BAB 14

50 3 0
                                    

Seoul, 4 Mei 2022

Harvian menghembuskan napasnya lega setelah disibukkan dengan pekerjaan di rumah sakit. Empat hari terakhir ia berada di rumah sakit tanpa bisa keluar walaupun sebentar saja. Sebab apabila ia baru selesai dengan satu operasi atau pemeriksaan, kemudian akan langsung datang pekerjaan lain kepadanya. Satu tarikan napas saja sudah terasa cukup sulit bagi Harvian sebagai seorang dokter.

“Dr. Vian, Anda baru saja selesai?”

Harvian menoleh dan mendapati sosok Dr. Chan sudah tersenyum kepadanya. Dokter muda itu lalu duduk di sampingnya. Mereka berada di taman luar di samping rumah sakit. Dr. Chan menyodorkan sebotol minuman dingin.

“Anda pasti sangat sibuk dengan semua jadwal operasi,” kata Dr. Chan.

“Tidak juga,” kata Harvian. “Kau lah yang sibuk, Chan Hyung-a. Beberapa hari ini aku jarang sekali melihatmu. Kau pindah rumah sakit ya?”

“Bukan, Dr. Vian. Saya tidak pindah rumah sakit, saya hanya ada pekerjaan dengan pasien pribadi saya,” kata Dr. Chan.

“Jadi kau bekerja sampingan sebagai dokter pribadi?”

Dr. Chan mengangguk. “Bisa dikatakan begitu, Dr. Vian.”

“Wah, kau memang keren! Jadi, pasienmu sakit apa?”

“Kepala bagian belakangnya seperti terbentur keras oleh benda tumpul sehingga menyebabkan pendarahan yang cukup hebat. Berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir, ia mengidap amnesia disosiatif dan belum sadarkan diri selama empat hari,” kata Dr. Chan.

“B- benarkah?” tanya Harvian gugup. Tiba-tiba ia ingat dengan keponakannya, “Apakah kau bekerja untuk seorang gadis?”

“Tidak,” kata Dr. Chan. “Aku bekerja sebagai dokter pribadi idol terkenal.”

“B- begitukah? Semoga pasienmu cepat pulih,” kata Harvian sedikit lega.

“Tapi-”

Perkataan Dr. Chan terputus ketika melihat sebuah kabar yang muncul di berita terkini pada layar LED di hadapannya. Harvian pun mengikuti arah pandang Dr. Chan yang tiba-tiba terdiam. Ekspresi wajah Dr. Chan yang biasanya terlihat tenang menjadi kaku dan memperlihatkan keterkejutan.

BST dikabarkan akan hiatus untuk sementara waktu. Kabar ini disampaikan secara langsung oleh pimpinan agensi dari BST. Banyak fans yang mempertanyakan keputusan yang terkesan terburu-buru ini.

“Apa mereka idol yang menjadi pasien pribadimu?” tanya Harvian.

“Benar. Saya tidak menyangka kalau mereka benar-benar akan hiatus,” kata Dr. Chan. “Sepertinya saya harus izin keluar lagi dan mengunjungi mereka.”

“Baiklah. Tetap semangat, Chan Hyung-a!”

Lalu, Dr. Chan membungkuk sopan kepada Dr. Vian karena harus izin pergi. “Gomabseumnida, Dr. Vian.” Ia melangkah meninggalkan Harvian yang masih diam di tempatnya dan memandangi punggung Dr. Chan yang menjauh.

Kira-kira bagaimana kabarmu, Naila?

Harvian mendongakkan kepalanya untuk memandang langit yang terlihat cukup cerah. Pikirannya kembali terdampar pada hari saat ia bertemu Ain. Lebih tepatnya sehari sebelum ia melukai Naila, keponakannya sendiri.

Annyeong,* Harvian samchon!**” (*Sapaan seperti Hi/Hallo **Paman)

“Ain, kau masih saja tidak belajar sopan santun. Aku ini pamanmu, gunakan bahasa formal kepadaku,” kata Harvian.

Lalu Ain pun merungut, “Kalau begitu aku hanya akan memanggil namamu!”

“Apa!?”

“HA-Reu-VIAN,” eja Ain. Akan tetapi, bukannya kesal, ejaan Ain yang terdengar aneh saat membaca huruf ‘R’ malah membuat Harvian terkekeh geli.

WERODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang