7. Mengenangnya

15.9K 584 3
                                    

FULL BAB + BONUS HANYA ADA DI APLIKASI KBM.

...

Satu minggu setelah kepergian Adrian, Ratna masih mengenang lelaki yang sudah empat bulan lebih menjadi suaminya itu. Rindu benar-benar membuatnya frustrasi, hingga akhirnya ia hanya bisa menghilangkan sejenak di hati dengan memandangi album foto yang mereka miliki.

Menghela napas, Ratna lantas keluar dari kamar, memutuskan untuk kembali ke kampus dan bertemu teman-temannya, setidaknya ada Tari dan Inayah yang akan kembali memeluk jika ia kehilangan pegangan.

Orang tua dan kakak lelaki Ratna telah kembali tentu saja, mereka tinggal di kota lain yang cukup jauh dari tempat tinggal Adrian dan Ratna. Memutuskan untuk memesan taksi online, ia lantas berpamitan kepada sang mami.

"Mi, Ratna ke kampus dulu."

"Hati-hati, Nak."

Menutup pintu mobil, Ratna menyandarkan kepalanya.

Mami masih menangis, jilbab mami sampai basah gitu. Dalam batin Ratna bermonolog, menatap jalanan yang selalu ia lewati menuju ke tempatnya menimba ilmu.

Sesampainya di kelas, ia melihat teman-temannya yang mendatangi Ratna, masih berbelasungkawa dan memberikan semangat agar ia bisa menghadapi semua ini.

Tari dan Inayah memeluknya kembali, Ratna merasakan dadanya lantas berdesir merasa begitu sedih, kemudian ia mencoba mengendalikan diri dengan menghirup napas dalam. Di sampingnya ada Bagas yang datang mendekat, lelaki itu menepuk kepalanya agar ia tetap tegar.

"Guys, udah dong, kasihan Ratna sedih terus." Bagas memperingati, kelas juga sebentar lagi akan dimulai dan mereka pun duduk di kursi.

*

Dua minggu setalah Adrian tiada, Ratna yang masih bersedih memutuskan untuk tidur disepanjang akhir pekan ini. Ia mengambil ponsel dan membalas pesan yang masih terus datang, ya banyak teman-temannya yang terus khawatir dengan keadaan Ratna. Tersenyum tulus, ia pun membalas satu persatu.

Ketukan pintu terdengar, Mami memanggilnya dan menyuruh agar Ratna turun untuk makan malam.

Mereka semua sudah berkumpul, dan Ratna memandangi kursi kosong yang biasanya menjadi tempat Adrian di samping. Mengalihkan tatapan, ia melihat Shinta yang menyoroti dengan pandangan nanar. Mengerti sang ibu mengkhawatirkan Ratna, gadis itu lantas tersenyum untuk membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kak, besok bawa Ratna jalan-jalan, ya. Kasian Ratna di rumah terus belakangan ini." Mami berkata sedemikian, membuat Ratna tidak jadi menyendokkan udang saus asam manis ke mulutnya.

"Eh, gak perlu, Mi. Ratna udah biasa kok, Mi. Lebih enak di rumah biar santai." Gadis itu tertawa kecil dan mencoba menjelaskan bahwa dirinya tidak berniat untuk ke mana-mana.

"Santai apanya? Kamu bisa stres, Ratna. Benar kata Mami, sebaiknya jalan-jalan ke tempat wisata atau pantai mungkin? Ryu pasti mau nemeni Ratna." Papi pun menyarankan hal yang sama, pasalnya beberapa hari lalu ketika mereka memutuskan untuk menenangkan diri di vila, Ratna tidak mau ikut dengan alasan banyak tugas kuliah.

"Iya, Pi. Kapan-kapan Ratna jalan-jalan sama temen. Duh, Pi. Kasihan Kak Ryu kan ada kesibukan juga, mungkin Kak Ryu udah ada janji sama temen atau pacar? Ratna gak apa kok nanti sama temen atau malah sendirian."

Ryu yang duduk di samping Shinta sama sekali tidak menyahuti obrolan keluarganya, lelaki itu masih dengan tenang menyantap hidangan.

"Jangan kapan-kapan, Ratna mukanya udah murung terus, loh. Besok pokoknya jalan-jalan sama kakak, ya? Sudahlah, Kak Ryu itu jomblo abadi, mana ada yang mau sama dia mukanya jutek gitu." Shinta tertawa kecil, ketika melirik si sulung yang mulai makan dengan alis berkerut karena sedari tadi diperbincangkan.

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang