Haloooo
Selamat pagi semua.
Akhirnya kisah si Ganes aku publish lagi di sini (setelah beberapa kali pindah platform)
Cuma ganti judul aja. yang awalnya A Cup Jealousy jadi Ketika Jarak Berbeda Makna.
Alurnya pun sedikit berbeda dari sebelumnya.
Semoga aku bisa menyelesaikannya di Wattpad ya.
Jangan lupa vote dan komennya supaya aku tambah semangat nulis.
Terima kasih banyak buat teman-teman yang udah baca ceritaku.
Saranghe...
***
"Kamu emang susah dibilangin ya!" bentak seorang pria berkemeja biru muda. Ia menatap tajam perempuan berjilbab hijau tosca di hadapannya.
"Maaf Mas." Perempuan bernama Ganes itu menjawab dengan wajah menunduk. Dalam ketakutannya, diam-diam ia memperhatikan sepatu mengilap yang dikenakan si pria.
"Kamu udah sering ngucapin itu, Nes. Aku senang kamu rajin, tapi bukan berarti kamu bisa kerjakan semua sendiri. Kasih kesempatan buat teman-teman yang lain melayani tamu." Pria itu menarik telinga kanannya pelan, "biarkan remaja-remaja itu belajar," lanjutnya.
"Baik Mas," ucap Ganes lagi, kini ia mendongakkan kepala supaya bisa melihat wajah Veda yang tingginya sepuluh senti meter di atasnya. Tangan kirinya menggenggam ponsel di saku rok yang terus bergetar. Siapa sih yang nelpon dari tadi?
Veda mengembuskan napas kasar, lalu melangkahkan kaki ke tenda, tempat para tamu undangan acara pernikahan Nami, salah satu tetangga mereka yang menikah di usia muda.
Di belakang tenda yang dipisahkan oleh kain berwarna merah muda, para sinoman putra dan putri duduk menunggu giliran menyuguhkan hidangan kepada tamu.
Setiap acara pernikahan begini Ganes yang paling semangat hadir dan paling rajin hingga membuat sinoman putri lain senang sekali, karena Ganes yang akan menggantikan tugas mereka. Namun ada pula yang iri dan menyebutnya suka cari perhatian.
Ganes kembali ke belakang tenda tempat para sinoman duduk. Matanya memperhatikan para pria yang sebagian jongkok dan beberapa lagi berdiri di dekat kain pembatas tenda satu per satu.
Sambil membelai jilbab yang menjulur di dadanya, Ganes mengamati para pria dari wajah hingga kaki, lalu memejamkan mata seraya menggelengkan kepala. Bukan karena wajah pria itu tidak tampan, hanya saja sebagian besar dari mereka umurnya lebih muda dari Ganes. Sebagian besar pemuda-pemudi yang aktif nyinom adalah pelajar dan mahasiswa. Sebagian lagi yang tergolong dewasa sudah menikah, dan tinggal sedikit yang masih single termasuk Veda yang merupakan ketua karang taruna dan Randu sang bendahara. Zaman sekarang memang banyak yang lebih suka nikah muda. Bermodal cinta dan nafsu saja, padahal setelah menikah banyak hal yang dibutuhkan selain cinta, salah satunya kesiapan mental.
Umur Ganes sudah memasuki 27 tahun dan ia ingin sekali menikah. Pengalamannya menjalin hubungan dengan pria saat masih kerja di Bekasi membuatnya lebih teliti dalam memilih pria, apa lagi kali ini ia berharap hubungannya bisa sampai ke jenjang pernikahan. Bukan lagi sekadar pacaran putus-nyambung layaknya remaja.
"Mbak Ganes, ada tamu tuh," ucap seorang pria yang membawa nampan berisi teh manis diikuti pria lainnya yang membawa beberapa piring kudapan.
Tanpa menunggu lama, Ganes berdiri dan memperbaiki jilbabnya. Usai mengelus jilbab yang menjulur di dadanya, ia melangkahkan kaki memasuki tenda tamu dengan senyum lebar. sementara tiga perempuan paruh baya yang baru saja duduk di kursi tamu juga menyambut Ganes dengan bibir melengkung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyinom (Ketika Jarak Berbeda Makna)
Roman d'amourKatanya kalau jodohnya cuma tetangga sendiri itu mainnya kurang jauh. Kelihatan banget nggak gaul. Tapi Ganes nggak peduli. Dia justru cari jodoh yang satu desa sama dia. Atau paling enggak satu kecamatan. Mau tahu gimana kisahnya? Langsung baca a...