#Author POV
Deva terus berlari tak tentu arah, kejadian tadi saat sahabatnya marah besar dan menatapnya benci membuatnya tak bisa berhenti menangis, air matanya terus mengalir seiring dengan kakinya yang terus berlari.
Sampai akhirnya Deva sampai di sebuah taman yang ia tak tau ini dimana, ia terus berlari sejauh mungkin, mencari tempat yang dapat ia gunakan untuk menenangkan hatinya yang kini bersedih.
Hp pun ia matikan, ia tidak ingin diganggu sekarang, ia ingin sendiri.
Gerimis mulai turun dan akhirnya menjadi deras, seakan hujan ingin menyamarkan air mata gadis itu.
Deva tetap diam tak bergerak di tempatnya, ia duduk di bangku taman seorang diri meratapi nasibnya. Nasib persahabatannya.
Mengapa cinta harus hadir ditengah-tengah persahabatannya? Ia tidak menginginkan ini, semua ini di luar kemampuannya, ia tidak bisa melawan takdir. Takdir mempertemukannya dengan Raka, tapi ia tidak pernah merebut Raka dari Salsa, ia juga tidak pernah meminta Raka menyukainya, dari awal ia memang tidak pernah mau berhubungan dengan Raka.
Deva semakin terhanyut dalam kesedihannya, ia tidak peduli hujan terus mengguyur tubuhnya yang bisa saja membuatnya sakit, bahkan tangannya yang terluka pun tidak ia pedulikan.
**********
Di lain tempat.....
Ayu berjalan mondar-mandir di depan kosnya, ia mencemaskan Deva yang tidak kunjung pulang.
Ayu pikir Deva sudah pulang terlebih dahulu tadi, saat Salsa mengusirnya, tapi saat ia sampai di kos ternyata Deva tidak ada.
"Dev... Ayo dong Dev, angkat..." Gumam Ayu yang terus mencoba menghubungi Deva.
Gadis itu bahkan sudah meneteskan air mata, ia mengerti perasaan Deva, ia tau sahabatnya itu tengah bersedih, ia pun juga sedih karena persahabatan mereka mulai hancur. Tapi Ayu tambah khawatir Deva tak kunjung pulang, hujan diluar sangat deras.
"Dev.. lo dimana?"
Tiba-tiba muncul sosok pria tampan yang menjadi dalang dari permasalah mereka saat ini. Pria itu berjalan dengan angkuh sembari memegang payungnya.
"Dimana Deva?" Tanya Raka dingin saat sampai di depan Ayu.
Ayu sontak tergagap dibuatnya, ia yang biasanya berani, kini dibuat kicep oleh tatapan dan aura mematikan Raka.
"Dev...Deva be...belum pulang Kak" Jawab Ayu gugup.
"Gimana bisa" Tanya Raka lebih mengintimidasi lagi. Ia sedang menahan amarahnya saat ini.
Ayu dengan perasaan takut menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya saat mereka pulang sekolah.
Raka memukul tembok tepat disamping wajah Ayu.
"Akkhhhh" Teriak Ayu ketakutan, walaupun pukulan itu tidak mengenainya.
"Ini batasan lo, sekali lagi lo buat Deva deket sama Salsa dan dia nangis lagi....." Ucapan Raka menggantung.
"Gue nggak akan tinggal diem" Ucap Raka mengerikan.
"I..iya Kak" Cicit Ayu.
Raka segera meninggalkan tempat itu dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Ayu masih mencoba menormalkan detak jantungnya dan meraup udara sebanyak mungkin, berhadapan dengan Raka memang membutuhkan kekuatan mental tinggi.
Setelah ini ia akan lebih berhati-hati lagi.
***********
Raka dengan diliputi perasaan khawatirnya, megedarkan pandangannya ke segala arah yang di lewatinya berharap menemukan Deva. Ia bahkan telah mengerahkan seluruh bodyguard nya untuk menemukan gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love
RomanceDeva Anjani adalah seorang gadis yatim piatu yang hidup bersama bibi dan neneknya di desa kecil serta hidup dengan sederhana. Memasuki SMA ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di Sekolah terbaik di Indonesia, ia amat senang, karena ia akan bertemu...