#Author POV
Deva berlari memasuki kosnya dan betapa terkejutnya ia saat melihat Ayu duduk termenung di kasur.
"Deva..." Gumam Ayu pelan dan langsung memeluk Deva.
"Lo kemana aja? Gue khawatir banget tau nggak" Ucap Ayu sedih.
Deva melepaskan pelukan Ayu dan mengajak sahabatnya itu untuk duduk.
"Aku nggak apa-apa kok, kemarin aku cuma pengen sendiri aja" Jawab Deva.
"Terus lo kemana kemarin? Lo kan baru di Jakarta, nggak mungkin kan kalau ke Dewi, dia pasti lagi sama Salsa" Kejar Ayu pada sahabatnya itu.
"Aku di Apartemen Kak Raka Yu" Jawab Deva pelan.
"Tapi kamu jangan salah paham, aku nggak ngapa-ngapain kok sama Kak Raka, dia juga yang anterin aku pulang tadi" Sambung Deva cepat.
Ayu menganggukkan kepalanya tanda mengerti, kemudian tersenyum lega.
"Gue percaya kok sama lo, terus gimana rencana lo ke depannya? Gue nggak nyangka Salsa bisa sehisteris itu" Tanya Ayu.
Pandangan mata Deva mulai meredup, Salsa? Bagaimana ia bisa melupakan sahabatnya itu dalam sekejap? Bersama Raka membuatnya lupa akan sahabatnya itu, bahkan ia berciuman dengan Raka begitu intim dan ia membalasnya. Sahabat macam apa dia. Tidak. Ia tidak boleh terlena lagi oleh perlakuan Raka, ia harus berhenti dan menata ulang hatinya, membangun dinding tak kasat mata dalam hatinya agar ia tidak jatuh cinta pada Raka Alviano Maurer.
Benar. Raka bagaikan bintang di langit dan sangat berkilauan. Sedangkan ia adalah seorang gadis yatim piatu, asal-usul tak jelas dan tak punya apa-apa. Ia tidak boleh bermimpi untuk menggapai bintang, terlalu tinggi dan ia takut akan terjatuh.
Raka adalah pacar sahabatnya, mereka serasi dan ia adalah pihak ketiga disini.
"Dev" Panggil Ayu mengagetkan Deva yang sedang melamun.
"Aku nggak tau Yu apa yang harus aku lakuin, aku takut kalau aku minta putus kayak kemarin, Kak Raka bakal nyakitin kalian" Ucap Deva sedih.
Ayu menghembuskan nafasnya pelan, ia mengerti perasaan Deva.
"Maafin gue dan temen-temen ya, karena kita, lo nggak bisa lepas dari Kak Raka" Ucap Ayu lirih.
"Bukan salah kalian kok, ini salah aku, seandainya aku nggak sekolah disini pasti semua akan baik-baik aja" Ucap Deva.
"Ya udah kita lupain sejenak masalah kita. Heran gue, kita masih 16 tahun tapi udah ngadepin hal rumit kayak gini, mending sekarang lo istirahat, gue juga istirahat, ngantuk gue nungguin lo semaleman nggak pulang" Dumel Ayu.
"Eh kamu bolos ya" Tuding Deva.
"Hehe... Sekalian nungguin lo pulang, gue juga ngantuk, daripada tidur di meja sekolah yang keras, mending di bantal gue yang empuk" Timpal Ayu sambil cengengesan.
Deva hanya menggelengkan kepalanya pelan, kemudian mereka membaringkan tubuh mereka di kasur untuk istirahat. Deva yang baru turun demamnya dan Ayu langsung terbang ke alam mimpi.
**********
@SMA Victory
"Bay si Raka nggak masuk ya" Tanya Arga.
"Mana gua tau, kalo nggak ada berarti ya nggak masuk" Timpal Bayu sambil minum es teh nya.
"Dasar cumi, kalo itu gua juga tau" Ucap Bayu kesal.
Mereka berdua saat ini tengah di kantin untuk makan siang.
"Btw gua juga belum lihat si cantik dari tadi" Ucap Bayu sambil celingukan mencari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love
Storie d'amoreDeva Anjani adalah seorang gadis yatim piatu yang hidup bersama bibi dan neneknya di desa kecil serta hidup dengan sederhana. Memasuki SMA ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di Sekolah terbaik di Indonesia, ia amat senang, karena ia akan bertemu...