1. Kelulusan

1.6K 70 2
                                    

Yang mau order novel untaian cinta untukmu bisa DM ke instagramku (nia_marola). Atau Chat 085396650009

______________________________

"Akhirnya selesai juga perjuangan kita disekolah ini" ucap Sinta sambil mengipasi wajahnya dengan buku

Hari ini cuaca sangat panas, Sinta, Andira, Prasetyo, Raka , dan Basir ngumpul di parkiran sekolah mereka setelah pengumuman kelulusan.

"Dira kamu jadi masuk fakultas kedokteran dimakassar?" Tanya Raka

"Rencananya sih seperti itu tapi aku punya pilihan kedua di teknik sipil kalau gak lulus di kedokteran" jawab Dira

"Duh... Kasian kamu Pras ditinggal Dira" ejek Basir dan mereka semua tertawa

"Lagian kenapa kalau ditinggal, kami kan hanya teman. Bagaimana Dira?" Sambil menaik turunkan alisnya menggoda Dira.

"Iya Pras sayangku. Kita teman....Hem..." Selanjutnya Dira hanya diam sambil memikirkan apalagi yang ingin dia katakan untuk menggoda Prasetyo "... Teman tapi mesra. Hahahaha...., Pasti kamu kangen aku nanti Pras. Aku yakin" sambil tertawa mengejek Pras. Dan wajah Pras kemerahan.

"Udah...udah... Jangan diledekin. Kasian tuh Pras. Wajahnya sudah memerah" dan Sinta langsung menyemburkan tawanya ketika menoleh kearah Pras dan diikuti yang lainnya.

"Kalian nanti lanjutin sekolah dimana?" Tanya Basir untuk mengalihkan pembicaraan

"Di sini saja. Aku terlanjur cinta dengan kotaku ini. Kota palu" jawab Raka

"Alah...bilang aja gak mau Pisah sama Sinta" dan mencibirkan bibirnya mengejek

"Tuh... Kamu tau" kata Raka. Dira hanya mendengus

"Jadi kalian semua gak ada yang keluar kota untuk kuliah?" Mereka mengangguk secara bersamaan.

"Yaa..." Dira kecewa

"Setiap liburan semesterkan kamu bisa pulang Dira" nasehat Pras

"Pastikan rasanya beda tanpa kalian" ucap Dira lagi dengan rasa kecewanya

"Yuk... Kita pulang aja, istrahat. Lagi ini panas banget." ajak basir dan semua menyetujuinya.

______________________________
Malam harinya dirumah Dira, Dira dan Hana ibunya lagi duduk santai di ruang keluarga usai makan malam sambil nonton.

"Mama"

"Hmm..."

"Kok cuma hemm... Sih ma" protes Dira

"Iya sayang, ada apa?" Mengelus kepala Dira

" Ma, setelah Dira terima ijasah Dira mau kemakassar ma. Daftar kuliah disana" kata Dira

"Terserah Dira aja. Yang terbaik buat Dira mama dukung yang penting kamu bisa jaga diri nak"

"Iya ma, rencananya Dira mau ambil kedokteran ma. Tapi gak apakan Dira mama tinggal sendiri di sini" khawatir Dira. Karena Dira adalah anak tunggal dan papanya sudah meninggal dunia sejak Dira masih kelas 1 SMA.

"Gak apa nak, disinikan banyak teman-teman mama. Dan lagian tetangga sudah seperti keluarga sendiri" jelas Hana kemudian terdiam sesaat

"Tapi mama gak sanggup bayarnya kalau Dira kuliahnya kedokteran. Bisa-bisa Dira putus tengah jalan kuliahnya. Ambil jurusan lain aja nak. Dira tau sendirikan bagaimana keuangan kita setelah papa tidak ada" Hana menghapus ujung matanya dengan jarinya karena cairan bening itu akan keluar

Dira memeluk mamanya," iya ma kalau gitu Dira ambil jurusan teknik sipil aja ma. Mama jangan sedih, doakan Dira disana dan Dira akan berusaha cari kerja sambilan"

"Fokus aja nak kuliahnya. Oh... Ya kebetulan kakakmu Rustam juga ngajar di teknik sipil, kuliah ditempat Rustam aja ngajar" usul Hana

Rustam adalah anak dari kakak laki-laki Hana yang bernama Ridwan. Ridwan adalah anak tertua dari 3 bersaudara. Adik-adiknya semua telah menikah hanya Rustam saja yang masih betah dengan kesendiriannya.

"Boleh juga tuh ma" senyum Dira

"Tapi ingat Dira harus tinggal dirumah Rustam, biar ada yang ngawasin Dira selama Dira di Makassar" tegas Hana

Dira cemberut" kok gitu sih ma. Dira maunya kost aja ma"

"Tidak boleh Dira, kamu anak satu-satunya harapan mama. Mama gak mau Dira kenapa-napa di sana. Kalau Dira tinggal bareng Rustam, setidaknya ada yang ngontrol Dira nak" tegas Hana kembali dan tak menerima penolakan

"Ya mama... Dira kan sudah besar. Sudah tau bedakan mana baik dan mana buruk ma" protes Dira

"Pokoknya mama gak mau terima penolakan. Ya atau tidak. Kalau tidak mau tinggal dirumah Rustam, artinya Dira kuliah di Palu aja"

"Iya deh ma, Dira gak mau lanjutin di kota ini ma. Sekali-kali dong Dira keluar kota biar gak di Palu terus, sekalian belajar mandiri"

"Ya gitu dong" dan mengelus puncak kepala Dira dengan sayang.

"Tapi ingat ya disana Dira gak bole tinggal gratis. Dira pengertian aja sendiri. Bersih-bersih rumah Rustam dan masak buat Rustam. Pokoknya keperluan Rustam atur semuanya"

"Dira jadi seperti istri kak Rustam aja kalau begitu" dan terkekeh

"Memang Dira mau jadi istri Rustam, mama atur nih sama Tante Rahayu dan nenek Dira" goda Hana

"Ih... Mama. Siapa yang mau dengan bujang lapuk seperti itu. Adik-adiknya saja sudah punya anak tapi kok kak Rustam belum nikah-nikah."

"Nungguin kamu Dira itu kak Rustam" goda Hana lagi

"Ih... Mama nyebelin. Itu kakak Dira ma"

"Iya... Iya... Gitu aja sudah marah. Kak Rustam itu belum ketemu jodoh aja. Doakan kak Rustam biar cepat ketemu jodohnya" kata Hana

Drrrt....drrrrt...

Telpon Hana berbunyi dan yang menelpon Rahayu mama dari Rustam

"Assalamualaikum kak ayu" sapa Hana dengan orang yang berada diujung telpon sana

"Waalaikum salam Hana"

"Ada apa kak?"

"Hana kakak mau berangkat ke Makassar Minggu depan, bagaimana kamu mau ikut?" Tanya Rahayu

"Boleh kak, sekalian aku ngantar Dira untuk kuliah"

"Dira mau kuliah di Makassar?"

"Iya kak, sekalian izin kak, Dira tinggal dirumah Rustam aja"

"Bagus kalau gitu biar ada yang temanin Rustam"

"Iya kak"

"Kalau gitu aku tutup dulu, mau kabarin kak Ridwan soal Dira"

Tut... Tut... Tut...

"Siapa ma?, Tante ayu ya?" Tanya Dira

"Iya Tante ayu, Minggu depan barengan Tante Ayu aja berangkatnya"

"Tante ayu mau ikut juga ma?"

"Tante ayu kan mau jengukin Rustam. Kangen tante ayu. Mama heran deh dengan tuh anak satu, kenapa gak pernah mau pulang ke Palu"

"Takut ketemu mantan kali ma, siapa tau kak Rustam punya mantan di sini dan udah nikah" ucap Dira

"Ah... Kamu ini Sok tau aja. " Hana dan Dira kemudian tertawa bersamaan.

"Sudah itu urusan Rustam, mama mau tidur besok kerja. Kamu kalau nonton jangan kemalaman"

"Siap mamaku cantik" kemudian mengangkat tangannya hormat kepada mamanya.

Hana berlalu menuju kamarnya sementara Dira melanjutkan nonton tv. Dira mengganti setiap channel tapi tak ada acara yang disukainya

"Mending aku nonton Drakor aja" dan mematikan TV kemudian memeriksa pagar, untuk memastikan sudah terkunci. Dan kembali masuk ke dalam rumah mengunci pintu, mematikan semua lampu kemudian berlalu menuju kamarnya untuk menonton Drakor

Happy reading jangan lupa meninggalkan jejak kalau sudah membaca & vomentnya

Pencet 🌟 nya ya




Menguntai Serpihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang