12

1.1K 147 24
                                    

Akhir-akhir ini sangat jarang ketiga laki-laki ini berkumpul seperti saat ini. 

"gue kira kalian bercanda mau kesini" ujar Hueningkai yang membawakan beberapa minuman untuk kedua temannya.

"gue mana pernah bercanda kalau nyangkut lo" jawab Beomgyu yang memberikan tas belanja yang di dalamnya berisi jajan-jajanan yang bakal buat Hueningkai gendut dalam semalam.

"kamu pasti mau buat aku gendut ya?" ujar Kai yang sudah melihat kaget ke dalam tas belanjaan itu. Beomgyu hanya tertawa dan mencubit gemas pipi Huening.

"gue beliin makanan aja, gue tau lo blom makan" ujar Taehyun yang memberikan bubur kepada Kai. "mau gak?" tanya Taehyun yang menyerahkan buburnya namun tak kunjung di ambil.

"maulah!! makasihhh Taeehyun" ujar Hueningkai setengah berteriak.

mereka bertiga sangat asyik mengobrol bahkan tidak menyadari waktu terus berjalan.

"kalau gitu kita pamit ya" ujar Taehyun.

"titip salam sama papa Suga dan Bunda Jimin"  ujar Beomgyu lalu mereka pergi meninggalkan Hueningkai yang melambaikan tangan sembari tersenyum kepada punggung mereka yang sudah menghilang  tertutup pagar rumahnya.

"terus ini gue apain? banyak banget" ujar Hueningkai yang manatap banyaknya jajan di dalam tas belanjaan yang tergeletak di lantai kamarnya.

"kasih ke monyet sebelah aja kali ya" ujarnya dan memutuskan untuk memberikan setengah jajannya ke tetangga sebelahnya.

Hueningkai mengambil hoodie berwarna biru gelap dan memakainya. lalu ia berjalan dan menekan tombol yang adalah bel di rumah tetangganya itu.

"lama banget ba-" suaranya terhenti dan tenggorokannya seketika terasa serak untuk bersuara.

"eh, kamu temennya Soobin kan? ayoo masuk dulu" ujar perempuan di depannya. " Soobinnya lagi mandi" lanjutnya.

tanpa mengucapkan sepatah katapun Kai hanya mengangguk dan memaksa dirinya untuk masuk kedalam ruangan yang menurutnya gelap dan jebakan. 

"tunggu ya aku-" belum sempat perempuan itu berbicara Hueningkai sudah terlebih dahulu memotongnya. "ini, kasih jajan ini ke Soobin ya kak, soalnya di beliin bunda Jimin kemarin malam" ujar Hueningkai lalu berdiri dan sedikit membungkukkan badannya dan pergi dari rumah Soobin.

"Ryujin, siapa tadi?" tanya Soobin yang sekarang hanya memakai kaos oblong dan celana pendek dan tidak lupa rambut basahnya.

"ooh enggak ada siapa-siapa" ucapnya dan menyerahkan tas belanjaan yang isinya jajan semua.

"kamu tadi keluar?" tanya Soobin setelah melihat begitu banyak makanan yang ada di tas itu.

ryujin hanya mengangguk dan memeluk Soobin dengan erat. "ryujin kamu lebih baik pulang, udah malem" ujar Soobin.

"iya juga ya, yaudah aku pulang ya" ujar Ryujin yang melepaskan pelukannya dan mengambil tas nya lalu pergi meninggalkan rumah Soobin.

akhirnya Soobin bisa menghembuskan napasnya berat, ia tidak tau jika ia harus mengajak perempuan itu ke rumahnya. Bukanlah masalah besar sebenarnya, niat Soobin hanya ingin membantu nya dari pria aneh yang tadi sempat mereka temui dan mengatai Ryujin sebagai pelacur, karena geram Soobin akhirnya menghajar pria itu. Yang menjadi masalah adalah, ia tidak mau jika Hueningkai melihat ini semua, entah kenapa jika Hueningkai melihat ada perempuan di rumah Soobin, maka ia akan merasa bersalah kepada Hueningkai. udahlah bin peka dikit napa etdah

"hhhh, semoga Hueningkai ada dirumah, gue kangen banget sama dia" ucapnya dan membawa tas belanja itu, ia memiliki niat untuk makan bersama di balkon milik Kai.

.

.

.

"untung rumah gue, kalau di warteg auto hilang nih dompet" ujar Kai yang kesal melihat wajah sahabatnya ini.

"sorry, yaudah gue balik ya" ujar Taehyun yang ingin berbalik namun terhenti saat melihat wajah lesu Hueningkai. "Kai!" panggil Taehyun lalu memegang bahu Hueningkai dan menatapnya dalam.

"kalau lo sama gue, bisa gak sih suasana nya seneng? beda kalau lo sama Beomgyu, apa gue enggak cukup buat hidup lo bahagia? gue juga mau jadi sahabat yang tau segalanya tentang lo, kita udah 7 tahun temenan dan lo-"

belum sempat kalimatnya selesai, Hueningkai sudah memeluk Taehyun dengan erat. "hiks, sakit" ucapnya.

"m-maaf, apa gue terlalu kasar?" tanya Taehyun yang melepaskan pelukannya dan mengusap pipi Hueningkai lembut. 

Kai menggeleng kecil, "gue, jatuh lagi" ujarnya dan menatap kebawah, menatap tanah yang dulunya sering ia gunakan untuk bermain dengan tetangganya itu. "gue jatuh" ucapnya.

"gue jatuh hati lagi, lagi, dan lagi" ujar Kai yang merasa tak berguna melakukan semua hal agar ia dan Soobin saling membenci. "dan tersakiti lagi" ucapnya.

Taehyun mengerti apa yang dimaksud sahabatnya ini, karena dulu sahabatnya sempat terlihat hancur seperti ini. 

ini semua belum seberapa dengan bagaimana keadaannya yang dulu. saat tau jika Soobin sadar dari koma dan kehilangan sebagaian ingatannya.

Taehyun memeluk Kai yang menangis dan membiarkan jaketnya basah akibat campuran ingus dan air mata Hueningkai. "Ning-ning bisa nangis di pundak gue, kapan pun itu"

..

..

(sisi lain)

"haha" tawanya miris dan berjalan sempoyongan tak menyangka apa yang ia lihat dan tak ingin mengingat apa yang ia dengar.

"sebenarnya apa sih mau gue" ucapnya lirih pada dirinya sendiri. "gue bego, bajingan, dan sekarang buat orang itu meluk orang lain selain gue" 

dia tau betul kenapa seseorang yang baru-baru ini terus ia pikirkan menangis, jelas itu adalah salahnya. ia baru melihat tas itu lebih dekat dan tertulis di tas permukaan tas itu, "Tas Ning-Ning"

tas yang sejak tadi ia pegang milik Hueningkai dan itu artinya Hueningkai tadi sempat ke rumahnya dan Ryujin berbohong. "BRENGSEK!!!" teriaknya sesampai dalam kamarnya dan memukul kaca yang berada pada bingkai fotonya dengan Ryujin dulu. 

tak ada rasa sakit pada tangannya yang terus mengaliri cairan berwarna merah, yang sakit sekarang hatinya. 

.

.

.

Double update nihh

happy gak kalau aku update??

semoga kalian senang yaa dengan perjalanan cerita ini, see youu di kelanjutan partnya


ingat vote dan komen beb

Tetangga | SOOKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang