"ah... Kak Rustam", Dira berlari memeluk kakak sepupunya yang lama tak bertemu.
Rustam bingung ketika pulang mengajar, ada seorang gadis cantik bersama mama dan tantenya yang berlari dan memeluknya.
Rustam memegang kedua bahu Dira, " siapa sih ini ma" sambil menatap Andira dengan bingung
"Makanya kakak sering-sering pulang ke kampunglah. Kak Rustam tidak ingat aku?" Rustam hanya menggeleng
Kampung yang Dira maksudkan adalah kota palu tempat kelahiran mereka, dan tempat orang tuanya mencari nafkah.
"Itu Dira Rustam, anak Tante" jawab Hana
"Dira... Andira" tanya Rustam untuk memastikan. Andira mengangguk dan tersenyum malu-malu.
Rustam langsung menggendong Andira dan berputar, "ya Allah adikku, sudah besar. Bukan adik kecil lagi". Kemudian menurunkan Andira dan mencium pipinya bergantian.
"Ih...kak Rustam. Berhenti kak" .Rustam terkekeh dan mengacak puncak kepala Andira.
Rustam menggenggam tangan Andira dan membawanya duduk di sofa bersama tante Hana dan mama Rahayu. Dan terus mendekap Andira
"Kak ih... Lepas. Dira gak suka dipeluk" protes Andira
"Kakak kangen tau" sambil mencubit hidung Andira
"Rustam, Dira akan kuliah dikampus tempat kamu mengajar. Kebetulan Dira rencananya mau ambil jurusan yang sama tempat kamu ngajar nak" jelas Hana
"Serius Dira?" Tanya Rustam
"Iya kak, kan ada kak Rustam yang bisa ngajarin"
"Kamu mau tinggal bareng kakak dirumah ini?" Tanyanya lagi untuk memastikan
"Iya, Dira tinggal disini. Mama takut Dira kenapa-kenapa kalau harus ngekost." Ujar Rahayu
"Jagain adik kamu ya Rustam, Tante percaya kamu"
"Iya Tante" dan tersenyum sambil mengusap lengan Andira
Andira dan Rustam beda usia 14 tahun. Saat ini Dira berusia 18 tahun sementara Rustam 32 tahun. Dan masih betah melajang
KAMU SEDANG MEMBACA
Menguntai Serpihan Hati
General FictionTentang Andira yang hijra ke kota Makassar untuk melanjutkan pendidikannya namun Andira tidak di izinkan oleh orang tuanya melanjutkan kuliah jika ia tidak tinggal bersama kakak sepupunya yang seorang dosen. Hari-hari dijalani hidup bersama kakak se...