Part 8

863 49 6
                                    

#Author POV

Pagi pun tiba

Deva merasakan usapan lebut di pipinya, perlahan ia membuka membuka matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah sosok super tampan di depan matanya dengan jarak yang sangat dekat dengan wajahnya.

Raka. Pria tampan itu tersenyum melihat gadisnya membuka mata, tadinya ia hanya ingin mengecek suhu tubuh gadisnya itu, dan syukurlah demamnya sudah turun. Namun bukannya segera beranjak keluar dari kamarnya, Raka justru gemas dengan gadisnya itu, ia tak tahan untuk tidak membelai pipi sang gadis dan sesekali mencuri ciuman di pipi dan bibir sang gadis.

"Udah bangun sayang. Syukurlah demam kamu udah turun. Sekarang kamu mau sarapan dulu atau cuci muka dulu?" Tanya Raka lembut.

Deva mengerjapkan matanya lucu, masih shock dan mencoba mengunpulkan kesadarannya, jantunganya tiba-tiba berdebar kencang.

DEG DEG DEG

Tatapan penuh cinta, senyum lembutnya, perhatiannya, semua yang Raka lakukan padanya perlahan mengobrak-abrik perasaannya, jangan-jangan....

CUP

Raka mengecup bibir Deva singkat, sedang yang dicium semakin berdebar jantungnya, bahkan ia yakin jika kini wajahnya telah memerah.

"Gemes. Ngelamunin apa sih? Terus itu kenapa muka jadi merah gitu?" Tanya Raka sambil tersenyum jahil.

"Ishh" Deva mendesis pelan kemudian menarik selimut untuk menutupi wajahnya yang seperti kepiting rebus.

Ia mau. 'Tenggelamkan saja aku' Batin Deva.

Raka tertawa puas, ia tau kalau sebenarnya kekasihnya itu malu, maka dari itu wajahnya memerah. Apakah Deva mulai mencintainya? Kata Bayu kalau seorang gadis malu-malu saat digoda, berarti gadis itu ada perasaan terhadap si pria. Raka tersenyum senang memikirkannya, tidak sia-sia ia berteman dengan Bayu sang playboy kelas kakap.

"Udah sayang. Yuk turun, sarapan dulu, tubuh kamu perlu energi, supaya kamu cepet sembuh" Ucap Raka.

"Nggak mau, kamu godain aku terus" Jawab Deva ketus.

"Iya iya nggak lagi, yuk turun" Ucap Raka.

"Janji?" Tanya Deva memastikan.

"I'm promise" Jawab Raka.

Perlahan Deva membuka selimutnya dan melihat Raka tersenyum lembut padanya, ia kemudian bangun dan duduk menghadap Raka.

Raka menggenggam tangan Deva dan mengajaknya sarapan bersama, tapi kemudian Deva menghentikan Raka dan melepaskan genggamannya.

"Aku mau ke kamar mandi dulu Kak" Ucap Deva.

Raka tersenyum dan mengangguk.

"Jangan mandi ya. Demam kamu baru turun, cuci muka aja dulu" Ingat Raka.

"Iya kak" Ucap Deva.

"Ya udah, kalau udah selesai langsung turun. Aku tunggu di bawah" Ucap Raka.

Deva tersenyum lembut dan mengangguk.

Raka terpesona dengan senyum itu, ini pertama kalinya Deva yang ia klaim sebagai kekasihnya tersenyum dengan lembut padanya.

Raka menarik gadisnya ke dalam pelukannya, ia bahagia.

"Cepet sembuh sayang" Bisik Raka kemudian melepaskan pelukannya.

Kemudian Raka mengecup kening Deva lembut.

"Aku sayang sama kamu" Ucap Raka kemudian ia melenggang pergi meninggalkan sang kekasih di kamarnya.

Deva memegang dadanya, jantungnya. Apa dia telah terjatuh dalam pesona Raka? Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, kalau ia tidak akan pernah membalas perasaan Raka. Tapi apa sekarang? Kenapa ia malah berdebar begini?.

Deva semakin pusing, lebih baik ia pikirkan lagi perasaannya nanti. Lalu ia memasuki kamar mandi.



***********

Setelah sarapan, Deva merengek ingin pulang ke kos Ayu. Benar, merengek. Itu karena Raka bersikeras menahan Deva agar tetap di apartemennya, dengan terpaksa Deva merengek untuk membujuk Raka.

Akhirnya Raka luluh dengan rengekan manja Deva dan mengantar sang kekasih pulang ke kos nya.

Mobil Raka berhenti di depan gerbang kos sang kekasih dan ia melihat Deva telah melepas sabuk pengamannya.

"Makasih kak udah ngerawat aku dan nganterin aku pulang, dan maaf aku buat Kak Raka bolos sekolah hari ini" Ucap Deva tulus sekaligus wajah menyesal.

"Apasih yang enggak buat kamu" Ucap Raka.

Dan tanpa di duga oleh Deva, Raka mencium bibirnya dan melumatnya dengan pelan. Deva memejamkan matanya perlahan, mengalungkan tangannya ke leher Raka dan dengan pelan membalas ciuman Raka.

Raka tersenyum senang di sela lumatannya, ini juga pertama kalinya gadisnya membalas ciumannya. Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungannya.

Raka semakin memperdalam ciumannya dan terhenti ketika ia merasakan pukulan pelan di dadanya. Ia mengerti gadisnya sudah kehabisan nafas, ia pun melepaskan ciumannya dan menempelkan dahi mereka dengan nafas yang tersengal-sengal.

Raka tersenyum dan menggesekkan hidungnya dengan Deva gemas.

"Masuk, istirahat, jangan sakit lagi. Aku khawatir. I love you" Ucap Raka tulus dan mengecup kening Deva dan kembali ke tempat duduknya.

"Makasih kak" Ucap Deva pelan, kemudian turun dari mobil Raka.

Tanpa menoleh lagi, Deva langasung berjalan dengan terburu-buru memasuki kos Ayu.

Raka yang melihat langakah sang kekasih yang terburu-buru menjadi terkekeh sendiri.

"Gemesin banget sih sayang" Gumam Raka, kemudian menjalankan mobilnya dengan pelan dan perasaan ringan. Tidak pernah ia merasa sebahagia ini seumur hidupnya. Kedua orang tuanya hanya sibuk dengan pekerjaan tanpa pernah menemaninya, ia bahkan telah di cekoki oleh bisnis sejak SMP oleh papanya. Karena Raka adalah pewaris tunggal kekayaan dan kerajaan bisnis milik keluarganya. Maurer Group.

Itulah yang menyebabkan Raka menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua dan kurangnya masa bermain membuatnya menjadi Raka yang sekarang.

Arogan. Itu salah satu sifat Raka. Maka jangan heran jika ia hanya memiliki 2 sahabat sejak kecil. Arga dan Bayu. Mereka sama-sama terlahir dari keluarga terpandang.

Bahkan Raka dan sahabatnya pernah membully kakak kelasnya sendiri yang dengan beraninya menasehatinya ini itu. Benar-benar cari mati. Kakak kelas cupu berani menasehati seorang Maurer. Raka tak main-main dalam membullynya, terbukti kakak kelas tersebut keluar dengan sendirinya dari SMA Victory.

Itulah pertama kalinya Raka dan sahabatnya membully seseorang. Raka adalah pria yang dingin, ia tidak akan bertindak jika tidak ada yang mengusiknya.

Namun kini perlahan hati Raka mulai mencair, dengan hadirnya sang cinta pertama, Deva Anjani. Membuat hati Raka berbunga-bunga.

Deva miliknya. Hanya miliknya. Milik Raka Alviano Maurer.





TBC

Bonus pict Raka

See you next part 😘🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you next part 😘🙏

Destiny Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang