Part 10

276 23 14
                                    

Akhirnya bisa up juga😪 maaf ya lama 🙏

Selamat membaca 😘


*************

@SMA Victory

Pagi ini Deva berangkat dengan Ayu, ia sengaja berangkat pagi sekali agar bisa bicara dengan Salsa, lain dengan Ayu, gadis itu bahkan tidak mandi pagi ini, hanya mencuci muka langusng memakai seragam dan langsung di seret oleh Deva ke sekolah.

“Ngapain sih Dev pake acara nyegat Salsa segala pagi buta gini? Masih ngantuk nih gue” Ucap Ayu sambil menguap saat sampai di depan gerbang sekolah.

“Aku nggak tenang Yu, aku pengen kita berempat bisa sahabatan lagi, nggak seperti ini” Ucap Deva lirih.
Ayu yang memang masih mengantuk tidak terlalu menangkap ucapan sahabatnya itu, ia hanya mengangguk sekenanya.

“Ya udah gue mau tidur di kelas bentar ya, gue ngantuk banget” Ucap Ayu.

Deva mengangguk mengerti, salahnya juga karena keinginannya untuk mencegat Salsa pagi-pagi, jadi Ayu mau tidak mau harus Deva paksa ikut, bagaimanapun ini adalah Jakarta, kata neneknya Jakarta itu kota kejam, maka dari itu ia tidak berani berjalan sendirian, terpaksa Ayu jadi korban pagi ini.

10 menit….15 menit siswa dan siswi Victory mulai berdatangan, dan setiap dari mereka tidak bisa untuk tidak melirik ke arah Deva. Tepat di menit ke 20 Salsa dan Dewi datang.

Salsa yang melihat Deva pun langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan lebih cepat, sedangkan Dewi justru berniat menyapa Deva, tetapi melihat Salsa yang nampaknya masih marah membuat gadis itu urung untuk menyapa sahabatnya yang lain, sehingga ia hanya bisa menyamakan langkanya dengan Salsa.

Deva yang melihat Salsa terang-terangan menghindarinya mencoba untuk menghentikan sahabatnya itu.

“Salsa, tunggu Sa …” Panggil Deva sambil berlari.

“Salsa …” Panggil Deva dan memegang tangan Salsa.

Salsa berhenti dan menghempaskan tangan Deva yang menyentuhnya.

“Jangan sentuh gue, entar gue ketularan udik dan miskin lagi” Ucap Salsa dengan nada sinis.

“Salsa …” Ucap Deva lirih.

Dewi yang mendengar ucapan Salsa tadi menutup mulutnya dengan tangan, tidak percaya kalau Salsa akan mengatakan kalimat sekejam itu pada Deva.

Sedangkan Deva mencoba untuk tetap berfikir positif dan megangggap Salsa hanya marah sementara, ia akan meminta maaf lagi dan tetap memberikan penjelasan pada sahabatnya ini.

“Sa, aku tau kamu marah sama aku, tapi aku juga nggak bisa bohong kalau Kak Raka memang jadiin aku pacarnya, aku juga nggak mau kayak gini, aku nggak bisa ngelawan Kak Raka” Ucap Deva dan matanya mulai berkaca-kaca.

Demi apapun Deva sangat takut kehilangan sahabatnya, jika disuruh memilih antara cinta dan persahabatan, Deva dengan lantang akan memilih persahabatan, karena apa? Karena sahabatnya lebih dulu masuk dalam kehidupannya.

“Sa, kasih aku waktu ya, aku akan ngomong lagi ke Kak Raka supaya ninggalin aku dan akan kembali ke kamu” Ucap Deva lagi.

Salsa menatap Deva meremehkan.

“Halahh bilang aja lo juga suka sama Kak Raka, secara cewek mana yang nggak suka sama cowok ganteng, pinter, pewaris tunggal konglomerat Indonesia tajir pake banget, nggak usah sok nolak lo Dev” Ucap Salsa datar.

“Lo cuma cewek kampung, miskin dan sok polos seolah lo nggak tertarik sama duit, nggak usah munafik lo Dev, anak-anak juga udah pada tau tujuan lo deketin Kak Raka apa, ningkatin pamor dan duitnya Kak Raka” Tambah Salsa yang membuat air mata Deva seketika tumpah, ucapan Salsa benar-benar menyakitkan.

“Aku bukan perempuan seperti itu Sa....” Ucap Deva parau.

Salsa tersenyum miring meremehkan, kemudian ia mengkode Deva untuk melihat sekitar.

Deva paham dan melihat sekitar, ternyata ia dan Salsa menjadi pusat perhatian semua siswa Victory yang baru datang. Deva melihat semua siswa memandang remeh padanya, bahkan ada yang langsung mencemooh nya.

“Dasar cewek murahan”

“Muka boleh bening, hati kayak got”

“Itik buruk rupa nggak usah deh mimpi jadi angsa”

“Si pungguk mencoba menggapai bulan”

“Cewek sampah”

“Munafik lo”

“Masih segel nggak tuh?”

“Berapa tarif lo semalem, gue juga mau, walaupun udah jebol”

“HAHAHAHAHAHAHAHAHA” Tawa membahana semua siswa Victory membuat hati Deva kian remuk, ia bukan perempuan murahan.

Deva kembali menatap Salsa, tatapan sahabatnya itupun masih sama, bahkan ada pancaran puas dalam matanya, demi Tuhan apa benar gadis yang berdiri di hadapannya ini adalah sahabat yang dulu selalu bermain bersamanya.

“Cewek kampung yang nggak tau terima kasih dan nggak tau tempat, di kasih hati minta jantung, tempat lo itu di bawah kaki gue Dev, nggak usah mimpi bisa terbang tinggi” Ucap Salsa kemudian pergi, begitupun dengan para siswa yang tadinya menggeromboli mereka, kini juga membubarkan diri dan masuk ke kelas masing-masing.

Dewi menatap nanar Deva, walaupun ia kini di pihak Salsa tapi ia tidak ikut membenci Deva, ia memegang tangan Deva mencoba untuk menguatkan sahabatnya itu.

“Sabar ya Dev, gue tau lo kuat dan gue percaya lo itu bukan cewek yang seperti mereka fikirin, lo tetep Deva yang gue kenal dulu waktu masih kecil, Deva yang cantik, baik, pinter dan mandiri. Gue harap lo juga ngerti ya kenapa gue ada di pihak Salsa, kita berempat itu sahabat, udah ada Ayu di pihak lo, yang berarti gue harus di pihak Salsa, gue takut dia nekat Dev, gue harap lo ngerti ya” Ucap Dewi parau, karena ia juga menangis sekarang.

Deva mengangguk cepat dan air matanya semakin deras, ini salahnya, sahabatnya juga harus terkena imbas, sekarang ia bingung harus bagaimana.





TBC

See you next part 😘

Destiny Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang