Part 17

456 39 24
                                    


#Author POV


@Maurer Group

Salsa melangkahkan kakinya dengan angkuh menuju resepsionis Maurer Group.

“Selamat siang, ada yang bisa kami bantu nona?” Tanya petugas resepsionis wanita ramah.

Salsa melepaskan kacamata hitamya.

“Saya ingin bertemu dengan Pak Raka” Jawab Salsa dingin.

“Apakah sudah membuat janji sebelumnya?” Tanya sang resepsionis lagi.

Salsa tersenyum sinis.

“Saya adalah calon Nyonya Maurer, selagi saya masih bicara baik-baik, cepat antar saya ke ruangan bos kalian” Ucap Salsa angkuh.

“Mohon maaf nona, Presdir kami bukan orang sembarangan, tidak ada janji, tidak akan ada pertemuan. Pintu keluar ada di sebelah sana nona, terima kasih” Ucap resepsionis tetap sopan sambil menunjukkan pintu keluar.

“Berani banget karyawan rendahan kayak lo ngusir gue. Gue itu calon Nyonya Maurer, lo mau gue pecat” Ucap Salsa yang mulai marah-marah.

Salsa berteriak marah pada resepsionis sambil menggebrak meja.

Walaupun sang resepsionis tidak mengerti bahasa apa yang baru saja wanita itu katakan, tapi satu hal yang ia mengerti, itu bukan kata yang baik.

“Keamanan” Panggil sang resepsionis.
Datanglah 2 orang security yang langsung menghentikan aksi Salsa yang mengamuk bak orang gila.

Tari yang baru masuk setelah memakirkan mobil otomatis terkejut dengan apa yang dilakukan Salsa. Ia berlari menuju resepsionis dan melepaskan Salsa dari cengkraman security.

“Ada apa ini?” Tanya Tari.

“Nona, tolong temannya segera dibawa keluar dari kantor ini, teman anda sudah membuat kerusuhan disini, atau kalau tidak kalian akan diusir secara paksa” Ucap resepsionis tegas pada Tari.

“Sa, lo apa-apaan sih, lo nggak liat semua orang lihatin lo, malu tau” Ucap Tari sambil memegangi tubuh Salsa agar tidak mengamuk lagi.

“Resepsionis ini yang apa-apaan, sebagai calon Nyonya Maurer gue nggak perlu janji-janji buat ketemu calon suami gue sendiri” Ucap Salsa sambil menunjuk-nunjuk wajah sang resepsionis.

Tari menganga mendengar penuturan Salsa, pantas saja dia di usir, Salsa wanita gila ini mengaku sebagai calon Nyonya Maurer, siapa yang akan percaya.

“Mohon maaf semuanya, kami akan keluar dengan sukarela” Ucap Tari sambil membungkukkan badannya malu karena kelakuan Salsa.

Tari mengajak Salsa pergi.

“Gue nggak mau, gue nggak bakal pergi dari, gue mau ketemu Kak Raka” Ucap Salsa tegas.

Dengan emosi Tari menarik paksa tangan Salsa untuk segera keluar dari tempat ini. Kenapa juga ia harus menjadi anak buah wanita gila.

Sedangkan sang resepsionis hanya menggelengkan kepalanya, sudah berulang kali ada wanita gila yang datang dan mengaku sebagai pacar, bahkan istri sang Presdir.

Sialnya pertama kali ia bekerja disini, ia percaya dan mengijinkan salah seorang wanita yang mengaku sebagai pacar Presdir untuk masuk. Hanya berselang beberapa menit setelah wanita itu menuju ruangan CEO, ia melihat Pak Ben beserta 2 bodyguard menyeret paksa wanita tadi keluar. Lalu dengan tegas Pak Ben menegurnya agar tidak mengijinkan siapapun masuk ke ruangan CEO tanpa janji, walaupun ada yang mengaku mempunyai hubungan dengan Presdir sekalipun.

Karena pengalaman itulah, ia menjadi lebih tegas terhadap siapapun, kalau tidak, justru ia yang akan terkena masalah.





***********

Destiny Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang