Bagian#9

50 5 0
                                    

Anisa POV

Senja mulai menampakkan dirinya. Perpaduan indah dari langit yang biru dan senja yang jingga.

Aku hari ini lelah sekali setelah seharian berkeliling membeli buku.  Entah kenapa pikiranku sibuk dengan bayangan bayangan tentang dia.

Aku merebahkan badanku dikasur. Ingin tidur rasanya karena lelah. Baru memejamkan mata beberapa detik. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku menggapai ponselku yang ada di atas meja samping tempat tidurku.

1 pesan dari 081234567000

"Dari siapa si?! Udah malem juga?! Mana nomernya gak dikenal?!", gumamku kesal.

Saat aku buka ternyata pesan itu dari...

081234567000

P
Gw Risky

"Ha? Edan?! Beneran nih dia chat?! Astaghfirullah mimpi apa gw?! Tenang Nisa tenang, lo gak boleh seneng dulu?! Jawab dulu pesannya?! Jangan cuek-cuek?! Jadilah cewe yang sopan dan manis?! Biar dia klepek - klepek sama lo?!", gumamku bicara pada diriku sendiri.

Risky😴

P
Gw Risky

Iya😊
Gw Nisa
Dapet nomer gw dari mana?

Dari temen lu, si Cecen

Ooo gitu ya

Eh kenapa belum tidur?

Tadi mau tidur tapi hp bunyi takut penting ya gw buka lah. Eh ternyata malah elu😴

Ganggu ya?
Ya udah tidur sana
Jangan begadang
Malam manis😝

Iya ganggu banget😂
Iya²
Apaan si, gak jelas😪

Haha😂
Biarin gak jelas yang penting kamu suka😂

Idih PD banget lu jadi orang😪
Udah agh gw mau tidur😪

Iya², Malam Nisa😊

Malam kembali Ris😝

Entah kenapa perhatian kecil darimu membuatku bahagia. Sederhana mungkin dan hanya melalui Whatsapp saja tapi itu sangat berarti untukku.

"Selamat malam Ris, sampai ketemu besok?!", ucapku memejamkan mata.

💙💙💙

Mentari menyambutku dengan senyuman indahnya. Udara mengembuskan angin dengan tenangnya. Hari ini rasanya aku semangat sekali untuk sekolah. Entah kenapa ada satu hal yang ingin segera ku temui. Siapa lagi kalau bukan dia?!

"Pagi, Ma, Pa, Mas?!", ucapku dengan senyuman mengembang sedari tadi dibibirku.

"Pagi, Dek. Tumben semangat?!", kata Mas David dengan nada meledek.

"Opo si, Mas?!", kataku menyubit lengannya.
(Apa si, Mas)

"Aww, lara to dek?!", ucapnya meringis kesakitan.
(Aww, sakit dek)

Mama dan Papa hanya bisa tersenyum melihat kelakuan kedua anaknya ini. Mungkin mereka pasrah atau lelah menghadapi kelakuan kamu setiap hari.

My Perfect GoalkeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang