32 : Party

272 20 9
                                    

Sore itu Deffan langsung menghantar Liza pulang sampai rumahnya, diperjalanan tidak ada pembicaraan sama sekali diantara mereka berdua. Keduanya diterpa keheningan hingga akhirnya mereka sampai didepan rumah Liza.

"Maafin gw ya Fan." ucap Liza merasa bersalah. Deffan pun menarik tubuhnya hingga menyentuh dada bidangnya lalu memeluknya

"Gapapa,gak usah dipikirin." balas Deffan sambil mengelus puncak rambut Liza

"Kamu gak marah?"

"Nggak ko,yang penting lo harus jauhin dia Za." ucap Deffan

"Gak usah dipikirin,gw gak marah. Inget bentar lagi ujian,belajar biar bisa lulus sama sama." pungkas Deffan langsung melepaskan pelukannya dan bersiap untuk pulang

"Gw duluan."

"Fan." Deffan pun melirik Liza lagi

"Ngomongnya 'aku,kamu' aja bisa ga si?" tanya Liza lugu

Deffan tersenyum dan mengangguk paham "Aku duluan."

"Hati hati Fan." balas Liza tersenyum senang

***

"Dari mana aja baru pulang?" ucap Tente Lita yang sedang membaca majalah didepan Tv

"Macet mah."

"Kamu pulang sekolah naik angkot apa lari marathon si? Liat,keringetan sampe basah kuyup kaya gini. Cepet mandi!" perintah Tante Lita

Liza pun langsung berlari menuju kamarnya sebelum ia terkena semprotan omelan dari mamahnya lebih lama.

Walaupun dia terlahir dari keluarga yang kaya raya, tetapi Liza selalu dituntut untuk tidak seperti anak orang kaya seperti biasanya. Dia dilatih untuk hidup mandiri,tidak boleh menghambur hamburkan uang bahkan tidak boleh membawa mobil pribadi sendiri jika bukan untuk acara pribadi.

Bagi mamahnya, Liza juga perlu bersyukur agar tidak takabur dengan kekayaan mamahnya. Mamahnya selalu mengingatkannya bahwa dulu juga mereka tidak hidup seenak ini.

"Kurang ajar banget tuh cowok main nyosor aja, dikira gw apaan coba? Untung Deffan baik banget sama gw,dia gak marah sama sekali,beruntung." gumam Liza yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bajuajjajaka

Drett... Dretttt...

Suara ponsel Liza pun berbunyi dengan segera dia mengangkatnya.

"Hallo?"

"Jangan lupa nanti malem,ke rumah gw ya. Eh,aku maksudnya."

Oh iya,mengapa Liza begitu pikun sekali. Malam ini kan dia harus pergi kerumah Deffan.

"Oke,nanti sekitar jam 8 malam aku kesana ya."

"Aku jemput."

"Eh,gak usah."

"Gapapa,kan gw pacar lo."

Liza pun tertawa kecil "Iyaiyaa."

"Nanti aku chat lagi ya."

"Iya sayang."

Nit. Telepon pun terputus

"Anjir,tadi dia bilang apa?" Gumam Deffan sambil tersenyum

My Boyfriend Is? [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang