Jadi sekarang rumah Soobin lagi sunyi. Kenapa? Why? Itu akan terjawab setelah kalian vote dan komen sebanyak-banyak nya.
Anjay
Biar seru dan misteri gitu.
Gwilak
Oke lanjut kuy!
...
"jadi kalian punya hubungan apa sampai tuh leher ada merah-merah dan gigitan anjing gitu? " tanya seseorang yang emang asalnya udah galak kayak polisi di jalanan. Polisi tidur dong!? →_→
Emang polisi tidur galak? -Bunda Tae.
"ummmmmmmmmm" itu Soobin. Emang suka ngajak gelud.
"kamu ngapain Soobin, si anjing kecil? " tanya Bunda Tae. Soobin langsung menatap bundanya dan menyengir tanpa merasa terbebani di bilang anjing. Kecil.
"tapi Soobinnya kan udah besar bun, jadi nya anjing besar dong" ucap Hueningkai. Emang dua manusia ini gak tau suasana atau gimana sih?! Warasnya tuh di kontrol dikit napa, erosi saia ヽ(`⌒´)ノ
"iya, anjing besar itu kan yang gigit leher kamu sampi banyak gitu? " tanya Bunda Tae.
Krik.
Krik.
Krik.
Senyap.
Sunyi.
Sepi.
Oke tinggal nunggu pencabut nyawa dateng aja, kalau udah gini.
Canda dung~
"hehe, bunda marah? Ini akhirnya aku punya pacar loh" ucap Soobin yang turun dan mengelus tangan bunda Tae.
"huff, bukannya bunda marah tapi, kamu bahkan enggak tau gimana kamu saat itu, " ujar bunda Tae.
"b-bunda tau masa lalu Soobin? " tanya Soobin yang enggak mau harus terkejut terheran-heran.
"bunda adalah ibu kamu, yajelas tau, bodoh banget ih jadi anak" ucap Bunda Tae.
"ngapain gak ceritain? " tanya Soobin.
"ayah kamu enggak ngijinin, jadi bunda ga boleh bilang" ucap Bundanya."intinya, kalian belum boleh-"
Belum sempat Bunda Tae melanjutkan kalimatnya, Hueningkai sudah memotongnya terlebih dahulu.
"maaf bun, tapi gapapa kok" walau kemungkinan Soobin akan pergi ninggalin aku, lanjut Hueningkai dalam benaknya.
Bunda Tae hanya membuang napas berat. Setelah melihat senyum dari kedua anak ini, ia sangat ingin memeluk dan merestui. Namun, ia tidak ingin salah satu dari mereka tersakiti lagi.
"bunda perlu waktu untuk memikirkan nya, jadi untuk saat ini, kalian tidak bisa bertemu dulu, bertemu sebatas nya saja, teman" ucap Bunda Tae lalu pergi meninggalkan ruang keluarga.
Soobin udah lemez, gabisa gerak. Ga habis pikir ini akan terjadi. Udah capek-capek ngejar cintanya, eh ga di restuin. Sia-sia gak sih? Sakit cuy kalau di bilang sia-sia.
"gapapa, gue akan tetep jaga hati kok" ucap Hueningkai. Lalu memeluk Soobin dari belakang.
"maaf ya, tapi lo tetep mau kan jadi pacar gue? " tanya Soobin. Ia takut kehilangan lagi.
Hueningkai mengangguk lalu mengecup pucuk kepala Soobin.
Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menenangkan pacarnya ini.
.
.
.
."terus kalian putus? " tanya Beomgyu.
Hueningkai hanya menggeleng. Ia sebenarnya takut untuk bercerita, tapi ia juga tidak ingin membohongi sahabat-sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga | SOOKAI
Fanfic"Bisa gak sih jangan berisik? " ujar laki-laki yang tengah duduk di balkon kamarnya sembari menatap tajam ke arah seberang yang tidak jauh dari balkonnya. "terserah gua, ini kan party gue, dirumah gue jugaan! jadi jan sewot!" ujar laki-laki yang le...