Bersamamu

846 50 2
                                    


Yang mau baca cepat di KBM APP ya. Di sana sdh tamat

Happy reading
Jangan lupa vote nya

Selesai masak, Dira menata hasil masakannya di ruang makan. Semuanya telah berkumpul dimeja makan.

"Kelihatannya enak nih" kata Rustam dan mencomot ayam goreng yang di buat Dira.

"Dira gitu loh" membanggakan dirinya dan kedua ibu mereka hanya terkekeh

"Dira pintar banget ya masaknya, serius ini enak" puji Rahayu

"Siapa lagi yang masak dirumah kak kalau bukan Dira, aku kan sering keluar kota ngurusin kerjaan" jelas Hana

"Pintar kamu didik Dira Han" Dira hanya senyum-senyum sementara Rustam asyik menikmati makan

"Tante Hana, Dira itu sudah bisa nikah. Masaknya juga pintar pasti nanti pintar urus suami" ujar Rustam. Hana hanya tersenyum

Dira mencebikkan bibirnya "kakak aja yang duluan. Sudah tua tuh, nanti kadaluarsa loh. Cita-cita Dira masih panjang kak" Rustam langsung terdiam

"Dira!!!" Tegur Hana karena melihat raut wajah Rustam yang langsung berbeda

Sementara Rustam langsung menghabiskan makannya dan menuju ruang kerjanya. Rahayu dan Hana saling berpandangan dan Dira merasa bersalah. Matanya berkaca-kaca hampir menangis.

Rahayu mengelus lengan Dira menenangkannya "sudah Dira, jangan dipikirkan. Kakak kamu memang seperti itu kalau di singgung soal jodohnya. Tante juga gak tau kenapa"

"Jadi Dira harus bagaimana dong Tante?"

"Minta maaf sama sama kakak kamu, Rustam pasti maafin kamu" ucap Rahayu

Dira langsung menuju ke ruang kerja Rustam, Dira awalnya hanya mengintip di sela pintu yang terbuka sedikit. Dilihatnya Rustam bersandar di sofa dan menutup matanya dengan sebelah lengannya. Dira langsung menuju di sofa tepat disamping Rustam

Sambil mengungcang tubuh Rustam "kak maafin Dira ya" namun Rustam hanya diam.

"Kak maaf, Dira gak tau kalau kata-kata Dira menyakiti kakak. Maaf kak" namun Rustam tetap tak bergeming

Dira tak berhenti membujuk Rustam namun tangannya hanya di tepis Rustam. Akhirnya Dira menyerah dan menangis

"Hiks... Hiks... Hiks... Apa yang harus Dira lakukan agar kak Rustam mau maafin Dira" Dira terus menangis dan Rustam tetap diam.

"Baiklah mungkin kak Rustam mau Dira gak tinggal disini. Dira akan pergi kak" sambil terus menangis. Dira berdiri dari duduknya namun Rustam menahan tangannya dan mendudukkan di pangkuannya

"Sudah jangan nangis lagi" dan menghapus air mata Dira

"Tapi kakak mau maafin Dira?" Rustam mengangguk dan tersenyum

"Asal Dira jangan pergi tetap bersama kakak disini" Dira hanya mengangguk

"Tapi Dira jangan pernah bilangin kakak kadaluarsa lagi. Memangnya apanya kakak yang kadaluwarsa kalau kakak belum nikah?" Rustam menaik turunkan alisnya menggoda Dira.

Dira tersenyum malu dan menyembunyikan wajahnya dilekuk leher Rustam dan Rustam terbahak

"Hai... Lihat kakak dulu. Memangnya adik kecilku ini sudah ngerti soal yang begituan"

"Ih kakak" dan memukul dada Rustam

"Kakak hanya tanya loh, yang begituan. Memang yang begituan itu apa?"

"Itu Mr P kakak" jawab Dira malu-malu

Rustam terbahak "ya ampun adik kecilku, ngerti aja" dan mencium pipi Dira

Menguntai Serpihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang