2. Menjadi Kekasih

25K 690 5
                                    

Menjadi Kekasih

Ratna dan Adrian masih duduk berdua di bangku taman, memandangi kolam yang berada di depan mata mereka. terlihat jagung dan sate berada di atas meja, baru saja diantarkan Samudera yang tiba-tiba mendatangi dua sejoli tersebut. Tangan Ratna memegangi gelas teh, untuk menghangatkan badan. Sesekali ia hanya mengembuskan napas dan menatap Adrian, lelaki itu terdiam sambil menyesap minumannya.

Merasakan kecanggungan, sekarang Adrian pun memulai percakapan untuk mencairkan suasana.

"Ada apa, Ratna?"

Alis Adrian mengerut karena menyaksikan gadis itu yang menggelengkan kepala sejak tadi, seperti bermonolog dengan dirinya sendiri.

"Ehehehe... ti-tidak kok, Kak Adrian," jawabnya dengan suara tawa canggung yang terlalu ketara.

Merasa ini adalah waktu yang tepat, Adrian pun mulai serius untuk mengatakan sesuatu kepada gadis di hadapannya.

"Ehm... Ratna," ucap Adrian dengan suara lembut, kemudian ia memegang dan membawa tangan Ratna tepat menuju dada kirinya. Ya, ke jantung Adrian. "Bisakah kamu dengarkan suara yang ada di sini, bagaimana menurutmu?" tanyanya kepada Ratna.

"Eh? Kak Adrian, detakannya kencang sekali." Saat ini, Ratna tak tahu wajahnya entah berekspresi bagaimana. Adrian secara terang-terangan menanyakan perasaan laki-laki tu kepadanya, apalagi bukan hanya jantung Adrian saja yang berdetak kencang, sebab sekarang Ratna pun merasakan hal yang sama.

Terdiam cukup lama karena mereka saling memandang, tiba-tiba suara Adrian kembali terdengar.

"Bukankah kita di dalam situasi yang sama, Ratna? Kamu juga merasakan jantungmu berdegub kencang, kan?"

Bibir sang lelaki membentuk senyuman, matanya menyipit dan lesung pipi di kanan dan kiri terlihat dengan jelas.

Sorot mata si gadis membesar, mendadak malu karena tertangkap basah sedang memperhatikan wajah Adrian dengan senyuman.

"Ke-kenapa bisa ta-tahu, Kak?" tanya itu terucap, selanjutnya hal yang lebih mengejutkan pun terjadi, Adrian membawa tangan yang awalnya berada di dada kiri, kemudian dipindahkan ke arah bibir, mengecup perlahan punggung tangan Ratna dengan lembut, seperti seringan bulu.

"Kak?"

Tentu saja, Ratna terbelalak, bibirnya pun menganga karena melihat hal yang sama sekali tidak ia perkirakan.

Menghela napas, kemudian mengeratkan genggaman tangan kepada Ratna, Adrian kini menatap mata sang gadis yang wajahnya tengah memerah.

"Jadilah kekasihku, Ratna! Aku sangat menyukaimu," pernyataan Adrian pun lantas disambut dengan anggukan kepala oleh sang gadis dan dibalas dengan senyuman hangat lelaki berlesung pipi.

Sepasang kekasih baru kini memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di taman belakang, mereka masih tetap berpegangan tangan, bercanda sesekali dan menyantap sate yang terasa mulai mendingin karena angin malam yang terus mengembus. Beban Adrian lepas seketika, sebab perasaannya telah disambut sang kekasih.

*

Setelah hampir setahun lebih berpacaran, akhirnya Adrian serius kepada Ratna mengenai hubungan mereka dan berniat meneruskannya hingga ke jenjang pernikahan. Terbukti ketika Adrian mulai mengajak Ratna ke rumahnya untuk memperkenalkan gadis itu dengan anggota keluarga. Ratna terlihat gugup disepanjang jalan menuju kediaman Renarta, dan kegugupannya semakin menjadi-jadi ketika mereka telah sampai di tempat tujuan.

"Ratna, tenanglah. Coba pejamkan matamu, lalu hirup dan hembuskan napas dengan pelan dan teratur." Sambil tersenyum, Adrian mencoba mengusir kegugupan yang sedang menimpa gadisnya.

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang