2. Kak Rustam

966 57 5
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa meninggalkan jejak
Silahkan vote dan komennya

Akhirnya tiba juga Dira dikota daeng, kota Makassar. Kota asal kedua orang tuanya. Walaupun kota Makassar adalah asal dari kedua orang tuanya, tapi Dira tak pernah mengunjungi kota Makassar. Seumur hidup, Dira baru 3 kali menginjakkan kaki ke kota Makassar

Setiba di bandara, Rahayu memesan taksi menuju kerumah Rustam anaknya. Sebelumnya Rustam telah mengetahui kalau mamanya akan kemakassar bersama Tante Hana dan Dira namun dia tidak mengetahui kalau mamanya akan tiba hari ini di Makassar

Taxi membelah keramaian jalan kota Makassar, menuju ke salah satu perumahan metro Tanjung bunga.

Saat melewati salah satu universitas negeri ternama di kota Makassar "Tante kak Rustam mengajar di kampus ini" dan menunjuk gerbang masuk yang ada di sebelah kanannya

"Iya, makanya Dira menyiapkan diri dengan baik biar bisa lulus seleksi masuk di tempat kak Rustam ngajar. Nanti Tante minta kak Rustam untuk jadi tentor Dira" jelas Rahayu

"Makasih banyak Tante, yeah semangat" Hana hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Dira

"Nurut apa kata kak Rustam" pinta Hana

"Iya mamaku cantik"

Dira takjub dengan perubahan drastis dari kota Makassar, yang di gadang sebagai kota metropolis di wilayah Indonesia timur.

Akhirnya sejam lebih mereka bisa tiba di rumah Rustam akibat ada beberapa titik yang mengalami kemacetan.

Rahayu yang memang memegang kunci cadangan, mengajak adik ipar dan ponakannya masuk ke dalam rumah.

Dira langsung merebahkan tubuhnya disofa empuk milik Rustam

"Dira, bantu dong bawa barang-barangnya masuk" tegur Hana

Rahayu setelah menunjukkan kamar buat Dira dan Hana segera menuju dapur membuat minuman dan mengambil beberapa cemilan yang telah tersedia di rumah Rustam.

Karena terbiasa hidup sendiri semenjak kuliah, Rustam tak mempekerjakan asisten rumah tangga. Segala sesuatu urusan dalam rumah diaturnya sendiri

"Hana, Dira diminum dulu" meletakkan gelas dan cemilan di atas meja.

"Kok repot segala sih kak, nanti kalau kami mau bisa ambil sendiri kak" kata Hana

"Gak apa, kalian baru pertama kerumah ini. Nanti setelah hafal letak-letak dari rumah ini bisa kok kalian sendiri"

Akhirnya mereka duduk berbincang diruang keluarga sambil menonton TV

Rustam tiba di rumahnya dan melihat ada beberapa sandal wanita yang tak di kenalnya di depan teras rumahnya

Ceklek

"Tidak terkunci" gumam Rustam. Dan mendengar suara tawa dari arah ruang keluarga. Rustam berjalan mengendap-endap dan mengintip ke arah ruang keluarga

"Tante Hana, dengan siapa tuh?" Batinnya karena sudah lama tak berjumpa dengan Dira. Terakhir bertemu Dira saat Dira masih duduk di kelas 4 SD.

"Assalamualaikum" ucapnya dan ketiga orang tersebut langsung berbalik ke arah sumber suara

"Waalaikum salam" ucap mereka bersamaan

"ah... Kak Rustam", Dira berlari memeluk kakak sepupunya yang lama tak bertemu.

Rustam bingung ketika pulang mengajar, ada seorang gadis cantik bersama mama dan tantenya yang berlari dan memeluknya.

Rustam memegang kedua bahu Dira, " siapa sih ini ma" sambil menatap Andira dengan bingung

"Makanya kakak sering-sering pulang ke kampunglah. Kak Rustam tidak ingat aku?" Rustam hanya menggeleng

Kampung yang Dira maksudkan adalah kota palu tempat kelahiran mereka, dan tempat orang tuanya mencari nafkah.

"Itu Dira Rustam, anak Tante" jawab Hana

"Dira... Andira" tanya Rustam untuk memastikan. Andira mengangguk dan tersenyum malu-malu.

Rustam langsung menggendong Andira dan berputar, "ya Allah adikku, sudah besar. Bukan adik kecil lagi". Kemudian menurunkan Andira dan mencium pipinya bergantian.

"Ih...kak Rustam. Berhenti kak" .Rustam terkekeh dan mengacak puncak kepala Andira.

Rustam menggenggam tangan Andira dan membawanya duduk di sofa bersama tante Hana dan mama Rahayu. Dan terus mendekap Andira

"Kak ih... Lepas. Dira gak suka dipeluk" protes Andira

"Kakak kangen tau" sambil mencubit hidung Andira

"Rustam, Dira akan kuliah dikampus tempat kamu mengajar. Kebetulan Dira rencananya mau ambil jurusan yang sama tempat kamu ngajar nak" jelas Hana

"Serius Dira?" Tanya Rustam

"Iya kak, kan ada kak Rustam yang bisa ngajarin"

"Kamu mau tinggal bareng kakak dirumah ini?" Tanyanya lagi untuk memastikan

"Iya, Dira tinggal disini. Mama takut Dira kenapa-kenapa kalau harus ngekost." Ujar Rahayu

"Jagain adik kamu ya Rustam, Tante percaya kamu"

"Iya Tante" dan tersenyum sambil mengusap lengan Andira

Andira dan Rustam beda usia 14 tahun. Saat ini Dira berusia 18 tahun sementara Rustam 32 tahun. Dan masih betah melajang

" mama mau masak makan malam, kamu mandi sana Rustam terus temani Tante Hana dan Dira" ucap Rahayu pada Rustam

"Nanti Dira yang masak tante"

"Memang kamu bisa?" Tanya Rustam, seakan meragukan kemampuan Dira

"Ya biasalah. Dira sering ditinggal mama keluar kota pasti Dira bisa" jelasnya

"Ya coba sana, kakak ingin rasakan bagaimana sih masakan seorang Dira" dan berlalu menuju kamarnya

Dira segera menuju dapur setelah ditunjukkan letak dapur oleh Rahayu. Sementara Rahayu dan Hana masih asyik berbincang di ruang keluarga

Sehabis mandi Rustam menuju dapur

"Masak apa dek?" Tanya Rustam sambil mendekati Dira yang lagi asyik masak.

"Ih kakak, Dira kangen banget tau. Kakak tak pernah pulang" dan memeluk erat Rustam dan menyandarkan kepalanya di dada rustam. Rustam membalas pelukan Dira sambil mengelus punggungnya.

"Kakak juga kangen tau" sambil mencium puncak kepala Dira dan menghirup aromanya

"Tapi kenapa kakak gak pernah pulang sih" mendongakkan kepalanya

"Gak nyangka adik kecilku sudah gadis remaja" dan mengecup bibir Dira berulang kali. Dira dan Rustam hanya merasa biasa kalau mereka saling mencium bibir. Rustam masih mengingat kebiasaannya dulu ketika menjaga Dira kecil yang kala itu masih balita.

"Dira hati-hati dong. Nanti jatuh" ucap Rustam kala itu.

"Iya kak" dan berlari menuju pangkuan Rustam

"Dira mau gak kakak beliin es cream"

"Mau kak" kegirangan dan bertepuk tangan, berloncatan

"Tapi cium kakak dulu" Dira mengangguk dan mencium kedua pipa Rustam bertubi-tubi.

"Di sini Dira" menunjuk bibirnya. Dan Dira pun menurut. Karena gemesnya Rustam menci bertubi-tubi bibir Dira dan seluruh bagian wajahnya

"Yuk Dira, beli es cream" ajak Rustam

"Gendong kak" pinta Dira sambil menarik ujung kaos Rustam

Rustam langsung membawa Dira di gendongannya

Rustam masih menatap Dira, pangling dengan Dira. Rasanya baru saja kebersamaan dengan Dira sewaktu kecil, tiba-tiba Dira sekarang sudah tumbuh menjadi gadis remaja.

"Tuh masakannya nanti hangus Dira"

Dira melanjutkan masaknya

"Kakak bantu ya, mau?"

"Jangan ah, kakak duduk manis aja di situ."

"Buatin kakak kopi dong dek" pinta Rustam

Menguntai Serpihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang