13. Juragan vs Ndoro

9 1 0
                                    

"Sholat ashar dulu yuk!"

Ajakan itu spontan keluar dari bibir Bona ketika mobil yang dibawa oleh Bobby melewati sebuah masjid.

"Di tempat makan biar hemat waktu." Tolak Bobby halus tanpa menoleh ke arah Bona.

Bona berdecak pelan ketika mendengar jawaban dari mulut Bobby. Siapa yang tadi bilang akan sholat saat di butik? Sepertinya orangnya telah hilang ditelan bumi.

"Emang yakin banget lo masih hidup sampai tempat makan?"

"Astagfirullah Bona!" Refleks Bobby mengucapkan kalimat talbiyah menanggapi ucapan pedas dari mulut Bona.

"Sok istigfar, diajak sholat aja banyak alesan!" Dumel Bona tanpa mau melihat kearah Bobby. Cewek itu sudah mengurutkan bibirnya sambil melempar pandangan keluar jendela.

"Na?"

Tidak ada jawaban, bahkan dengan teganya Bona sudah memasang earphone untuk menutupi telinganya. Bobby berdecak pelan dan mencoba kembali fokus pada jalanan Jakarta yang mulai pada merayap menjelang sore hari. Sayang, usaha Bobby untuk tidak terdistraksi dengan aksi bungkam Bona ternyata gagal, pada akhirnya ia membelokkan mobil pada sebuah masjid.

"Yuk!" Ajak Bobby setelah menarik paksa salah satu earphone yang tertaut di telinga Bona. Cewek itu hanya menaikkan alis, sepertinya tidak sadar sudah berada di pelataran masjid. "Mau sholat ngga?"

"Lo sholat juga kan?" Tanya Bona memastikan, siapa tau Bobby hanya mengantar dan menunggunya di dalam mobil seperti kemarin.

Bobby hanya memangguk sebagai jawaban, anggukan penuh keraguan namun dipaksa dengan seulas senyuman agar tidak ketahuan. "Lo di sebelah kanan, gue di sebelah kiri ya wudhunya." Kata Bona antusias setelah keluar dari mobil.

"Gue tau Bona, itu ada tulisannya khusus wanita dan pria."

"Hehehe siapa tau lo udah lupa sama masjid."

"Nyindir mulu lo kayak tetangga di komplek."

"Daripada lo sholatnya bolong mulu, itu sholat apa donat?" Balas Bona tidak mau kalah.

"Mau sholat apa mau berantem?" Tantang Bobby dengan satu alis terangkat.

"Sholat juragan," canda Bona lengkap dengan suara kekehan.

Bobby menggelengkan kepala melihat Bona melangkah riang ke dalam masjid. Terlihat galak di luar tapi bisa seperti bocah ketika keinganan cewek itu diabaikan.

*

Kalau ada yang tanya apa seorang Bobby bisa sholat atau tidak, sudah tentu jawabannnya adalah Ya. Ia hanya malas saja menunaikan kewajiban. Jangan salahkan setan, setan tidak boleh disalahkan atas kemalasan manusia.

Lihatlah sekarang, ketika sudah selesai wudhu yang dilakukan oleh cowok berambut berantakan itu bukannya langsung ke dalam untuk sholat malah memilih duduk di beranda masjid sambil menyender pada tiang. Tangannya sibuk bergerak di atas layar ponsel yang menampilkan mobile legend.

Kalau dipikir-pikir, apa susahnya sih sholat empat rakaat? Toh tidak akan memakan waktu 10 menit. Kenapa harus kembali duduk padahal sudah mengambil air wudhu? Kenapa Bobby tidak lebih baik dari anak kecil yang wudhu berbarengan dengannya? Anak kecil itu saja paham kalau sudah wudhu artinya sudah siap menunaikan ibadah sholat.

"Bobby!" Panggil Bona ketika menemukan Bobby sudah duduk antenh di beranda masjid. "Udah sholat kan? Yuk!" Ajak Bona ketika Bobby sudah melihat ke arahnya.

"E-eh? Yuk!" Ucap Bobby sedikit tergagap dan langsung mengubah posisi menjadi berdiri lalu berjalan ke arah Bona.

"Nih sepatu lo," Bona menunduk dan mendekatkan sepatu ke hadapan Bobby. Membuat Bobby menjadi tidak enak hati.

InfinitumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang