini, kan gue sendirian." Syakila mengerutkan bibirnya menunjukan sifat manjanya.

"Kakak lo bentar lagi dateng."

"Temenin gue..." Syakila kembali merengek.

"Gak usah Manja."

"Temenin gue ya, ya, ya!"

"Gak, gue balik."

Gara berjalan kearah pintu "GARA NANTI GUE KANGEN GIMANA? TEMENIN GUE DISINI." Gara tak mendengarkan, tak peduli dengan rengekkan gadis itu tetapi sudut bibirnya sedikit terangkat.

*****

"Dek?" Panggil Ressa ketika masuk mendapati Syakila yang sedang bermain ponselnya.

Syakila melirik sekilas "Apa?" Ucap Syakila ketus.

Ressa memejamkan matanya mencoba tersenyum dengan sikap Syakila, Ressa tidak marah ini mungkin memang salahnya juga yang terlalu sibuk.

"Butuh sesuatu?"

"Gak."

"Mau minum?"

"Gak."

"Eum makan buah mau gak?"

"Aduhh! Udah deh Mbak jangan sok perhatian. Mending Mbak pulang aja kerjain skripsi Mbak." Ujar Syakila sarkatis tanpa menatap Ressa.

"Dek...Mbak minta maaf."

Syakila menatap wajah Ressa yang matanya sudah berkaca-kaca. Jika boleh jujur bukan ini yang Syakila mau dan Syakila benar-benar tidak tega.

"Ngapain mbak minta maaf? Mbak gak salah!" Syakila memalingkan wajah kekanan menahan air matanya.

Please, Love Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang