27. Di Toko Buku

12.5K 719 53
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^

Seperti yang telah dijanjikan, Ratna lantas mengajak Bagas yang kini berjalan santai dan tengah asik menyeruput teh kotaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang telah dijanjikan, Ratna lantas mengajak Bagas yang kini berjalan santai dan tengah asik menyeruput teh kotaknya. Lelaki itu menatap dengan pandangan bertanya, kemudian menyuarakan apa yang ada di benak. Ratna menjelaskan bahwa ia ingin Bagas lekas menghabiskan teh agar mereka memesan taksi.

Ratna tahu, bahwa Bagas tidak bekerja sambilan dan tidak terlalu sibuk hari ini, jadi ia memilih untuk mengajak menemani ke toko buku.

"Ke toko buku mana, Rat?" tanya lelaki itu. "Hahh! Gue lagi jadi kacung."

"Udah deh, anterin aja. Nanti gue beliin makanan."

"Sip lah!"

Mereka memesan taksi online dan lantas menuju ke toko buku terdekat, hari ini Bagas tidak membawa motornya karena tengah berada di bengkel, dan tidak mungkin juga berboncengan dengan wanita yang sudah menikah, bisa-bisa tidak enak hati dengan suami dari Ratna yang sering berwajah jutek dan terlihat menyeramkan.

Beberapa saat berlalu, mereka menginjakkan kaki di toko buku, Ratna lantas memasuki tempat tersebut dan langsung mencari buku yang sesuai, sedangkan Bagas mengunjungi rak komik yang berada di sudut ruangan.

Mendesah pasrah, Ratna mulai mencari. Ia menatap satu demi satu hingga menemukan buku yang ia cari, matanya berbinar dan lantas mengambilnya, kemudian berbalik untuk memberitahukan bahwa ia telah menemukan bukunya.

"Aduh!"

Ratna memegang hidungnya karena menabrak seseorang, kemudian menatap sosok yang berdiri di hadapannya itu.

"Kamu baik-baik saja?"

Bola mata Ratna terbelalak, ia mengenali suara tersebut.

"Alvian!" tebak Ratna, ia menatap lelaki yang lebih tinggi darinya dan tersenyum.

"Ratna."

"Ah, kita jumpa juga, ya. Bagaimana kabarmu, Alvian?"

Lelaki itu tersenyum singkat, kemudian menganggukkan kepala.

"Maafkan aku, karena waktu itu tidak sempat mampir."

Wanita itu tertawa kecil, menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa Alvian tidak perlu sedemikian rupa.

"Gimana skripsimu, sudah siap?" tanya Ratna, mereka berjalan bersama dan Alvian sepertinya mengikutinya saja.

"Sudah, tinggal wisuda sih. Nanti kamu datang saja, si cerewet juga datang."

Ratna tersenyum usil, Ratna tahu siapa yang dimaksud lelaki itu, tentu saja kakak perempuannya, di bayangan mereka Emma memang sangat cerewet.

"Nanti aku tanya suamiku dulu, deh. Soalnya gak enak juga kan kalau belum dapat izin."

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang