#Author POV3 Tahun kemudian
Selesai sudah perjuangan Deva menempuh bangku SMA, ini adalah hari kelulusannya, ia lulus dengan nilai tertinggi, ia juga mendapat rekomendasi beasiswa di beberapa Universitas ternama Indonesia, tapi ia masih bingung, akan kemana ia melangkah setelah ini.
Terlihat para siswa dan siswi SMA Victory yang seangkatan dengan Deva tersenyum bahagia, berfoto dengan orang tua, ataupun dengan teman sebagai kenang-kenangan.
Deva tersenyum simpul, tidak ada yang mendampinginya di acara kelulusannya, neneknya sedang sakit, jadi bibinya juga tidak bisa pergi. Orang tua? Deva yatim piatu sejak usia 10 Tahun.
Sebenarnya dulunya keluarga Deva termasuk orang yang berada di kampunya sebelum ia kemudian pindah ke Bandung. Benar ia bukan berasal dari Bandung, tapi Bogor, ayahnya adalah juragan yang memiliki berhektar-hektar tanah, yang kemudian di jadikan kebun teh.
Semuanya terlihat baik-baik saja, sampai petaka itu terjadi. Deva yang baru saja jalan-jalan dari kebun, seketika kaget saat rumahnya sudah ramai orang, Deva berlari memasuki rumah, ia melihat tubuh orang tuanya sudah terbujur kaku, menurut saksi orang tuanya meninggal karena di rampok saat perjalanan pulang setelah orang tuanya kemarin pamit ingin pergi ke kota, Deva kecil menangis histeris, sang nenek juga menangis sambil memeluk Deva kecil.
Tak berhenti disitu saja, masih basah makam orang tuanya, datang lagi masalah, seorang rentenir di desanya menagih hutang, pria tambun yang terlihat culas itu memaki neneknya karena tidak tau bahwa anaknya (ayah Deva) memiliki hutang, rumah, mobil dan tanah, semuanya diambil oleh rentenir itu, tanpa ada yang membela keduanya. Sang nenek dan Deva kecil yang tidak tau apapun itu diusir dari rumah mereka sendiri.
Utunglah ada bibi Murni (adik Ayah Deva) yang pada saat itu langsung menolong setelah mendengar kabar duka itu, ia dan neneknya segera dibawa ke Bandung, hidup secara sederhana dan memulai semuanya dari awal. Suami bi Murni telah meninggal 2 tahun lalu karena serangan jantung, bi Murni juga tidak memiliki anak dan tidak berniat menikah lagi, beliau justru menjadi anggota pengurus Yayasan anak yatim di desa, menganggap mereka adalah anaknya sendiri dan bekerja mengurus 1 petak sawah peninggalan suaminya untuk menyambung hidup.
Deva menitihkan air matanya begitu ia mengingat kenangan pahit masa lalunya, tapi kemudian ia segera menghapus air matanya, ini adalah hari kelulusannya, ia tidak boleh bersedih.
“Sayang” Panggil seseorang yang membuat Deva menoleh dan terkejut.
“Kak Raka” Ucap Deva tak percaya.
Dengan tergesa Raka menarik Deva ke dalam pelukannya.
“Kangen” Ucap Raka sambil memeluk kekasihnya erat.
“Selamat ya, kamu lulus dengan nilai tertinggi, aku bangga sama kamu sayang” Ucap Raka tanpa melepaskan pelukannya.
Sedangkan Deva masih dengan wajah terkejutnya, pasalnya sudah 1 tahun lalu Raka lulus dan kini tengah menempuh pendidikan di Oxford University Inggris, memang setiap 2 bulan sekali Raka akan pulang untuk melepas rindu pada Deva, tapi yang masih Deva tidak percaya adalah Raka pulang untuk hari kelulusannya, padahal pria itu sedang masa ujian semester.
Deva melepaskan pelukan erat Raka.
“Kenapa Kak Raka ada disini?” Tanya Deva.
“Karena kamulah sayang, siapa lagi” Jawab Raka.
“Kamu mau foto nggak? Sini foto sama aku” Ucap Raka, yang langsung mengeluarkan Handphone mahalnya dan merangkul Deva untuk mengambil foto.
“Kamu mau kemana? Atau pengen apa? Bilang sama aku, kita rayain kelulusan kamu” Tawar Raka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love
RomantikDeva Anjani adalah seorang gadis yatim piatu yang hidup bersama bibi dan neneknya di desa kecil serta hidup dengan sederhana. Memasuki SMA ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di Sekolah terbaik di Indonesia, ia amat senang, karena ia akan bertemu...