-Dia Lagi-

80 6 15
                                    

Ponsel Kyisa berdering sedari tadi dan itu membuat pemilik nya terbangun dari tidur nya. Tidak bisa kah orang di dunia ini tidak mengganggu nya sekejap saja, membuat Kyisa ingin segera lenyap dari dunia ini. Kyisa pun mau tidak mau bangun dari tidurnya dengan rambut acak-acakan, ia mengacak rambut nya frustasi.

“ck! Siapa juga yang nelpon” Kyisa meraih ponsel nya dan langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang sedang menelponnya.

“halo” ucap Kyisa dengan suara serak nya.

halo kyi” alis Kyisa naik sebelah, suara nya cowok? Siapa? Apakah Mike? Ah itu tidak mungkin fikir nya.

Kyisa menggaruk kepala nya “hem, siapa?” tanya nya dengan malas.

siapa? Ohh, gue Boy. Masa lo gak kenal gue sih” jawab nya sambil tertawa kecil.

Tunggu, tadi dia bilang apa? Boy? Maksud nya mantan gue yang masih gue cintai? Kedua mata Kyisa langsung membulat besar, lalu ia merapikan duduk nya maupun rambut nya. Ia menjauhkan ponsel dari telinga nya dan berdehem-dehem sesaat agar suara nya tidak sekacau tadi. Lalu ia tersenyum, padahal dia melakukan seperti itu pun Boy tidak bisa melihat nya.

“ehh Boy, heheheh. Maaf ya tadi gue langsung angkat gak lihat siapa yang nelpon” Kyisa mengubah suaranya dengan lemah gemulai.

Memang Kyisa dan Boy sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, tetapi Kyisa berusaha bersikap dewasa. Walaupun mereka sudah putus, tetapi silahturahmi harus lah terjalin tidak harus ikut putus juga. Setidak nya setiap hubungan tidak harus dengan yang nama nya pacaran kan? Bisa juga jadi teman, seperti Kyisa dan Boy saat ini.

hem iya Kyi, gak papa kok

Kyisa hanya bisa menghela nafas pelan, sejujurnya ia sangat merindukan suara pria ini. Ia sudah lama tidak mendengar nya semenjak mereka berdua menjalin kehidupan masing-masing. Boy mampu membuat Kyisa menjadi wanita yang sesungguh nya dan memiliki kepribadian yang lemah lembut. Tetapi itu tidak berlangsung lama, disaat orang tua Boy tidak menyetujui hubungan yang di jalani oleh mereka berdua.

“hem begitu. Tumben banget lo nelpon gue Boy, apa ada hal penting? Atau lo ada perlu sama gue? Ahh, apa lo mau ngajak gue jalan-jalan? Hem, apa karena lo kangen gue?” Kyisa memberikan rentetan pertanyaan konyol kepada Boy dan itu justru ditanggapi dengan gelak tawa di sebrang sana. Kyisa hanya bisa meringis, kenapa dia sebodoh ini? Mungkin karena ia sudah lama tidak berkomunikasi dengan mantan kesayangan nya itu, hingga tidak tau harus berbicara seperti apa.

Ahh, mantan kesayangan ya?

hahaha ya ampun Kyisa, lo gak pernah berubah ya. Selalu bertanya tanpa henti gitu. Ahhh, gue jadi kangen. Udah lama lo gak pernah bertanya seperti ini ke gue

Kyisa merasakan kedua pipi nya memanas, ia langsung beranjak dari kasur nya dan melihat wajah nya yang sudah merah seperti kepiting rebus. Ternyata bukan hanya dirinya saja yang merindukan mantannya itu tetapi ia juga merindukan dirinya.

Kyisa berangan seandainya Mike itu ialah Boy, pasti ia akan menerima perjodohan itu tanpa berfikir dua kali, ralat deh jangan dua kali tetapi satu kali pun Kyisa tidak akan berfikir untuk menerima Boy. Karena dia, sangat mencintai Boy.

Kyisa masih tersenyum sendiri, ia menggaruk kepala nya “hehehe, maaf. Soal nya gue kepo, tumben aja lo nelpon. Padahal selama ini lo jarang nelpon gue”

ya akhir-akhir ini gue lagi banyak kerjaan di kantor, jadi gak sempat untuk menghubungi lo. Tapi akhirnya gue bisa nelpon juga.

“oh, begitu” jawab Kyisa tersipu. Ya ampun, jika ada orang yang melihat ekspresi Kyisa sekarang pasti hanya akan bilang bahwa Kyisa seperti kucing yang ingin kasih sayang dari majikannya.

MiKyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang