12. Mendung Terang

300 92 105
                                    

Ada yang salah di sini.

Seharusnya berteman tidak membawa pengaruh seburuk ini untuk suasana hatinya. Seharusnya berteman dapat membawanya bertemu dengan perasaan menyenangkan sama seperti saat ia bersama Rissa, Tama atau Saka.

Ini berbeda. Berbincang dengan Gilang dan Rika meski baru pertama kali justru memiliki efek buruk. Perasaan negatif saat ia mendengar bahwa mereka memiliki mimpi yang indah dengan rasa bangga. Memiliki orangtua yang mendukung tanpa menuntut. Sica justru terpuruk. Dan dengan menyakitkan gadis itu justru membanding-bandingkan kehidupan Gilang dan Rika dengan kehidupannya sendiri.

Entah karena Rissa terlalu pandai menjaga hati seseorang sehingga selama pertemanan mereka, Rissa tak pernah membahas hal-hal sensitif bagi Sica termasuk tentang sebuah impian. Entah karena Sica terlalu masa bodoh dengan Tama, sehingga apa pun yang tengah mereka jalani hanya sebatas membuat bahagia, melakukan sesuatu yang baru, tanpa tuntutan untuk mengetahui kehidupan pribadi. Entah karena Saka yang terlihat masih menjaga jarak (sebab Saka mudah menghilang dari jarak pandang Sica) hingga pertemanan yang coba mereka ikat sama sekali belum menemukan simpul yang kuat, berakhir dengan Sica yang tak tahu apa pun tentang Saka kecuali ibunya yang telah tiada dan ayahnya yang pergi.

Namun mengapa semua itu justru membuat Sica nyaman? Lalu mengapa secuil kehidupan Rika dan Gilang yang terbagi meski mereka tak terlalu mengenal justru membuat sakit? Apa definisi teman itu sebenarnya? Apakah jalinan Sica bersama Rissa, Tama, dan Saka bisa ia simpulkan sebagai teman?

Sica ingin keluar dari segala pertanyaan itu dan memilih berhenti. Kepalanya menoleh pada balkon di sebelah kiri sana. Kosong. Gelap. Sepi. Sila pasti bercanda. Gadis 14 tahun itu berkata bahwa Saka menunggunya di sini malam ini. Tapi rumah di sebelah bahkan terlihat seperti rumah yang tak berpenghuni meski lampu depannya menyala. Merasa ditipu, Sica pun memutuskan untuk mengambil ponsel dan memilih menghubungi Rissa untuk mengobrol. Tidak mengobrol biasa, Sica dengan segala keberanian mencoba menceritakan apa yang ia rasa semenjak pulang dari tempat les tadi.

Rissa menanggapi, "Seharusnya, Ca. Cerita temen-temen les lo itu bisa dijadiin motivasi biar lo semangat. Jangan banding-bandingin, itu nggak sehat. Ambil sisi baiknya, mereka les di sana buat ngewujudin impian mereka dan bikin orangtua bangga. Lo nggak mau bikin orangtua lo bangga?"

Pertanyaan macam apa? Siapa anak yang tidak ingin membuat orangtua bangga? Sica ingin. Sica ingin membuat Rafa bangga, tapi dengan jalannya sendiri.

"Mungkin kedengerannya gue sok tahu, ya, 'kan? Tapi coba lo terima dulu permintaan papa lo, sambil lo jelasin pelan-pelan apa mau lo. Jangan emosi, jangan kelihatan menuntut pengen dimengerti. Nanti, seiring waktu papa lo pasti ngelihat lo.

"Dan jangan bandingin hidup lo sama orang lain. Lo nggak tau, kalau di antara mereka mungkin punya masalah yang lebih besar dari yang lo pikirin." Hening sejenak. Sica menunggu masih dengan ponsel di telinga. Lalu Rissa terkekeh. "Gila, gue bijak banget!"

Sica melemaskan bahunya. Perkataan Rissa sama sekali tak membantu. Seolah-olah semua perkataan itu adalah angin lalu yang hanya memberi sejuk sejenak lalu rasa panas tiba-tiba menyerang.

Semua orang tentu punya masalah. Sica tahu dan Sica sadar. Ini bukan tentang kehidupan manusia yang tak pernah lepas dari masalah. Sica hanya ... iri. Kehidupan Rika dan Gilang .... Rissa tidak mengerti.

Sica memutuskan untuk mengakhiri percakapan setelah mengucapkan terima kasih entah untuk apa. Rissa mengiakan dengan membalas, "Okeee, selamat malam Sicayaaang."

Sica mengembuskan napas saat derit pintu berbunyi disusul kehadiran laki-laki dengan gitar putih dari balkon sebelah. Ponselnya ia kantongi di saku baju. Sica berusaha memastikan bahwa Saka yang baru saja duduk lesehan di atas balkon sebelah itu adalah kenyataan. Pemuda itu memangku gitarnya lalu menoleh. Ia tersenyum tipis. "Malam."

Satu Waktu Ketika RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang