Bagian#8

41 5 0
                                    

Untuk sekarang
Aku akan berjuang
Masalah dihargai atau tidaknya
Urusan nanti?!
~MRS~

Risky POV


Pagi telah tiba. Mentari masih malu untuk menampakkan dirinya. Udara pagi yang sejuk nan dingin. Membuatku semakin manja dengan gulingku. (apasi author gaje maapin😅)

Tapi aku tetap bangun pagi hari ini. Aku bangun dengan langkah lunglai berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Lalu menunaikan ibadah sholat subuh.

Setelah itu, aku mandi. Lalu bersiap siap untuk sarapan dan berangkat sekolah.

"Pagi, Bun, Yah?!", ucapku semangat.
"Pagi, Ky. Tumben semangat banget?", tanya Ayah membaca koran.

"Iya dong, Yah?! Kan mau ketemu gebetan?!", jawabku mendudukkan bokongku dikursi sebelah Ayah. Tapi Ayah hanya melihatku dan tersenyum.

"Masih kecil, kok punya gebetan?! Mikir sekolah dulu?! Sekolah yang bener, baru nyari gebetan?!", suara itu muncul dari arah tangga.

"Ka indri sirik ya?! Makanya ka, jangan kelamaan jomblo?! Nyari pacar sono?!", kataku menggoda Ka Indri.

Setelah sarapan akupun bergegas berangkat. Sebelum berangkat aku berpamitan dengan kedua orang tua ku dan Kakakku.

Gw harus berjuang. Apapun yang terjadi dia harus jadi milik gw?!

Kata-kata itu yang selalu terlintas dipikiran ku. Setelah aku melihatnya marah kemarin. Setelah ku lihat-lihat dia manis juga.

Nggak baikkan kalo musuhan terus. Lebih baik, baikan syukur-syukur malah jadian. Oke mulai sekarang gw harus baik sama dia. Semangat Risky, batinku.

Sebenarnya aku bingung dengan perasaanku. Tapi aku yakin kalo aku suka dengan dia. Jadi sekarang aku harus berjuang untuk mendapatkannya.

💙💙💙

Bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Aku tidak fokus dengan materi yang diajarkan. Pikiranku fokus pada dia. Ya, dia siapa lagi kalo bukan Nisa.

Aku berniat untuk mencari tau tentang dia dari David.

"Eh, Ten?!", kataku menepuk bahunya.
"Apaansi?! Ngagetin aja?!", katanya terkejut.

"Gw mau nanya nih?! Boleh nggak?". "Nanya apaansi?! Diem napa orang lagi pelajaran juga?! Nanti aja nanyanya?!", jawabnya ketus.

Gagal deh, cari tau soal dia, batinku kecewa.

Bel istirahatpun berbunyi

"Jangan pada kekantin dulu?! Kita disuruh kumpul sama Coach Fakhri?! Katanya mau bahas soal pertandingan ujicoba?!", kata Kapten mendapat anggukan dariku, Zico, Bry.

My Perfect GoalkeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang