-Perasaan Yang Masih Sama-

68 5 31
                                        

“Cici? K-kok kamu bisa ada disini sih?” tanya Mike tidak percaya.

Bagaimana tidak, Cici datang di waktu yang tidak tepat. Makanan saja belum datang, masa harus masalah yang menghampiri nya. Apalagi saat ini ada Kyisa, akan berakhir seperti apa kisah nya ini.

Cici menghampiri Mike dan tersenyum “kenapa? Gak boleh kalau aku kesini?”

“yah bukan begitu, tapi kan—“ Mike melihat Kyisa yang sedang asik dengan ponsel nya. Mike hanya bisa meringis, kenapa harus sekarang? Padahal tadi siang pertemuan ini pun terjadi walaupun bukan di tempat yang sama. Sungguh, ini membuat kepala Mike berdenyut-denyut tidak karuan.

Cici mengikuti pandangan Mike, ia tersenyum melihat Kyisa “oh, ini adik kamu yang tadi siang aku lihat kan? Penampilan nya kok jadi cantik begini, kamu juga kok pake jas formal, tumben?” tatapan Cici menyelidik ke arah Mike.

Mike merasa tenggorokannya tercekat begitu saja, ia bingung mau menjawab apa. Tidak mungkin kan ia bilang sedang makan malam bersama calon istri? Wuaahh, tidak bisa dibayangkan bakal ada perang ketiga di dunia ini.

“sudah lah lupain yang itu. aku pengen kenalan lagi sama adik kamu, kan aku belum tau namanya” Cici tersenyum lalu beralih mendekati Kyisa.

Mike langsung membuang nafasnya yang tertahan beberapa menit, mampus sudah. Apa yang akan dikatakan Kyisa nanti. Bisa-bisa kiamat sudah dunia, apalagi ia tau seperti nya Kyisa tidak menyukai Cici. Terlihat dari sikap Kyisa sewaktu siang, Kyisa langsung pergi begitu saja disaat Cici ingin berkenalan dengannya. Mike berfikir, siapapun yang ada di posisi Kyisa mungkin akan bersikap seperti itu.

Kyisa yang merasa bahwa Cici mendekati nya langsung saja ia mendongak, benar saja. Wanita itu sudah tersenyum kearahnya, ahh Kyisa ingin muntah ke wajah wanita itu. Menurut nya wajah itu wajah yang tersenyum licik kepadanya, entah apakah itu hanya perasaan Kyisa atau bagaimana, Kyisa pun tidak mengerti.

Kening Kyisa mengernyit ketika Cici mengulurkan tangan ke arah nya “kita udah ketemu tadi siang, tetapi karena aku gak tau nama kamu, boleh kita berkenalan lagi?” Cici tersenyum.

Astaga, kenapa ni cewek kebanyakan senyum sih? Lama-lama gue muak lihat nya!

Kyisa meniup poni nya, ia merasa hawa di sekitar nya menjadi panas. Langsung saja Kyisa berdiri lalu menatap Cici dengan tajam, aneh nya Cici masih saja tersenyum kepadanya. Sedangkan Mike melihat dari belakang Cici, Mike melihat tatapan Kyisa yang seperti ingin membunuh siapa saja.

“gue sibuk, gak ada waktu untuk berkenalan sama orang asing. Jadi, bisakah lo beri gue ruang untuk keluar dari sini?” tanya Kyisa dingin.

Tangan Cici yang masih mengulur langsung turun dengan perlahan, ia memiringkan tubuh nya membiarkan Kyisa keluar dari tempat nya. Kyisa melihat Cici lalu bergantian melihat Mike, tatapan itu masih sama dan masih sangat membunuh.

Kyisa berjalan keluar dari restoran dengan perasaan yang menggebu-gebu, ia marah, kesal dan benci. Entah kenapa ia menjadi seemosi ini hanya karena pria yang sudah mempunyai pacar. Kyisa tidak tau perasaan apa ini, kenapa ia menjadi tidak mengerti dengan situasi seperti ini.

Saat ini yang Kyisa inginkan hanya pulang ke rumah nya lalu menghempaskan tubuh nya ke kasur yang empuk nan lembut. Ia ingin membenamkan kepalanya dibalik bantal dan berharap ia tidak ingat hari ini, ketika ia sadar bahwa perjodohan ini dia hanya dijadikan alat oleh pria seperti Mike agar hartanya jatuh ke tangannya.

“benar-benar pria brengsek!” umpat Kyisa sambil berjalan di sepanjang jalan. Yang dilakukan Kyisa agar sampai ke rumah nya hanya lah berjalan kaki, Kyisa tidak membawa uang untuk pulang menggunakan taxi. Kyisa hanya membawa ponsel yang baterai nya hampir saja habis, ia mencharger ponsel nya tidak sampai penuh. Biarlah Kyisa berjalan kaki yang terpenting ia sampai ke rumah nya.

MiKyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang