Part 16

300 33 25
                                    


#Author POV


@Apartment

Raka merebahkan tubuh lelahnya di ranjang dengan nayman, setelah bekerja ia memang memutuskan untuk langsung pulang ke apartmentnya dan langsung membersihkan diri agar bisa langsung istirahat. Menjadi CEO memang tidak mudah, mempunyai tanggung jawab yang besar, ribuan karyawan bergantung padannya.
Raka memandang langit-langit kamarnya dengan datar. Ia benci dengan kesunyian ini, tanpa kesibukan ia akan mengingat masa lalunya kembali.

Deva Anjani.

Nama itu masih masih terpatri kuat dalam otaknya, bahkan mungkin hatinya. Seorang gadis yang dengan lancang memasuki hatinya, memporak-porandakan hatinya, melambungkan hatinya, kemudian menjatuhkannya.

Raka memejamkan matanya sejenak. Ia masih ingat betul, saat hari kelulusan Deva, ia malah disuruh pulang oleh gadis itu, dengan janji malam nanti akan pergi berkencan sekaligus merayakan kelulusan gadis itu. Tapi janji hanyalah janji, gadis itu justru menghilang tiba-tiba, tanpa pamit, tanpa meninggalkan jejak, dan tanpa penjelasan. Meninggalkan pertanyaan dan kesakitan dalam hatinya.

Raka sampai detik ini masih mencari keberadaan gadis itu. Ia tersenyum sinis, tentu saja harus mencari gadis itu sampai dapat, ia ingin memberikan pelajaran yang setimpal dengan apa yang dirasakannya. Beraninya seorang gadis kampung mempermainkannya, merobek hatinya, dan membuatnya menggila karena patah hati.

“Deva …” Raka menggeram dan matanya berkilat marah.


@Bee Entertaiment Singapura

Seorang gadis cantik tengah melakukan pemotretan untuk sebuah majalah fashion.

“Ok, good” Ucap sang fotografer yang mengakhiri pemotretan hari ini.

“Seperti biasa Dev, you’re perfect” Puji sang fotografer.

“Biasa aja Vin” Ucap sang model sambil tersenyum manis.

Oh my god” Ucap sang fotografer sambil memegang dadanya.

“Apaan sih Vin” Ucap Deva tertawa melihat kelakuan berlebihan sang fotografer sekaligus temannya itu.

Deva Anjani adalah nama dari sang model.

Benar. Deva yang meninggalkan Indonesia, Deva yang meninggalkan sahabatnya, Deva yang meninggalkan masa lalunya, dan Deva yang meninggalkan seseorang.

Deva menuju ruangannya untuk mengganti gaunnya dengan pakaian yang lebih santai, kemudian duduk di meja rias.

“Baju lo pasti langsung sold out lagi Dev” Ucap Lila, sepupu sekaligus asisten Deva.

“Mudah-mudahan aja” Ucap Deva.
“Ya pastilah, mana pernah baju lo nggak laku, yang ada malah kurang” Ucap Lila sambil membersihkan wajah cantik Deva.

Deva hanya tersenyum.

“Gue masih nggak ngerti sama lo. Lo cantik, lo jadi model baju rancangan sendiri, fans lo jangan ditanya lagi di Singapura. Tapi kenapa lo nggak mau jadi model internasional? Bahkan lo bisa jadi artis” Tanya Lila yang kini sedang merapikan rambut Deva.

“Ada alasan khusus La, kenapa aku nggak mau wajah aku sampai keluar dari Singapura” Jawab Deva.

“Kenapa?” Tanya Lila penasaran.

Deva tersenyum jahil.

“Rahasia” Jawab Deva.

“Ihh Deva, gue udah terlanjur penasaran nih” Ucap Lila merengek.

Destiny Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang