-Mantan-

68 7 3
                                    

Setelah terjadi pertengkaran antara Kyisa dan Cici membuat pengunjung restoran merasa iba melihat Kyisa yang duduk sendirian tanpa siapapun. Bahkan, suaminya itu lebih memilih pacar nya dibandingkan istrinya sendiri.

Kyisa tidak memikirkan hal itu. Ia hanya memikirkan seperti ini rasanya seorang diri. Tidak ada siapapun yang membela ia. Kyisa benar-benar merasakan artinya seorang diri.

Disaat dirinya asik melamun, Kyisa merasakan tepukan dibahu nya beberapa kali. Ia pun menoleh ke belakang dan terlihat lah wajah yang ia kenal.

“Boy?”

“Kyisa?” ucap mereka kompak.

Boy menghela nafas lega, karena saat ia masuk ke dalam restoran tadi seperti melihat seseorang yang ia kenal. Dan benar saja dugaannya, ternyata Kyisa lah yang ia lihat tadi.

“Kyi, kok lo ada disini?” tanya Boy dengan raut wajah nya yang bingung.

Ia sambil celingak-celinguk melihat dengan siapa Kyisa berada disini. Nyatanya, Kyisa hanya sendiri saja.

“Boy,” panggil Kyisa dengan suara lemah dan kedua matanya yang terlihat sayu.

Melihat ekspresi Kyisa yang seperti itu membuat hati Boy seketika terenyuh. Ia menarik kursi lalu duduk di samping Kyisa. Melihat raut setiap sudut wajah Kyisa yang tidak biasa itu. Boy benar-benar tidak suka dengan ekspresi ini. Ekspresi yang tidak pernah Boy lihat sebelumnya.

“Ada apa Kyi?” tanya Boy dengan suara yang lembut berusaha memberikan gadis itu perhatian.

Kyisa hanya terdiam. “Kenapa lo sendiri aja disini? Mike kemana? Seharusnya kan sekarang dia sama lo,” tanya Boy lagi.

Mendengar pertanyaan Boy, membuat gadis itu mendesah pelan mengeluarkan sesak yang ada di dada. “Dia sama pacar nya Boy.” Kini, gantian Boy yang terdiam oleh perkataan Kyisa.

“Gue barusan aja ngelabrak mereka berdua disini,” lanjut Kyisa lagi dengan tatapan yang mengarah ke depan.

Sorot mata Kyisa tidak bisa dijelaskan oleh siapapun yang melihat nya. Boy tidak mengerti bagaimana perasaan gadis itu sekarang. Di bilang bahagia tidak juga, sedih? Tidak mungkin gadis itu sedih karena Mike. Ia tau Kyisa bukan orang yang seperti itu.

Boy melihat rambut Kyisa yang terlihat acak-acakan. Pasti telah terjadi sesuatu dengan gadis itu. Entah itu apa, membuat Boy sedikit penasaran.

“Lalu, mereka berdua kemana Kyi?”

“Pergi, ninggalin gue sendiri disini,” Boy hanya bisa diam tanpa bisa berkata apa-apa lagi.

Kyisa menoleh melihat Boy dengan tatapan sendu nya, “Bahkan, Mike yang sudah dikatakan menjadi suami gue. Dia malah memilih pacar nya dibandingkan gue. Iya gue tau, pernikahan ini berdasarkan perjodohan bukan berdasarkan keinginan. Tetapi, setidaknya hargai pernikahan ini. Apalagi ia pergi ke rumah gue dan meminta gue kepada kedua orang tua gue. Kalau pun dia emang gak betah sama pernikahan ini, setidaknya ia bisa kembalikan gue dengan baik-baik. Bukan malah menghancurkan masa muda gue,” ucap Kyisa panjang lebar.

Kedua tangan Boy pun otomatis mengepal dengan erat, walaupun ia bukan siapa-siapa Kyisa. Tetapi melihat Kyisa disakiti seperti ini membuat Boy tidak terima. Biarpun Mike itu temannya, tetapi kalau urusan ini Boy tidak memandang teman atau pun musuh.

Rahang Boy mengeras menahan amarah yang ingin keluar, “Jadi, sekarang gimana? Lo mau pulang?” Kyisa menggeleng.

“Lalu?”

“Gue gak mau ketemu pria brengsek itu,”

Boy mengangguk, mengerti siapa yang dikatakan pria brengsek oleh Kyisa tersebut. “Terus, lo mau tidur dimana Kyi? ya kali lo tidur disini? Apa gue anterin lo pulang ke rumah lo aja?”

MiKyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang