BAB 17

47 5 0
                                    

“Apakah masih terasa sakit?”

Kei menggeleng dan membiarkan Ila menutupi telapak tangan kanannya dengan perban. Saat makan malam tadi, Kei tidak sengaja memegang panci panas yang ada di depannya karena terkejut saat Mi Ra memanggil namanya. Sup yang ada di dalam panci tumpah dan hampir mengenai Ila yang ada di samping Kei. Jadi Kei reflek menyingkirkan panci panas tersebut ke lantai dan malah melukai telapak tangannya sendiri.

“Apa kau juga baik-baik saja, Ila…-ya?” tanya Kei masih merasa canggung menggunakan bahasa informal. “Maaf aku tidak sengaja menumpahkannya.”

“Tidak apa-apa, Kei-ssi. Mi Ra-ssi juga baik-baik saja,” kata Ila.

“M- Mira-ssi?”

“Ye. Tadi Jay-ssi segera melindungi Mi Ra-ssi saat sup itu tumpah. Jadi sup itu hanya mengenai baju Jay-ssi,” kata Ila menjelaskan.

“S- syukurlah kalau begitu,” kata Kei tergagap.

Kemudian Ila menatap mata Kei dengan dalam, sehingga membuat pria kelinci itu kebingungan. Tatapan mata Ila terlihat seperti menyelidiki Kei dari matanya. Seakan-akan sedang memeriksa setiap sudut dalam diri Kei.

“Kei-ssi,” kata Ila.

Ne.”

“Hati Anda tidak terluka, kan?”

Ye?

“Saya merasa… tatapan mata Anda terlihat sedang berkecil hati,” kata Ila. “Saya mengetahui sebuah ungkapan, katanya begini, yang akan menjadi milikmu tidak akan pernah meninggalkanmu. Sebaliknya apabila ia bukan milikmu maka ia tidak akan bisa bersamamu.”

Sebenarnya dari tadi, sejak mereka duduk dan berkumpul bersama di ruang tengah. Ila memperhatikan sorot mata kecewa Kei kepada Mi Ra. Entah kenapa, Ila bisa menyimpulkan perasaan Kei setelah melihat tatapan mata dan gestur tubuhnya. Seakan berbagai teori kejiwaan beterbangan di dalam otaknya. Padahal Ila hanya tidak ingat kalau ia adalah salah seorang mahasiswi psikologi yang cukup berbakat.

Ila menatap telapak tangan Kei yang sedang ditutupinya dengan perban. Terdapat bekas luka bakar karena Kei berusaha mehindarkannya dari sup panas. Awalnya hati Ila terasa ragu saat akan menyentuh tangan Kei, tetapi ia memilih untuk melawan perasaannya. Ia hanya merasa dirinya tidak boleh menyentuh Kei.

Niko dan Vero sibuk membersihkan meja makan yang berantakan. Sedangkan Mi Ra sedang mengobati punggung Jay yang terkena sup panas. Mereka berdua juga pergi ke kamar untuk mencari baju ganti Jay. Oleh karena itulah, Ila tidak punya pilihan lain selain mengobati tangan Kei yang terluka karena dirinya.

“Ila-ya,” kata Kei. Suaranya terdengar seperti berbisik.

“Ya, Kei-ssi?”

“Apa kau bisa membaca isi hatiku?”

Ila tertegun melihat tatapan mata Kei kepadanya. “S- saya hanya-…”

“Kalau begitu,” kata Kei memotong kalimat Ila, “Apa kau mau membantu untuk menyembuhkan hatiku?”

***

Apartemen BST, 5 Mei 2022

Cip… Cip… Cip…

Kicauan burung dan teriknya mentari menyambut hari yang baru dan menggantikan hari yang lalu. Pagi hari kali ini terasa sedikit berbeda bagi empat orang member BST yang tersisa. Ditemani oleh dua orang wanita dan seorang bayi, ternyata cukup membuat mereka merasakan sensasi apartemen yang tidak biasa. Ditambah dengan kenyataan kehiatusan mereka untuk sementara waktu.

WERODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang