BAB 24

38 5 0
                                    

Akhirnya Dr. Chan pamit untuk pergi ke rumah sakit bersama Ila. Sebelum itu, Ila sempat mengganti baju dengan baju yang dibelinya kemarin. Ia memakai baju yang dibelikan Vero sebagai hadiah ulang tahunnya. Kemudian ia ikut berpamitan dan berjalan di samping kiri Dr. Chan. Postur tubuh Dr. Chan yang tinggi membuat Ila terlihat mungil. Tinggi Ila bahkan kurang dari bahu Dr. Chan. Walaupun sebenarnya Ila tetap terlihat mungil saat berdiri dengan semua pria. Bahkan Jay yang tidak terlalu tinggi di BST pun jadi terlihat sangat tinggi kalau berdiri di samping Ila.

“Bukankah Ila terlihat imut bersama Dr. Chan?” ujar Mi Ra bermonolog.

“Apa maksud Anda?” tanya Vero.

“Iya. Mereka terlihat cocok bersama. Dr. Chan yang tinggi dan tampan sangat serasi dengan Ila yang mungil dan imut,” kata Mi Ra.

“Kemarin Anda juga bilang begitu saat Ila bersama Kei,” kata Vero.

“Karena saya mengira mereka sudah pacaran, jadi saya mendukungnya. Selain itu, Ila memang terlihat cocok dengan pria tinggi. Aku suka melihat gadis mungil bersama pria tinggi,” kata Mi Ra bahagia.

“Anda sendiri, tidak terlalu pendek dibanding Jay. Kenapa tidak bersama pria yang lebih tinggi saja?”

“Kalau itu sih, cinta namanya. Tidak memandang fisik lagi, tapi sudah memakai hati. Semuanya akan terlihat cocok,” kata Mi Ra sambil tersenyum.

“Jadi… apa mungkin saya dan Ila juga cocok?” tanya Vero.

“Mungkin saja. Tapi, apa Anda mencintai Ila?”

Pertanyaan Mi Ra berhasil menjadi tamparan bagi Vero. Ia sendiri juga tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya. Apakah ia hanya bersimpati kepada Ila atau sudah benar-benar menaruh hati kepada gadis tersebut. Selain itu, ia juga merasakan Kei memiliki perasaan yang sama kepada Ila.

“Saya tidak tau,” kata Vero akhirnya.

“Sejujurnya, kemarin saya bisa melihat kalau Kei-ssi sudah jatuh hati kepada Ila. Tatapan matanya saat melihat Ila di balkon kemarin, seakan menjelaskan segalanya. Itulah kenapa saya mengira mereka sedang berhubungan,” kata Mi Ra.

Sedangkan Vero hanya terdiam dan sebenarnya setuju dengan pendapat Mi Ra. Hanya saja hatinya merasa tidak rela. Sementara itu, Kei pergi keluar bersama Seo Jin dan Niko sudah kembali ke kamarnya. Lalu Jay juga keluar dari kamarnya sambil menggendong Min Joon yang baru saja terbangun.

Vero melihat pasangan bahagia yang berada di depannya. Mi Ra menyusul Jay ke ruang tengah dan langsung memeluk pria itu dari belakang. Kemudian mereka duduk bersama di ruang tengah sambil mengajak bayi mungil mereka bercakap-cakap.

“Apakah ada wanita di dunia ini yang mencintaiku?” gumam Vero seorang diri.

***

Seorang wanita berusia empat puluhan terlihat sibuk mengemasi barang ke dalam kopernya. Ia sudah menginap di Seoul selama beberapa hari untuk urusan bisnis. Wajahnya masih terlihat cantik walaupun kerutan kecil sudah mulai terlihat di ujung matanya. Senyumnya masih mempesona seperti saat ia masih gadis.

Hari ini ia berencana akan kembali ke tempat asalnya. Namun sebelum itu, ia ingin melihat putranya karena sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu. Sudah sekitar empat bulan yang lalu. Sebab selain dirinya sibuk dengan bisnis yang diurusnya, putranya juga sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

Ia mengambil ponselnya yang terletak di atas kasur. Kemudian ia mengetik pesan teks kepada putranya untuk mengabarkan kalau ia akan segera berkunjung ke tempatnya. Lantas ia berdiri dan bersiap-siap keluar dari kamar yang sudah ia tempati beberapa hari belakangan.
Sesampainya di salah satu gedung tinggi di Kota Seoul, wanita itu segera masuk dan menaiki lift. Kemudian ia sampai di depan pintu apartemen putranya dan tersenyum lebar. Ia melihat putranya membukakan pintu dan langsung memeluknya.

WERODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang