26. Mertua

13.9K 731 37
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^

Siang hari di rumah kediaman orang tua Ratna, seperti yang telah diinformasikan, Samudera datang dengan membawa oleh-oleh untuk keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari di rumah kediaman orang tua Ratna, seperti yang telah diinformasikan, Samudera datang dengan membawa oleh-oleh untuk keluarganya. Perempuan yang sekarang telah dinikahi Ryu, lantas kita terlihat mendekat dan mencari tahu buah tangan apa yang dibawa lelaki sulung dari keluarga ini. Kadang kala Ryu berpikir, bahwa Ratna memang terlihat kekanakan, mungkin karena wanita itu adalah bungsu.

Ratna mondar-mandir karena disuruh ibunya untuk mengambil piring, satu kotak martabak kesukaan sang papa akan dipindahkan dan dibawa ke meja untuk disantap bersama. Beberapa camilan lainnya pun kini dipindahkan ke dalam toples, seperti dodol dan juga keripik pisang. Ryu tahu, istrinya menyukai segala makanan yang terasa lezat di lidah. Entah bagaimana, untuk ukuran perempuan seperti Ratna, istrinya itu tidak mudah untuk bertambah berat badan.

"Ratna, berikan kepada suamimu dahulu, kamu langsung santap saja." Ibunya menasihati, hari minggu yang cerah ini, menjadi lebih ramai dengan kedatangan Samudera.

"Iya, Ma."

Mengambil piring lagi, Ratna memindahkan beberapa camilan dan berdiri untuk membawakannya kepada Ryu yang sedang duduk dan membaca majalah masak memasak.

"Kak, jangan lupa dimakan, ya." Wanita itu tersenyum lebar, tahu bahwa suaminya tidak suka makanan yang terlalu banyak gula dan kurang sehat.

Ryu hanya menatap istrinya, belum sempat mengatakan apa pun, wanita itu telah meninggalkannya lagi untuk bergabung bersama keluarganya. Menghela napas, Ryu lantas memutuskan untuk menyelesaikan bacaan terlebih dahulu.

Duduk di salah satu sofa tunggal di dekat Ryu, Samudera memperhatikan lelaki yang telah menjadi adik iparnya ini. Sangat kontras dengan Adrian tentu saja, apalagi sifat Ryu yang cenderung tidak banyak bicara dan wajahnya juga datar.

Mereka tadi telah bersalaman untuk bertukar kabar, tetapi seperti yang ia kira, Ryu kembali menyibukkan diri dengan membaca majalah tersebut.

"Gimana restoran keluargamu, Ryu?" tanya Samudera, lelaki itu menyesab teh setelah berbicara.

Berdeham, Ryu lantas menurunkan majalah dan menaruhnya di meja nakas.

"Ya, lumayan."

Diam-diam Samudera menghela napas karena melihat perbicaraan mati ini. Sebab, Ryu hanya menjawan dan sama sekali tidak berbasa-basi.

Melihat Ryu dan Samudera yang terkesan kaku, Ratna pun tertawa kecil dan memutuskan untuk bergabung. Wanita itu lantas duduk di sandaran tangan sofa yang diduduki suaminya. Lengannya diletakkan di bahu Ryu dan sekali-kali Ratna menyandarkan badan dan kadang menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.

"Kak, kalian kaku banget tahu. Santai aja, gitu."

Menolehkan wajah, Ryu lantas menatap Ratna dan mengatakan bahwa ia memang bukan tipe yang akan membicarakan apa saja jika bersama seseorang, apalagi tidak terlalu dikenal.

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang