9. KEMBALI KE RUTINITAS

864 62 3
                                    

OH IYA,... NOVEL AKU SUDAH TERBIT VERSI CETAKNYA "UNTAIAN DALAM DOA"

SILAHKAN LAKUKAN PEMBELIAN DI BUKALAPAK, SHOPEE, TOKOPEDIA DENGAN CARA CARI NAMA TOKO GUEPEDIA DAN JUDUL BUKU "UNTAIAN DALAM DOA". BURUAN BELI... ATAU BISA LANGSUNG BELI DI www.guepedia.com dan ini link pembeliannya https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MTI2NDQ=

atau ikuti petunjuk pembelian di bawah ini

atau ikuti petunjuk pembelian di bawah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUSTAM POV

Hari ini aku dan Dira kembali ke Makassar setelah sepuluh hari berada dikota Palu. Sebenarnya aku sudah pernah pulang ke Makassar tepat sehari setelah akad nikah di adakan dan aku kembali menjemput Dira. Aku tak ingin meninggalkan pekerjaanku terlalu lama, belum lagi urusan perusahaanku tak ada yang menghandle. Untung saja semua adminstrasi pernikahanku urusannya semua sudah selesai.

saat ini aku sudah berada di depan rumahku. Ku buka tasku mencari kunci rumah di dalamnya

"bagaimana kak?, sudah ketemu belum"' tanya Dira yang sedaritadi berdiri dihadapanku dengan gelisah

"belum" dan ku keluarkan semua isi tasku di atas meja

"hufft akhirnya ketemu"ucapku. setelah menemukan kunci tersebut terselip di antara buku-bukuku.

ku perhatikan Dira yang gelisah tak jelas mondar-mandir "kamu kenapa dek?"

"cepeten buka kak, Dira kebelet pipis nih" sambil melompat tak jelas dan aku hanya terkekeh melihat ulahnya

setelah pintu terbuka Dira langsung ngacir masuk ke dalam rumah dan meninggalkan barang-barangnya di ruang tamu. Aku duduk di ruang keluarga dan menyalahkan Tv kemudian menyandarkan tubuhku di sofa. Rasanya tak percaya sekarang aku sudah menjadi suami dari Dira. Beberapa menit kemudian Dira sudah selesai menyelesaikan hajatnya. dan mengambil kofernya yang seka/rang terletak di sofa sampingku.

"Dek mau kemana?". tanyaku setelah ku lihat Dira melangkahkan kakinya menuju kamarnya

"mau bawa ini kak ke kamar" sambil menunjuk kofernya. bawaan Dira memang banyak, setelah dia membawa hampir semua barangnya.

"Dek, kamu sudah jadi istri kakak. ngapain pisah kamar?. bawah barang-barang kamu ke kamar kakak" tegasku

Dira menyengir "lupa kak" kemudian berbalik ke Kamarku

"Dek, Habis itu tolong buatin kakak kopi ya". Dira hanya mengangguk kemudian ku buka lattopku untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda.

Beberapa menit kemudian

"kak ini kopinya" ucapnya dan menata cangkir kopi di depanku.

"kue dari tante Ayu mana kak?" kupandangi Dira dengan sorot mata tajam, apakah dia tidak sadar memanggil mama dengan sebutan tante. sementara dia sudah menjadi istriku. Tapi tampaknya Dira belum paham apa maksudku

Menguntai Serpihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang