Risky POV
Muhammad Risky Sudirman nama yang indah. Aku lahir di Jakarta, 2 Februari 2002. Aku pindah ke Semarang sejak kelas 8 SMP. Aku pindah karena Ayahku ditugaskan disini. Aku bersekolah di SMK Garuda Nusantara, kelas 11 MM 1.
Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku bernama Marshanda Indri Azzahra. Beda dua tahun denganku. Kami sering bertengkar saat kecil. Bertengkar soal hal-hal sepele. Namun, dia selalu mendukung hobiku, yaitu bermain sepakbola.
Bermain sepakbola adalah hobiku sejak kecil. Awalnya cuma bermain-main saja, tapi lama kelamaan malah jatuh cinta. Aku masuk ditim sepakbola SMK Garuda Nusantara yaitu Gatara, berposisi sebagai seorang kiper. Jarang masuk tim inti sih, tapi semangatku untuk mewujudkan impianku untuk menjadi pemain bola profesional tak akan pernah surut. Masuk tim Gatara adalah awal dari karirku, aku harus banyak berlatih. Ditim Gatara aku mempunyai banyak teman, ada juga yang satu kelas denganku ada David, Brylian, dan Zico.
Dari ketiga temanku itu aku paling dekat dengan Brylian. Kami berempat selalu bersama-sama, melanggar aturanpun bersama-sama. Sudah banyak aturan yang kami langgar, tapi kami tidak pernah kapok dengan teguran maupun skors dari guru BK. Kami memang terbilang nakal dan tidak patuh pada aturan. Tapi kalau dilapangan kami selalu mematuhi apa kata Coach Fakhri kami selalu melakukan perintahnya.
Bisa dibilang anak-anak Tim Gatara adalah siswa yang nakal. Tapi prestasinya luar biasa, jika dibandingkan dengan ekskul yang lain. Kami siswa yang populer disekolah, kami dikenal didalam sekolah maupun diluar sekolah. Banyak siswi yang mencoba mendekati kita, tapi ya seperti itu kita jual mahal, hehe.
Walaupun kami nakal dan prestasi akademik kami kurang. Tapi kami berprestasi dibidang sepakbola. Banyak sekali juara yang kami berikan kepada SMK Garuda Nusantara dari dunia sepakbola. Kami bangga dengan prestasi yang kami berikan.
Sudah lama aku dan teman-teman tidak latihan, dikarenakan Coach Fakhri sedang keluar kota untuk beberapa bulan. Oleh karena itu, kami sering latihan sendiri tanpa ditemani pelatih dan official.
~~~~~
Fajar telah tiba, walaupun kegelapan masih mendominasi. Namun sinar mentari mampu mengusir kegelapan itu. Sebuah sinar dari ufuk timur menyambutku dengan senyuman. Udara dingin masih terasa membuatku malas untuk bangun.
Suara alarm membuatku terperanjat dari tempat tidurku. Menggeliat malas, dengan mata belum terbuka dengan sempurna. Nyawaku belum terkumpul. Namun, aku memaksa untuk bangun.
Keluar dari kamar, dengan tubuh yang masih lunglai. "Pagi, Bun. Pagi, Kak", ucapku dengan suara malas. "Pagi, Dek. Nggak biasanya berangkat pagi. Mau ngapain? Apel gebetan ya???", tanya Kakakku menggoda mencubit tanganku.
"Apaan sih, Kak. Gak jelas banget. Gw berangkat pagi mau ngerjain PR tau", jawabku menerima plototan dari Bunda. "Orang yang lain ngerjain PR dirumah, kamu disekolah. Itu namanya PS bukan PR, Ky", ledek Kak Sha sambil memasukkan sepotong roti ke mulutnya.
"Bun, Iky berangkat dulu ya". "Nggak sarapan dulu, Ky?", tanya Bunda. "Enggak, Bun. Sarapan dikantin sekolah aja. Wassalamualaikum, Bun, Kak Sha", jawabku keluar rumah. "Waalaikumsalam", jawab Kak Sha dan Bunda bersamaan.
Aku mengendarai motor kesayanganku, mengenakan helm sesuai aturan berkendara. Menyusuri jalanan yang masih sepi hanya suara knalpot motorku yang terdengar.Sesampainya disekolah, aku memarkirkan motor lalu berjalan menuju kelas. Dengan semangat yang membara aku berjalan menyusuri lorong, melewati beberapa kelas, dan akhirnya sampai dikelasku juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Goalkeeper
ФанфикAwal mulanya berjalan lancar-lancar saja Sampai pada akhirnya beribu ribu cobaan datang menghadang Mencoba merusak dan menjadi orang ketiga Entah mereka akan sanggup atau tidak Yang jelas mereka ingin semuanya bertahan tanpa ada kata perpisahan S...