Anisa POV
Sudah genap satu tahun kami pacaran. Semakin hari semakin dekat saja. Sekarang aku sudah kelas 11 dan dia kelas 12. Sebentar lagi dia lulus aku tak sanggup jauh darinya. Tapi dia selalu berkata bahwa dia akan selalu menjaga diriku.
"Dek, ada Risky tuh di depan?!", teriakan Mas David membuatku sadar dari lamunanku.
"Iya, Mas. Bentar?!", kataku membenarkan hijabku.
Aku menuruni tangga. Dan melihat Risky sedang duduk disofa.
"Sore, udah lama ya?", sapaku disertai dengan senyuman manisku.
"Sore juga, baru dateng kok?!", ia memandangku dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kenapa? Jelek ya?", tanyaku heran dengan tatapnya.
"Enggak cantik kok", ia tersenyum padaku.
"Ayo berangkat?! Mas, Nisa berangkat dulu ya?! Bilang sama Mama Papa kali Nisa pergi nonton Timnas?!", teriakku pada Mas David yang sibuk dengan ponselnya.
"Iya, jangan pulang malem-malem nanti Mas nyusul?!".
Akupun pergi dengan Risky. Suara bising knalpot motor menemani perjalanan kami. Aku dan Risky memutuskan untuk merayakan annive kami dengan menonton final AFF timnas.
Kali ini Timnas akan berlaga di Stadion Jati Diri. Timnas akan melawan negara Gajah Putih Thailand. Sebenarnya aku merasa takut untuk pergi nribun. Tapi Risky berhasil meyakinkan ku bahwa aku akan aman disana. Dia akan menjaga ku.
⚽⚽⚽
Kami sampai di Stadion Jati Diri. Risky yang sudah membeli tiket jauh jauh hari. Mengajakku untuk langsung menuju tribun. Kami duduk diantara suporter Indonesia lainnya.
Pertandingan pun dimulai. Aku sangat tegang menonton pertandingan tersebut. Dilihat dari permainan tim Thailand yang kasar membuatku ngeri sendiri.
Risky menggenggam tanganku meyakinkan ku bahwa Indonesia akan menang sore ini. "Udah berdoa aja?! Aku yakin Indonesia akan menang?!". Aku membalasnya dengan senyuman.
Peluit tanda berakhirnya babak pertama pun berbunyi. Disaat para pemain sedang menyiapkan diri mereka seluruh suporter Indonesia sibuk menyanyikan lagu chant suporter. Dengan semangat dan sisa tenaga mereka. Aku bisa melihat besar harapan mereka untuk melihat Indonesia menang sore ini. Apalagi kali ini lawan Thailand . Kalo sampai kalah suporter negara tetangga akan menjatuhkan nama Indonesia. Bukan suporter Thailand melainkan suporter Malaysia. Entah kenapa mereka yang banyak bicara ketika Indonesia kalah dalam sepakbola. Padahal Indonesia bukan lawan mereka dan Indonesia kalah bukan karena mereka.
Entah sejak kapan Malaysia jadi rival. Katanya satu rumpun? Tapi nyatanya apa? Banyak sekali suporter yang bisa disebut provokator ingin memecah belah pertemanan dua negara ini. Aku tidak habis pikir dengan mereka yang tega seperti itu.
⚽⚽⚽
Peluit babak kedua pun berbunyi. Skor masih 0-0 belum ada yang pecah telur kali ini. Sampai akhir pertandingan skorpun masih 0-0. Akhirnya adu penalti pun harus dilakukan.
Penendang pertama diambil oleh kapten tim Thailand dan akhirnya gol. Penendang pertama dari Indonesia juga berhasil menyamakan kedudukan. Penendang kedua dari Thailand gagal mengeksekusi penalti. Harapan suporter Indonesia semakin besar. Penendang kedua Indonesia bersiap melakukan penalti dan berhasil. Penendang ketiga Thailand berhasil membobol gawang Indonesia. Indonesia pun mampu membobol gawang Thailand melalui penendang ketiga. Penendang keempat Thailand juga mampu membobol gawang Indonesia. Penendang keempat Indonesia juga berhasil membobol gawang Thailand. Penendang terakhir Thailand menentukan siapa yang akan menjafi juara sore hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Goalkeeper
FanfictionAwal mulanya berjalan lancar-lancar saja Sampai pada akhirnya beribu ribu cobaan datang menghadang Mencoba merusak dan menjadi orang ketiga Entah mereka akan sanggup atau tidak Yang jelas mereka ingin semuanya bertahan tanpa ada kata perpisahan S...